33 C
Jakarta

HT(I) Serukan Khilafah di Atas Konflik Palestina

Artikel Trending

Milenial IslamHT(I) Serukan Khilafah di Atas Konflik Palestina
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Konflik Palestina dimanfaatkan HT (Hizbut Tahrir Internasional) untuk menyerukan tegaknya khilafah. Bagi HT, konflik-konflik itu terjadi karena tidak adanya khilafah yang benar-benar berdikari di muka bumi.

HT memainkan narasi “konflik” dan “kekalahan” umat Islam sebab tidak tegaknya khilafah. Maka momentum konflik Palestina kali ini, dimainkan sedemikian rupa olehnya. Tujuaanya jelas, untuk mendiskreditkan sebagian muslim, pimpinan, sistem negara, dan para penyokong negara bersistem demokrasi tersebut.

Tujuan yang lain, tempelan konflik Palestina, HT menyerukan khilafah untuk ditegakkan. Bermacam-macam tema dan narasinya, tetapi poin utamanya mereka: “jika dunia ingin aman, tegakkan khilafah”. Sebuah kemustahilan. Dan mereka sebenarnya menjauh dari masalah dan konflik yang sedang melanda.

Alwaqiyah TV Alat Menyebarkan Khilafah

Kita bisa cek di channel resmi HT: AlwaqiyahTV. AlwaqiyahTV ini adalah akun resmi yang dikelola oleh Lajnah I’lamiyah (Biro Penerangan dan Media) yang bertanggungjawab langsung kepada Atha Abu Rustha, sang Amir HT.

Di AlwaqiyahTV ini, hampir rata-rata permainan narasi mereka sama. Menurut mereka, kekalahan demi kekalahan muslim, akibat dari banyak muslim yang tidak menerima keberadaan khilafah. Bahkan problem dan gempa-gempita dunia yang melanda alam semesta jagat ini, menurutnya, sebab murka Allah karena tidak tegaknya khilafah di dunia.

Melalui akun AlwaqiyahTV, HT bebas berekspresi. Mereka menyebarkan gagasan, pesan-pesan, pemikiran, perekrutan, dan propaganda. Ragam apa saja yang menimpa dunia, seperti Palestina kini, mereka bergerombol untuk memainkan narasi yang seolah-seolah kejadian tersebut harus dan solusinya adalah khilafah.

Konflik pun tersingkir dan menjadi silir. Empati kemanusiaan terbuang akibat membabi buta sekadar memperjuangkan khilafah. Palestina yang kini menderita akibat serangan roket dan rudal Israel hanyalah topik kecil dijadikan momentum untuk mengobral narasi khilafah. Bagi HT, bila ada orang yang masih bisa mengucapkan “khilafah”, berarti mereka masih hidup. Dan berpotensi menang.

Benarlah. HT masih hidup. Dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) juga masih hidup. Empat hari yang lalu, di channel Youtube ALWaiyahTV, para juru bicara Hizbut Tahrir seluruh dunia bergerombol menarasikan khilafah dan saling mendoakan amirnya untuk tetap sehat dalam menjalankan amal baktinya yang bagi mereka sudah “ditetapkan”.

BACA JUGA  Menakar Jebakan Isu Pemilu Curang dari Kelompok Ekstrem-Radikal

Ismail Yusanto Mengaku Juru Bicara HTI Indonesia

M. Ismail Yusanto juga hadir mengucapkan sapatah kata. Dia berani dan Ismail tetap mengaku menjadi juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia di channel milik HT Internasional itu. Jika Ismail berani mengatakan demikian, berarti Hizbut Tahrir Indonesia, ormas terlarang teranggapnya masih hidup.

Berarti M. Ismail Yusanto tetap tidak mengakui pelarangan HTI oleh Pemerintah Indonesia. Di dadanya, HTI masih hidup dan merdeka. Karena ideolog HTI tidak mengakui Indonesia negara Pancasila, maka sungguh jelas M. Ismail Yusanto berkhianat terhadap Indonesia. Apa sangsi kepada penghianat negara? Kalian pasti tahu jawabannya.

Di Indonesia, selain M. Ismail Yusanto, masih banyak aktivis HTI yang berani tampil mewartakan khilafah. Ada nama Suteki, Daniel M Rasyid, dan Fika Komara, dan lain-lain. Mereka balik-balik menjadi narasumber internasional di channel Youtube ALWaiyahTV, atau di channel milik HTI sendiri: Khilafah Channel.

Sedang di bagian negara lain, ada nama Ahmad Al-Qossos (Jubir HT Lebanon), Al-Wahwah (Jubir HT Australia), Usman Abu Khalil (Jubir HT Sudan), dan lain-lain. Mereka tetap kukuh seperti baja, memandangi cakrawala bahwa dunia tak mungkin selesai kalau bukan khilafah sistemnya.

Konflik Palestina Dijadikan Tempelan

Kejadian konflik Palestina hanya menjadi tempelan basa-basi semata oleh pihak HT. Dahaga berkuasa lewat jalan khilfah masih ditempuh meski menghilangkan akal sehat mereka. Bagaimana mungkin, ketika Palestina sedang berduka, mereka masih sibuk mempromosikan khilafah. Artinya, mereka mendakwahkan khilafah di atas duka Palestina.

Sungguh ini adalah duka dan penderitaan bagi sesama muslim. Duka ketersesatan yang perlu pelurusan. Hilangnya rasa kemanusiaan di atas kemaruknya ingin berkuasa HT, adalah jalan terjal yang patut untuk kita tempuh: penalaran narasi yang benar dan penegakan hukum bagi mereka yang berkhianat.

Duka Palestina tetap duka kita dan dunia. Sedang penghinatan atas negara Indonesia juga adalah duka kita dan Indonesia. Mari kita bersimpati kepada keduanya. Indonesia tidaklah benar-benar merdeka jika Palestina belum merdeka dari penjajahan. Kita bantu Palestina semampu kita. Tapi Indonesia tidaklah benar-benar merdeka, jika para penghianat negara masih tebar senyum di negara Indonesia. Apakah polisi tidak berani memeriksanya?

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru