29.9 C
Jakarta

Gen Z Dilemma: Defisit Wawasan, Medsos Addict, dan Surplus Fanatisme

Artikel Trending

Milenial IslamGen Z Dilemma: Defisit Wawasan, Medsos Addict, dan Surplus Fanatisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Scroll TikTok dan mengamati komentar-komentar netizen sungguh membuat diri elus dada. Bagaimana tidak, sepertinya optimisme tentang generasi muda kekinian, atau yang dikenal dengan Gen Z, tidak akan pernah menjadi nyata untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Tanda-tandanya justru sebaliknya. Gen Z punya masalah akut yang meresahkan, yaitu defisit wawasan, kecanduan medsos, dan surplus fanatisme.

Gen Z, kelompok demografis yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, kerap digambarkan sebagai generasi yang terhubung secara digital, melek teknologi, dan energik—jiwa muda. Namun, di balik citra tersebut, terdapat dilema yang mengkhawatirkan ihwal wawasan mereka, kecanduannya dengan media sosial, dan kerentanan terjangkit fanatisme. Jelas, hal itu tidak dapat dibiarkan dan harus dicari solusinya segera.

Gen Z yang tumbuh di era digital—yang seharusnya berdampak positif—mengalami satu paradoks: defisit wawasan, yang dipicu beberapa faktor, yaitu filter bubble, misinformasi, kurang minat membaca. Algoritma media sosial membuat mereka jadi eksklusif dan tidak terbuka, mudah termakan hoaks, pandir dalam banyak hal tapi berlagak tahu segala, serta lebih suka main game daripada membaca buku dan menambah kecerdasan.

Kecanduan (addict) Gen Z terhadap medsos juga membawa dampak negatif signifikan, seperti gangguan kesehatan mental, penurunan produktivitas, dan cyber-bullying. Silakan diamati bahwa di berbagai platform, TikTok misalnya, Gen Z kerap menjadi ‘tukang misuh’ kepada siapa pun yang berbeda, baik dalam masalah politik maupun keagamaan. Mereka pulalah yang sering terlibat debat kusir dalam masalah keislaman di medsos.

Hal-ihwal sikap keberagamaan, Gen Z yang memiliki spirit membuncah justru menjelma menjadi fanatisme berlebihan, yang kemudian memicu intoleransi sosial, polarisasi antarumat, hingga ekstremisme. Sebagai contoh, dalam isu Wahabi, isu khilafah HTI, isu terorisme di Rusia, isu Palestina, dan lainnya. Gen Z yang digadang-gadang sebagai harapan masa depan Indonesia justru berada dalam nasib buruk dirinya sendiri.

Nasib Buruk Gen Z

Bagaimana nasib Indonesia di tangan Gen Z? Jawabannya subjektif, tetapi garis besarnya adalah ‘meresahkan’, jika melihat keadaan hari ini. Alih-alih menuju kemajuan, Gen Z akan membawa negara ini kepada nasib buruk seperti perpecahan, pertikaian, ketidakrukunan, dan kebencian satu sama lain. Bagaimana tidak, bersamaan dengan ghirah mereka yang besar di media sosial, wawasannya kosong-melompong.

Artinya, meskipun memiliki akses ke berbagai sumber informasi lebih dari generasi mana pun sebelumnya, kualitas dan kedalaman pemahaman mereka masih dipertanyakan. Sebuah studi terbaru menunjukkan, Gen Z cenderung memperoleh pengetahuan dari platform medsos seperti TikTok dan Instagram daripada dari sumber akademis atau berita yang kredibel. Dimanjakan medsos, mereka justru jadi impoten pengetahuan.

BACA JUGA  Mewaspadai Era Baru Indonesia dalam Belenggu Neo-Konservatisme Wahabi

Misalnya, dalam laporan Common Sense Media pada tahun 2023 lalu, ditemukan bahwa 54 persen dari remaja AS menggunakan medsos sebagai sumber utama berita mereka, dan hanya 26 persen yang yakin ihwal akurasi informasi yang dimilikinya. Wawasan Gen Z sangat superfisial—mereka kurang wawasan dan intelektualitas, sehingga tidak mampu berpikir kritis untuk memahami sesuatu secara diskursif.

Medsos addict juga membuat Gen Z terjerumus hal-hal negatif. Berbagai platform medsos telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka, hingga memengaruhi cara berinteraksi, berkomunikasi, dan membentuk identitas mereka sendiri. Namun, ketergantungan membuat Gen Z bernasib buruk. Kesehatan mentalnya terganggu hingga menyebabkan penurunan kognitif, performa akademis, dan lainnya.

Namun demikian, nasib paling buruk yang berpotensi dialami Gen Z adalah surplus fanatisme. Mereka kerap terkena virus radikalisasi daring, menjadi target propaganda radikalis-ekstremis. Selain itu, Gen Z juga cenderung terjerembab polarisasi sosial dan hanya berinteraksi dengan individu yang berpandangan sama dan mengabaikan perspektif yang berbeda (echo chamber). Lantas, bagaimana nasib mereka sebagai harapan bangsa?

Harapan Bangsa

Kendati dihadapkan pada dilema, Gen Z tetaplah harapan besar untuk masa depan bangsa. Potensi mereka untuk berinovasi, beradaptasi, dan menjadi agen perubahan sosial tidak bisa diabaikan. Jadi, selain tentang defisit wawasan, medsos addict, dan fanatisme, Gen Z juga menjadi kekuatan positif yang perlu didorong bersama. Di bidang inovasi dan kreativitas, mereka jelas mengungguli Gen Boomers dan Gen X.

Banyak anggota Gen Z yang memanfaatkan medsos untuk memulai bisnis startup, berkampanye isu-isu tertentu, dan berbagi karya kreatif ke dunia global. Misalnya, gerakan-gerakan sosial seperti #FridaysForFuture yang dipimpin aktivis Greta Thunberg menunjukkan bagaimana Gen Z dapat menggerakkan perubahan global. Mereka bahkan tidak hanya konsumen teknologi, tetapi juga produsennya—keahlian niscaya di masa depan.

Artinya, tantangan yang dihadapi Gen Z bisa menjadi peluang. Dengan edukasi yang konsisten, mereka dapat mengatasi defisit wawasan dan medsos addict, serta mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar mereka. Maka, institusi pendidikan dan stakeholder terkait harus berfokus menyediakan alat dan sumber daya yang membantu Gen Z menavigasi era digital secara positif.

Adalah fakta bahwa Gen Z memiliki banyak potensi, tetapi mereka juga menghadapi tantangan yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Itulah yang disebut dengan Gen Z dilemma. Namun, dengan pendekatan yang tepat, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang berwawasan luas dan cerdas, bijak bermedsos, serta anti-fanatisme. Mari didik Gen Z untuk menangani dilema yang ada demi kemaslahatan tanah air Indonesia.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru