25.2 C
Jakarta

Hari Aqobah, Hari Terberat Yang Dilalui Nabi SAW

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahHari Aqobah, Hari Terberat Yang Dilalui Nabi SAW
image_pdfDownload PDF

Nabi Muhammad adalah manusia yang tidak seperti manusia. Dikatakan manusia karena Nabi Muhammad hidup seperti manusia yang butuh makan, minum, menikah, merasakan senang dan susah. Dikatakan tidak seperti manusia karena Nabi Muhammad memiliki keistimewaan yaitu maksum atau terjaga dari kesalahan. Karena Nabi itu manusia yang bisa merasakan sedih dan senang, maka hari Aqobah adalah hari terberat yang dilalui Nabi Muhammad.

Hari Aqobah, Hari Ditolaknya Dakwah Rasulullah

Hari Aqobah adalah hari dimana dakwah Nabi Muhammad ditolak oleh penduduk Thaif. Pada hari Aqobah ini, Nabi Muhammad dihina dan dilempari batu sampai wajahnya berdarah.

Hari Aqobah sebagai hari terberat yang dilalui Nabi Muhammad ini direkam oleh Imam Bukhori dalam kumpulan hadis sahihnya. Hari terberat yang dilalui Nabi diceritakan saat Nabi ditanya oleh istri tercintanya, Aisyah

Apakah pernah datang kepadamu satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?”

Nabi menjawab : “Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu hari Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalîl bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku.

Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarnust-Tsa’âlib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril, lalu ia memanggilku dan berseru:

“Sesungguhnya Allah SWT telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka’.

Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsabain’ (dua gunung di Thaif).”

Lalu Rasulullah menjawab: “(Tidak) namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua”. [HR Imam Bukhâri].

BACA JUGA  12 Poin Penting Khutbah Haji Terakhir Rasulullah

Doa Nabi Saat Hari Aqobah

Pada hari Aqobah tersebut Nabi Muhammad dilempari penduduk Thaif dengan batu sehingga wajahnya berdarah. Setelah paman Nabi, Abu Talib meninggal, ancaman dan hinaan dari kafir Quraisy Mekah kepada Nabi semakin menjadi. Oleh karenanya Nabi memutuskan untuk hijrah dan berdakwah ke Thaif seraya berharap dakwahnya ini diterima.

Nabi menuju Thaif dengan berjalan kaki setelah menumpuh perjalanan 100 KM. Setelah sampai di Thaif sambutan penduduk Thaif jauh dari yang diharapkan Nabi. Penduduk Thaif malah menolak dan menghina dan juga melempari batu. Hari ini adalah hari Aqobah hari terberat yang dilalui Nabi.

Saat dilempari batu oleh penduduk Thaif. Sesuai keterangan hadis diatas, sebelum Malaikat Jibril datang untuk menawarkan bantuan kepada Nabi dengan menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif, Nabi menengadahkan kepala keatas seraya berdoa

“Allahuma Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha rahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.”

Demikianlah informasi singkat tentang hari Aqobah, hari terberat yang dilalui Nabi. Pelajaran yang bisa dipetik adalah Nabi tidak membalas dendam atau hinaan dan siksaan yang didapatkan dengan menimpakan dua gunung kepada yang menyiksanya akan tetapi justru malah mendoakan supaya kelak anak turunnya menjadi kaum yang beriman.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru