29.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (XXX): Eks-Napiter Paimen Dirangkul Pemerintah dalam Berbisnis

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (XXX): Eks-Napiter Paimen Dirangkul Pemerintah dalam Berbisnis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Masuknya paham teroris ke Indonesia telah mencuri perhatian banyak masyarakat, tak terkecuali semua pemerintah. Terorisme jelas mengganggu stabilitas negara ibu Pertiwi. Banyak hal yang diakibatkan oleh aksi-aksi teror meliputi bom gereja, kepolisian, dan beberapa tempat yang dianggap maksiat. Namun begitu, akhir-akhir ini banyak eks-napiter yang mulai membongkar kedok jahat tindakan teroris selama ini.

Terorisme memang paham yang negatif. Islam jelas melarangnya. Tidak dapat dibenarkan bila ada yang mengatakan terorisme itu adalah bagian dari Islam. Islam adalah termasuk agama yang mengajarkan perdamaian dan melakukan dakwah-dakwah yang santun. Sebaliknya, terorisme melakukan dakwah dengan cara kekerasan (radikal).

Mungkin bagi kita melihat terorisme itu tidak memiliki masa depan. Tidak bisa bertaubat dari dosa-dosanya. Hal itu merupakan sesuatu yang keliru. Karena banyak eks-napiter yang telah meninggalkan bahkan mengutuk terorisme. Para eks-napiter tersebut menyesali segala dosa yang telah berlalu. Mereka lebih memilih kembali membangun NKRI. Salah satu eks-napiter adalah Paimen.

Paimen terlibat kasus terorisme karena melakukan penyeludupan senjata-senjata terlarang yang berpotensi melakukan aksi-aksi teror. Pada mulanya Paimen yakin bahwa terorisme adalah satu-satunya solusi yang mengantarkan seseorang menjadi muslim yang baik. Lebih dari itu, terorisme dianggapnya dapat membangun negara Indonesia semakin baik dibandingkan negara Indonesia yang dibangun oleh para pemerintah dengan menggunakan sistem republik-demokratis.

Paimen ketika dipenjara sering menentang pihak kepolisian karena merasa paling benar. Seiring perjalanan waktu, Paimen mendapatkan secercah hidayah yang membuatnya mengalami titik balik dan menyadari terorisme adalah paham yang keliru. Paimen membulatkan tekad untuk meninggalkan paham sesat tersebut dan memilih untuk menegakkan paham moderat di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Paimen kemudian dibebaskan dari penjara.

Ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat Paimen tidak langsung diterima. Paimen merasa menjadi orang yang minoritas di kampungnya sendiri. Untungnya, Paimen tidak kecil hati. Paimen terus membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat yang ada di sekitarnya sehingga masyarakat langkah demi langkah mulai menerima kehadirannya.

Kehadiran Paimen setelah beberapa waktu mulai diterima oleh masyarakat. Paimen tidak mau mengecewakan kepercayaan itu. Paimen memegang kepercayaan masyarakat dengan melakukan pengabdian. Pengabdian yang dilakukannya berupa membangun ekonomi masyarakat semakin baik. Ada satu bisnis yang ditekuni oleh Paimen sehingga masyarakat dapat bergabung di dalamnya. Bisnis tersebut adalah ikan lele.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXVIII): Eks Napiter Sugeng Sukses Kembangkan Usaha Water Boom, Pemancingan Hingga Kuliner

Disadari atau tidak bisnis Paimen mulai berkembang. Selain itu, Paimen mendapatkan bantuan dana dari Deputi Republik Indonesia, Pak Wawan. Bisnis tersebut terus berkembang dan tentunya ekonomi masyarakat mulai tumbuh. Paimen memang pernah terlibat paham teroris pada waktu dulu, tapi sekarang dia telah mengecam paham sesat yang pernah diajarkan oleh guru-gurunya. Sekarang dia mulai selektif dalam memilih guru dan banyak mendengarkan pesan-pesan moderat yaitu menegakkan persatuan, menjaga persaudaraan, dan menafsirkan ayat Al-Qur’an secara komprehensif.

Paimen sadar, bahwa terjatuhnya seseorang dalam terorisme karena kesalahan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Semisal, menafsirkan ayat-ayat jihad dengan perang atau terorisme. Padahal, Islam sendiri tidak menghendaki jihad dipahami sebagai terorisme, karena jihad memiliki cakupan makna yang amat luas.

Sebagai penutup, Paimen membuktikan kepada Indonesia bahwa terorisme adalah paham sesat yang berpotensi mengantarkan seseorang berada dalam kebodohan berpikir dan melakukan tindakan-tindakan yang zalim. Islam melarang paham teroris. Sedangkan, paham yang diinginkan oleh Islam adalah moderat.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru