25.4 C
Jakarta
Array

Gerakan Pemuda dan Radikalisme

Artikel Trending

Gerakan Pemuda dan Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pemuda-pemudi Indonesia merupakan aset berharga yang harus selalu dijaga. Mereka telah mengukir sejarah yang luar biasa, berhasil membuktikan bahwa di tangan mereka lah kemerdekaan dapat diraih. Berbagai tantangan yang dihadapi pemuda, khususnya pada era globalisasi saat ini, tidak menjadikan sebagai suatu kendala. Selama pemuda itu cerdas dan karakternya telah terbangun, maka akan ada jalan keluarnya. Asrorun Niam mengatakan: “Karakter pemuda adalah peletak tonggak perubahan. Spirit dan semangat mengoreksi itulah jika tidak pada arah dan pemahaman yang tepat menjadi sumber permasalahan.”

Namun, yang terjadi saat ini, maraknya problem radikal dalam hal keyakinan dan keagamaan. Sehingga menjadikan lahirnya radikalisme agama. Sebenarnya, radikalisme agama sudah ada sejak abad 16-19 M. Jika memahaminya lebih dalam, maka radikalisme dapat diartikan sebagai sebuah pemikiran atau sikap keagamaan. Sikap yang tidak berlandaskan pada asas toleran, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain. Serta cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai keinginan. Umumnya pemikiran seperti ini muncul akibat pemahaman agama yang tertutup.

Wahidin Halim(2019) menyatakan akan pentingnya peran pemuda, bahwa mereka memiliki rasa nasionalisme dalam memperjuangkan persatuan Indonesia. Terlebih dalam upaya untuk melawan radikalisme dan terorisme. Kelompok radikal merasa kelompok mereka lah yang paling memahami ajaran agama. Hal tersebut ditandai dengan seringnya mereka mengkafirkan orang lain atau menganggap orang lain sesat.

Doktrin Paham Radikalisme

Jika dilihat dari sejarahnya, maka radikalisme terdiri dari dua paham; radikalisme pikiran, atau yang sering disebut dengan fundamentalisme dan radikalisme tindakan, berupa terorisme. Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi salah satu problem penting bagi umat Islam saat ini. Perlu diakui bahwa Islam adalah agama yang paling berhasil dirusak oleh paham radikalisme. Sehingga, kebanyakan orang mengira bahwa radikalisme merupakan bagian dari ajaran Islam. Padahal dalam kenyataannya tidak begitu.

Jika ditelusuri, ada beberapa penyebab yang menyebabkan munculnya perspektif tersebut. Berbagai propaganda iklan yang sering bermunculan di media, yang menjadikan pola pikir masyarakat dengan mudah terpengaruh. Media massa menjadi sarana atau alat bagi para kelompok radikal dan teroris. Mereka akan terus melakukan penyebaran berita yang membuat ancaman, timbul rasa takut, menyebarluaskan hal yang berkaitan dengan tindak teror sebesar-besarnya. Seakan tidak dibatasi, sehingga tak jarang menjadikan tindakan tersebut menjadi trending atau topik pembicaraan utama.

Perlu diketahui, bahwa yang menjadi sasaran ataupun objek dari propaganda ini adalah para remaja. Yakni berupa propaganda dengan cara kekerasan. Sudah seharusnya generasi muda untuk dilindungi dari berbagai hal yang mengarah kepada hal-hal yang berbau radikalisme. Karena begitu seringnya generasi muda menjadi korban dari beberapa kelompok tersebut. Propaganda melalui jalur ini memang sulit untuk dibendung. Dikarenakan media massa sebagai penyedia berbagai kebutuhan informasi bagi masyarakat, yang kehadirannya begitu mempengaruhi masyarakat saat ini.

Harapan untuk Pemuda

Pemuda diharapkan bisa menjaga diri dari hal-hal yang terbukti dapat merusak keutuhan bangsa. Sebagai contoh, memanfaatkan internet, media sosial dengan sebaik-baiknya. Yang didalamnya banyak terdapat unsur yang mengarah kepada hal hal redikalisme dan terorisme. Umat Islam seharusnya bersatu melawan pandangan negatif terhadap radikalisme. Dengan semangat yang terus dilakukan tanpa ada kata menyerah, dan harapan agar melalui metode dakwah dapat menegakkan agama Islam. Sehingga umat Islam tidak mudah terpecah belah.

Untuk bisa mencerdaskan, dan membangun karakter pada generasi muda, bukan suatu perkara mudah. Dibutuhkan beberapa faktor yang memang bisa dilakukan demi terwujudnya pemuda yang ideal, berkarakter. Dimulai dari sektor lingkungan misalanya, pemuda harus pandai menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Mampu untuk beradaptasi dengan perubahan yang serba dinamis. Berbagai macam bentuk pergaulan harus diperhatikan, karena lingkungan yang baik akan mencerminkan perilaku seseorang. Sehingga, apabila remaja mendapatkan pendidikan yang baik, maka paham radikalisme yang tadinya merasuk kedalam pikiran mereka nantinya akan terbendung.

Media bahkan telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Tugas kita saat ini ialah menjadikan media sebagai sarana atau peluang, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan berita-berita dakwah. Sebisa mungkin untuk melakukan upaya yang bertujuan mereformulasikan gerakan dakwah agar tetap relevan dan bisa menyentuh seluruh elemen masyarakat. Tapi, lagi-lagi peran media yang berhasil memunculkan persepsi kepada masyarakat bahwa Islam dekat dengan radikalisme. Maka, diperlukan media yang didalamnya menyebarkan nilai-nilai Islam yang tentunya bersumber dari al-Quran dan Sunnah. Juga sebagai upaya untuk meminimalisir ruang gerak radikalisme dan terorisme.

Beberapa waktu lalu telah diperingati hari sumpah pemuda. Banyak kalangan dari para dosen, mahasiswa yang mendeklarasikan anti radikalisme dan terorisme. Diharapkan, deklarasi ini tidak hanya sekedar perayaan, akan tetapi, harus ada tindak lanjut dan dapat diimpelementasikan dalam kehidupan sehari. Sekolah-sekolah maupun di lingkup kampus harus lebih meningkatkan pemahaman keagamaan yang benar, yang sesuai dengan ajaran agama.

Sebagai agama yang penuh kedamaian, Islam tentu tidak mengajarkan kekerasan, apalagi melakukan tindak terorisme yang membunuh manusia yang tidak bersalah. Akan tetapi, ada paradigma yang harus diluruskan mengenai agama, bahwa agama tidak dipakai untuk melakukan tindakan yang menimbulkan radikalisme. Bukan tempat bagi para kelompok yang mencoba meradikalisasi praktek beragama demi kepentingan tertentu. Islam adalah agama damai dan penuh rahmat. Maka, pemuda sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan Bangsa Indonesia ke depan diharapkan dapat memberi banyak manfaat bagi orang lain. Khairunnas anfa’uhum linnas.

Muhammad Ikhsan Hidayat, Penulis, adalah Peneliti di Pondok Pesantren Darul al-Qolam Semarang.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru