26.7 C
Jakarta

Hubbul Wathon Minal Iman sebagai Representasi Keutuhan NKRI

Artikel Trending

KhazanahHubbul Wathon Minal Iman sebagai Representasi Keutuhan NKRI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sejarah tak lepas dari kehidupan manusia, Indonesia telah merdeka sekitar 74 tahun yang lalu setelah dijajah oleh bangsa asing. Tentu, hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilalui oleh para pahlawan bangsa yang rela menumpahkan darahnya di medan perang demi terwujudnya kemeredekaan NKRI (bangsa Indonesia).

Lagi-lagi perjuangan tersebut bukanlah yang mudah dilalui para pahlawan dalam melawan dan mengusir para penjajah, sebab taruhannya adalah nyawa. Namun, hal itu tidak membuat semangat para pahlawan menjadi surut. Akan tetapi, tujuan yang utama bagaimana agar bisa memerdekakan negara tercinta apapun resikonya yang akan diterima.

Generasi saat ini sudah seharusnya untuk meneruskan para pejuang di masa lalu dengan tetap menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia. Mengingat sekarang, di negara ini sering terjadi pertentangan satu sama lain. Sehingga, mampu menimbulkan perpecahan. Entah itu, beda paham, pilihan politik, dan terkait pemerintahan. Bahkan, serangan berita hoax yang sangat masif disebar luaskan. Tentu saja, komponen yang terlibat adalah dari seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali harus turut andil dalam menjaga keutuhan negara.

Mencintai NKRI

Cinta tanah air bukan hanya sekedar kata yang tak bermakna. Lebih dari itu, harus diimpelementasikan dalam kehidupan sehari-hari harus ditanamkan sejak dini. Tanah air bukan hanya tempat di mana seseorang itu dilahirkan. Akan tetapi, sebagai tempat untuk menetap, dan menjalankan aktivitas kehidupan. Sehingga, segala sesuatu yang bertendensi membuat tempat tinggal tidak aman apalagi mengusik ingin memecah-belah NKRI.

Untuk itu, kita wajib untuk menentang sebagai bentuk pembelaan dari prinsip hubbul wathan minal iman. Yang dicetuskan oleh ulama yang sukses mendorong semangat nasionalisme rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kedaulatan negara. Tatkala berhadapan dalam mengusir kolonial para penjajah. Yaitu, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.

Mengutip Abdul Mustaqim bahwa “membela negara termasuk dalam kategori atau bagian dari hifzh al-daulah (menjaga negara). Hal ini sebagai akses untuk merealisasikan tujuan-tujuan syariat atau bahasa agamanya Maqashid syari’ah. Paling tidak, sebagai upaya menolak mafsadah/kerusakan mengutamakan kemaslahatan umat dalam kehidupan beragama dan bernegara.

BACA JUGA  Memaknai Toleransi Beragama dan Menyudahi Radikalisme

Semua memiliki kewajiban untuk menjaga keutuhan NKRI, dan bersuara membela hak adalah kewajiban bersama demi mencapai tujuan bersama menyejahterakan masyarakat. Akan tetapi, perlu ditempuh dengan cara-cara dewasa tidak berafiliasi hingga menyebabkan kerugian, kerusakan bahkan korban jiwa. Beberapa hal yang harus dijaga bersama sebagai bukti cinta pada tanah air adalah menjaga keutuhan negara Indonesia.

Representasi dari Hubbul Wathan Minal Iman

Jangan sampai merusak alam, tugas kita bersama harus menjaga segala kekayaan alam termasuk lingkungan sekitar, termasuk menjaga kedaulatan negara dari segala bentuk serangan dari kolonialisme penjajahan. Orang yang cinta pada tanah air pasti akan sangat menjaga tanah airnya merawat ideologi negara dari segala bentuk yang akan menghancurkannya.

Menjaga keutuhan NKRI dan kedaulatan rakyat sebagaimana dalam al-Qur’an Allah berfirman “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS: al-Hujurat:13).

Indonesia terdiri dari suku, bangsa, agama, dan ras. Yang berbeda-beda atau negara yang multikultural inilah yang harus dipertahankan dan dijaga antar sesama dalam mewujudkan kebinnekaan guna mencapai persatuan dan tetap utuhnya antar bangsa meski berbeda tetapi sejatinya kita semua adalah saudara. Dan tidak boleh saling menyakiti harus tetap saling menghargai menjaga hubungan baik serta menjunjung tinggi solidaritas antar sesama sebagai bentuk representasi hubbul wathan minal iman.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru