27.3 C
Jakarta

Sekolah Harus Bentuk Ekskul Keagamaan untuk Tangkal Radikalisme di Sekolah

Artikel Trending

AkhbarNasionalSekolah Harus Bentuk Ekskul Keagamaan untuk Tangkal Radikalisme di Sekolah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menuturkan bahwa paham radikalisme di sekolah dan intoleran di antara siswa bukan lahir dari sekolah. Menurutnya, hal itu terjadi dari lingkungan sekitar siswa.

Oleh karenanya, dia meminta agar sekolah dapat membentuk ekstrakurikuler keagamaan secara mandiri. Dengan begitu, para siswa pun tidak dipengaruhi oleh paham keagamaan dari luar sekolah. Sebab menurut Doni radikalisme di sekolah dimungkinkan bisa berkembang ketika para peserta didik salah asuh dan tidak paham ilmu agama yang benar.

“Bapak dan ibu guru ada yang tidak pede anak-anak itu mengikuti kegiatan keagaaman yang dikelola sendiri. Maka, mereka meminta anak untuk ikut kegiatan keagaman yang di luar lingkungannya. Ternyata anak-anak ini malah gabung dengan kelompok yang mengarah ke radikalisme,” terangnya dalam diskusi daring, Selasa (29/12).

Kata dia, penemuan itu ia dapatkan berdasarkan hasil penelitian berbagai pihak. Sebab, kegiatan ekstra kulikuler di luar pihak sekolah malah mengajak pelajar untuk memahami hal-hal yang berbau radikal. Dari itu radikalisme di sekolah bisa berkembang yang diimpor dari les dan ekstra kulekuler di luar sekolah.

BACA JUGA  MPR RI Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan untuk Cegah Radikalisme

“Karena dari penelitian ada kegiatan ekskul yang menjerumuskan anak ke kelompok-kelompok radikalisme dan ini terjadi di Jawa Barat,” imbuh dia.

Sekolah harus mampu untuk mewadahi kegiatan para siswa secara mandiri. Untuk kemudian kegiatan ektrakurikuler tersebut dapat diawasi dan menghentikan paham radikal yang berasal dari luar. Sahingga dari itu sekolah benar benar bisa menekan angka radikalisme di sekolah.

“Kegiatan ekskul itu perlu kita awasi menjadi sebuah sistem yang menumbuhkan nilai-nilai prinsip penyelenggaran pendidikan,” ujarnya.

Selain itu, ia juga berharap para sekolah dapat menggali para orang tua yanh memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Mereka, kata Doni bisa dilibatkan ke dalam kegiatan dan komite sekolah.

“Tentu saja peranan orang tua ini menjadi tantangan perspektif keragaman dan kebangsaan orang tua itu akan kita gunakan sebagai bentuk proses pembentukan karakter,” pungkasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru