33.2 C
Jakarta

Fiqh Syawal: Niat Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamFiqh Syawal: Niat Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Seseorang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan baik karena ada uzur ataupun tidak berkewajiban untuk mengqadhanya di waktu lain, baik bulan Syawal maupun lainnya.  Kita juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa syawal namun ketika ada kewajiban yang harus di qadha tentunya harus di dahulukan yang wajib yakni qadha Ramadhan. Disinipun para ulama khilaf pendapat tentang boleh digabung niat puasa qadha Ramadhan dengan sunat Syawal.

Dalam madzhab Imam Syafi’i niat puasa wajib harus dilakukan pada malam hari, yakni waktu setelah terbenamnya matahari (maghrib) sampai dengan sebelum terbitnya fajar shadiq (belum masuk waktu shalat subuh). Berdasarkan sabda Rasulullah SAW berbunyi:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Berdasarkan hadist tersebut,  ntuk puasa wajib, termasuk puasa bulan Ramadhan, niat yang demikian itu harus dilakukan setiap malam karena puasa dalam tiap-tiap harinya adalah satu ibadah tersendiri (Nawawi al-Bantani, Kaasyifatus Sajaa, hal. 192). Dengan demikian bila seseorang lupa belum berniat pada malam hari maka puasa pada siang harinya dianggap tidak sah. Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, hukum fiqih tetap mewajibkan berpuasa orang malam hari lupa  niat berpuasa. Tidak berhenti sampai di situ, orang tersebut juga harus mengganti (mengqadla) puasa hari tersebut di hari lain di luar bulan Ramadhan.

Bagaimana Niat Puasa Syawal Dan Qadha Ramadhan?

Niat Mengqadha puasa Ramadan dan niat puasa syawal dikerjakan setelah hari raya Idul Fitri. Niat puasa qadha maupun niat puasa syawal diucapkan pada malam hari sama seperti saat akan menjalani puasa Ramadan.

BACA JUGA  Apakah Boleh Menjual Ginjal untuk Biaya Kampanye?

Hal ini didasarkan pada riwayat Nabi Muhammad saw. Yang menyatakan bahwa, “Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya”.

Niat puasa qadha Ramadan, niat puasa syawal dan puasa sunah lainnya merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.

Dalam hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung pada niat. Saat niat, seseorang di dalam hati mesti menyatakan maksudnya (qashad), dalam hal ini berpuasa.

  1. Niat Mengqadha puasa Ramadan

Bacaan Niat puasa qadha pada malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaa’i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta‘aalaa.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta’ala.”

  1. Niat puasa Syawal

Bacaan Niat puasa syawal pada malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.”

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

  1. Bacaan niat puasa Syawal pada pagi atau siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.”

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal pada hari ini karena Allah SWT.”

Tgk. Helmi Abu Bakar El-langkawi, M.Pd, Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAIA Samalanga serta Ketua PC Ansor Pidie Jaya

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru