31.1 C
Jakarta

GP Ansor Bali Siap Bentengi Indonesia Timur dari Ancaman Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarGP Ansor Bali Siap Bentengi Indonesia Timur dari Ancaman Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bali – Sebagai bentuk pernyataan tegas melawan terorisme, Gerakan Pemuda Ansor, GP Ansor Bali nyatakan siap jaga NKRI dari radikalisme. Pihaknya mendeklarasikan diri akan selalu siap sebagai garda terdepan dalam memerangi terorisme dan menjaga keamanan Pulau Dewata dan sekitarnya.

Menurut Ketua GP Ansor Bali H. Yunus, Pulau Dewata yang merupakan miniatur Indonesia dan sebagai pusat wisata, harus dijaga oleh semua pihak. “Menjaga pulau Bali dengan bersinergi bersama pihak terkait itu wajib hukummnya bagi kami,” ungkap Yunus dalam dialog “Mewaspadai Pola dan Gerakan Terorisme di Bali” yang digelar pada Sabtu (30/11) di hotel Taman Wisata, Denpasar.

Dalam dialog tersebut, dihadirkan tiga pembicara, antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali H. Taufiq As’ady, Ketua FKUB Indonesia Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali, Prof. Ika Rai Setiabudhi. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Tanfidziah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali H. Abdul Aziz dan dibuka oleh Asisten II Bidang Kesra Pemerintah Provinsi Bali Ni Luh Wiratni mewakili Gubernur Bali.

GP Ansor Bali Akan Bekerjasama dengan Pemprov Bali Jaga Keamanan

Dalam sambutannya, Ni Luh Wiratni menyampaikan, Pemprov Bali dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Pemerintah Provinsi Bali memprioritaskan keamanan Bali. “Dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali, kami menjadikan keamanan sebagai prioritas. Oleh sebab itu, jangan ada yang mau diiming-imingi bidadari untuk melakukan aksi teror,” pungkas Wiratni dalam sambutannya.

BACA JUGA  Polda Jawa Tengah Terus Waspadai Peningkatan Penyebaran Konten Radikal dan Terorisme di Media Sosial

Sementara itu, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan, pelaku teror tidak berkaitan dengan agama manapun. “Indonesia terdiri dari beragam agama dan 700 lebih suku. Semua agama mengajarkan ajaran yang adliuhung. Tidak ada yang mengajarkan aksi teror,” ungkap Sukahet dalam paparannya.

Namun H.Taufiq As’ady dalam paparannya meminta sesama warga bangsa tetap waspada terhadap orang yang tidak jelas identitasnya. “Kita welcome kepada para tamu, tapi harus tetap waspada terhadap orang yang tidak jelas identitasnya, siapa tahu ada yang misterius dan membawa barang-barang berbahaya,” jelas H.Taufiq.

Sementara itu Prof. IK Rai Setiabudhi menyampaikan, tanda-tanda orang sudah terpapar radikalisme bisa terlihat dari perilakunya yang berubah menjadi antisosial, menjauhi lingkungam sekitar dan hanya nyaman dengan komunitasnya yang tersembunyi. “Seorang yang terpapar itu anti sosial, tiba-tiba mengalami perubahan sosial terhadap pandangan politik dan agama, bahkan memutuskan hubungan dengan keluarganya, orangtuanya sendiri,”jelas Prof. IK Rai.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru