27.5 C
Jakarta

Fluktuasi Potensi Ancaman Terorisme di Tengah Pandemi Covid-19

Artikel Trending

AkhbarNasionalFluktuasi Potensi Ancaman Terorisme di Tengah Pandemi Covid-19
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Aparat keamanan diminta untuk mewaspadai potensi ancaman terorisme di tengah pandemi Covid-19. Kewaspadaan diperlukan karena sangat mungkin, kelompok teroris akan mengail di air keruh. Mereka memanfaatkan situasi pandemi untuk menjalankan aksi terorismenya. Oleh sebab itu, aparat keamanan, baik Polri, dan TNI jangan sampai lengah.

“Saya pikir, aparat keamanan harus tetap waspada untuk mencermati potensi ancaman terorisme. Kriminalitas, dan konflik sosial di tengah pandemi Covid-19 ini,” kata pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, di Jakarta, Kamis (21/5).

Menurut Stanislaus, jangan sampai karena  fokus pada penanganan Covid-19, kemudian aparat keamanan lengah untuk mendeteksi potensi ancaman terorisme. Karena bisa saja, kelompok terorisme ini akan memanfaatkan situasi untuk melancarkan aksinya. Dalam analisanya, aksi terorisme, kriminalitas, dan konflik massa berpotensi terjadi dengan memanfaatkan pandemi Covid-19.

“Kesibukan pemerintah dalam penanganan Covid-19 bisa menjadi celah bagi datangnya ancaman-ancaman, termasuk gangguan keamanan nasional,” katanya.

Aksi terorisme misalnya, kata Stanislaus, sangat mungkin terjadi di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, sebelumnya terjadi beberapa aksi penangkapan yang dilakukan Densus 88 Polri. Fakta ini menunjukkan kelompok teroris seperti dari  kelompok Jemaah Anshar Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus aktif dan jadi potensi ancaman dengan memanfaatkan situasi pandemi Covid-19.

Ancaman Terorisme di Berbagai Tempat Berhasil Dipadamkan

“Beberepa penangkapan yang dilakukan ini terjadi pada masa pandemi Covid-19 seperti kasus penangkapan empat orang jaringan JAD di Batang, Jawa Tengah pada 26 Maret 2020. Lalu penangkapan satu orang di Kemayoran Jakarta Pusat pada 10 April. Penangkapan dua orang jaringan JAD di Sidoarjo, Jawa Timur pada 11 April,” ujarnya.

BACA JUGA  Indonesia Perlu Bersiap Hadapi Potensi Ancaman dari Luar

Tidak hanya itu, kata Stanislaus, di Sulawesi Tenggara Densus 88 Polri juga menangkap empat orang anggota jaringan JAD di Muna, Sulawesi Tenggara pada 13 April. Kemudian penangkapan terhadapn tiga terduga teroris di Serang pada 27 April. Serta penangkapan  seorang terduga teroris di Sidoarjo, Jawa Timur pada 26 April.

“Apalagi tingkat kriminalitas pada masa pandemi Covid-19 mengalami kenaikan. Polri menyatakan tingkat kriminalitas meningkat sebesar 19,72 persen selama pandemi corona. Potensi konflik massa juga mesti diwaspadai karena ada kelompok yang mencoba mengail di air keruh dengan melakukan provokasi seperti kelompok Anarko dan  kelompok tertentu yang mengarah kepada perlawanan terhadap pemerintah,” katanya.

Namun, Stanislaus mengingatkan Polri untuk hati-hati dan bijak dalam menangani pelaku kriminal yang didorong oleh keterdesakan akan kebutuhan hidup mereka, terutama kebutuhan pangan. Mesti ada kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat agar pada masa pandemi ini potensi kriminalitas dan terorisme dapat dicegah.

“Nah untuk masalah pangan ini sangat sensitif dan jika tidak terpenuhi dampaknya bisa berbahaya. Makanya harus hati-hati dan bijak menanganinya,” kata Stanislaus. ags/N-3

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru