Memang ada ungkapan: “apalah artinya sebuah nama.” Tapi dalam Islam, dibalik sebuah nama terkandung harapan dan doa. Dalam bahasa Arab, nama itu diistilahkan dengan ismun atau sesuatu yang tinggi. Karena langit itu tinggi, maka ia disebut assamaawaat. Nama baik memang harus dijunjung tinggi.
Nama tokoh besar dimasa lalu digunakan untuk nama seorang anak. Misalnya nama saya Ahmad Yani. Tapi, tidak otomatis nama seorang tokoh membuat sang pemilik nama itu sekarang menjadi seperti tokoh itu. Saya tidak menjadi tentara apalagi jendral. Ada orang tua memberi nama anaknya dengan nama ulama tapi si anak justeru jadi pemain sepakbola.
Buya Hamka dalam bukunya Falsafah Hidup, hal 22 menyatakan: “Walaupun diberi nama siapa, tidaklah nama itu yang mujarab memperbaiki diri, tetapi dirilah yang akan memperbaiki nama”
Ada orang menjadi tersangka dan dipenjara karena karena kasus pencemaran nama baik si penuntut. Tapi, ada apa tidak orang yang menuntut dirinya sendiri ke pengadilan, karena pencemaran naik baik dirinya sendiri. Korupsi, narkoba, mencuri, berzina, berdusta dan perbuatan buruk lainnya sebenarnya telah mencemarkan nama baik diri sendiri, mestinya ia minta dihukum, bukan malah membela dirinya yang salah.