31.7 C
Jakarta

Hikmah Ramadhan: Menjemput Keistimewaan Malam Lailatul Qodar

Artikel Trending

KhazanahOpiniHikmah Ramadhan: Menjemput Keistimewaan Malam Lailatul Qodar
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Selain bulan yang sangat mulya, bulan Ramadhan juga memiliki banyak sekali keistimewaan. Salah satunya adalah terdapat satu malam yang sangat berbeda dengan malam-malam yang lain. Malam tersebut adalah Lailatul Qadar atau malam seribu bulan.

Keistimewaan lainnya adalah, Lailatul Qadar terdapat peristiwa yang sangat penting untuk diketahui oleh umat muslim, yaitu Al-Quran diturunkan ke bumi. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui kedatangan Lailatul Qadar. Akan tetapi, Rasulullah SAW telah memberikan tanda, bahwa Lailatul Qadar hadir pada sepuluh malam terakhir, tepatnya di malam-malam ganjil. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir,” (H.R Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, untuk mendapatkan Lailatul Qadar, tentu harus melakukan beberapa tahapan:  Pertama, sejak awal Ramadhan harus melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna, niat ikhlas semata-mata mengharapkan rida Allah SWT, menghindari segala perbuatan maksiat serta perbanyak ibadah kepada Allah SWT.

Kedua, pada malam-malam ganjil 10 terakhir harus beri’tikaf di masjid jami, yaitu masjid yang ditempati untuk shalat Jumat. Namun dalam kondisi tertentu bisa melaksanakan i’tikaf di masjid ghairu jami’, yaitu masjid yang bukan ditempati shalat Jumat. Dalam istilah masyarakat Indonesia masjid ghairu jami’ adalah musalla. Baik itu musalla umum, yang dibuat oleh masyarakat maupun musalla khusus shalat, yaitu tempat yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat yang ada di rumah masing-masing.

BACA JUGA  Radikal-Terorisme Sasar Medsos, Akankah Kita Diam Saja?

Ketiga, pada malam-malam ganjil, yakni 10 hari yang terakhir dianjurkan tidak tidur sampai terbitnya fajar, minimal dari separuh malam itu sampai terbitnya fajar.  Dalam hal ini, meraih Lailatul Qadar perlu menyiapkan stamina yang cukup, sehingga membutuhkan persiapan semenjak awal Ramadhan.

Keempat, selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan karunia mendapatkan Lailatul Qadar. Selain langkah yang telah disebutkan itu, keistimewaan Lailatul Qadar dapat kita raih dengan doa yang sungguh-sungguh, yaitu dengan hanya berharap kepada Allah SWT.

Jadi, jika kita sudah berusaha dan telah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian Allah SWT mengizinkan kita bertemu dengan lailaul Qodar. Maka hendaknya kita membaca doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Siti Aisyah, yaitu doa “Allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul afwa fa’fu Anni ya karim”

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim yang datangnya dari Siti Aisyah bahwasannya Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “wahai Rasulullah! Apa doa yang dibaca ketika aku mendapatkan Lailatul Qadar?” Lalu Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah!  bacalah doa “Allahumma innaka afuwwun Karim tuhibbul afwa fa’fu Anni ya karim”. Artinya, “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku”.

Dengan demikian, hendaknya kita berusaha dengan bersungguh-sungguh agar mendapatkan Lailatul Qodar. Yakni, dengan cara berdoa dan beribadah kepada Allah SWT sekalipun dalam kondisi berperang melawan wabah virus korona. Hal itu dilakukan dengan menghindari segala perbuatan maksiat, perbanyak ibadah serta berdoa kepada-Nya, agar diizinkan mendapakan Lailatul Qadar. Semoga kita bertemu dengan malam seribu bulan tersebut. Amin.

Ridwan Bahrudin
Ridwan Bahrudin
Alumni Universitas Al al-Bayt Yordania dan UIN Jakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru