26.1 C
Jakarta

Generasi Muda Banyak Terpapar Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahGenerasi Muda Banyak Terpapar Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Makassar – Poros Pemuda Indonesia Sulsel Gelar dialog bertajuk Tantangan Pemuda dalam Menghadapi Isu Radikalisme. Acara ini bertempat di warkop Alira Point jalan boulevard makassar, Sabtu 6 Maret 2021.

Dalam kegiatan tersebut hadir sejumlah narasumber mulai dari Luhur A Prianto Akademisi Unismuh Makassar. Selain itu juga hadir Dr Sakka Pati (Pengamat Konflik),Irfan Baso (Aktivis KAMMI SulSel). Hingga Ibrahim (Ketua Gema Pembebasan Kota Makassar).

Pengamat konflik, Dr Sakka Pati sekaligus dosen fakultas hukum Unhas mengatakan bahwa, terorisme suatu aksi dalam menciptakan ketakutan dengan cara-cara  kekerasan dan doktrin radikal untuk mempengaruh situasi politik di masyarakat.

Sehingga radikalisme dan terorisme suatu aksi yang terorganisir dan merupakan kesatuan yang utuh. Lebih dari itu, kedua aksi ini sanat sulit terpisahkan keduanya.

“Generasi pemuda banyak terpapar radikalisme berusia17 sampai 30 tahun. Dan hampir sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang terpar di Indonesia. Dari data yang terkumpul dari berbagai sumber menyatakan kelompok yang sudah terpalar sebagian besar sepakat untuk melakukan aksi radikal,” kata Sakka Pati.

Sementata itu, Akademisi Unismuh Makassar, Luhur A Prianto memaparkan, doktrin Radikal bisa menjadi paham dan sekaligus menjadi ideologi.

BACA JUGA  Kakanwil Depag Sumut Sebut Pondok Pesantren Bukan Ladang Kekerasan

Radikalisme dan Gerakan Politik

Radikalisme juga bisa menjadi gerakan politik dan jika sudah menjadi gerakan politik bisa menjadi lawan tanding bagi yang berkuasa, bahkan lawan bagi paham paham lain termasuk nasionalisme.

“Solusi masalah ini sepanjang masih ada ketidak adilan dan kesewenang wenangan pemerintah, ruang hidup radikalisme masih tetap ada, solusinya sempitkan ruang-ruang itu dengan adanya keadilan dan ekonomi yang lebih baik dan tentunya dengan pemerintahan yang baik,” paparnya.

Ketua Gema Pembebasan Sulsel Ibrahim mengatakan, radikalisme sengaja untuk membenci Islam.

“Ketika tidak sejalan pemerintah dicap sebagai radikal. Secara global isu radikalisme sudah dimainkan oleh dunia untuk memerangi ummat Islam. Dan Islam adalah ancaman yang nyata bagi dunia. Terkhusus bagi mereka yang ingin merebut kekuasaan,” ujarnya.

Sekertaris KAMMI Daerah Sulsel, Irfan Baso mengatakan, Kammi dan organisasi lain harus mengambil peran. Terutama dalam merangkal isu radikalisme. Tidak ada gama mana pun yang membenarkan aksi radikalisme.

“Ke depan bagaimana pemerintah dalam hal ini BNPT harus proaktif melakukan advokasi. Terutama dalam melakukan pendamoingan terhadap orang yang sudah terpapar,” ungkapnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru