26.3 C
Jakarta

Eks HTI Tegaskan Khilafah HTI Bertentangan dengan Syariat Islam

Artikel Trending

AkhbarNasionalEks HTI Tegaskan Khilafah HTI Bertentangan dengan Syariat Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Mantan Ketua DPD HTI Bangka Belitung, Ayik Heriansyah membongkar narasi yang masih dimainkan kelompok organisasi terlarang pendukung khilafah di Indonesia. Ayik menegaskan bahwasanya HTI kerap menyebarkan ideologi terlarang itu kepada masyarakat melalui media sosial, pertemuan tertutup, bahkan melalui penyebaran buletin Jumat bernama Kaffah. Menurutnya, pemerintah memang melarang HTI, tapi aktivitas dakwah HTI tetap berlangsung dan bahkan eskalasinya semakin masif.

“HTI mengajak orang untuk menyerang pemerintah bukan dakwah yang mengajak kebaikan umat. Hal ini karena HT bukan ormas dakwah, tapi lebih pada organisasi politik dan berorintasi perebuan kekuasaan,” Papar Ayik Heriansyah pada Halaqah Kebangsaan di Jakarta, Kamis, 5/11/2020.

Menurutnya, pemahaman HTI tentang khilafah yang perlu dipermasahkan, bukan khilafahnya. Karena khilafah yang dipahami HTI berbeda dengan pemahaman para ulama dan mayoritas ormas Islam berhaluan Aswaja. Khilafah dalam Islam itu cuma memilih pemimpin. Tidak lebih dan tidak kurang.

“Pemahaman HTI tentang khilafah tidak sekadar nasbul imam, tapi lebih pada memilih dan mengangkat Amir mereka menjadi khalifah. Diluar kelompok mereka tidak punya pilihan untuk dapat diangkat sebagai khalifah”, tukas Ayik.

Katanya, proses pengangkatan khalifah di HT dengan jalan kudeta. Dan UU yang aka diterapkan ketika khilafah tegak adalah hasil ijtihad versi mereka. Artinya khilafah mereka benar-bener bertolak belakang dengan khilafah yang ada dalam literatur fikih dan pemahaman ulama aswaja. Inilah yang disebut secara eksplesit, kesalahan HTI dalam memahami dan mengkonseptualkkan khilafah islamiyah.

BACA JUGA  Ketua MPR Ingatkan Ancaman 'Cyber Narcoterrorism'

Eks HTI tersebut lantas memberikan contoh. Bahwa terdapat perbedaan yang sangat jauh dari pemahaman umum. Menurutnya, bedanya khalifah dan nabi, khalifah diangkat langsung oleh Allah sementara khalifah diangkat dan dipilih oleh umat. HTI mencoba untuk menyamakan konsep ini dengan metode pengangkatan khalifah. HTI mencoba mengangkat amirnnya sama seperti Rasulullah, padahal Amir HT dengan Rasulullah tidak dapat disamakan.

“Khilafah yang diperjungkan HTI sama sekali tidak sesuai dengan syariat Islam. Khilafah yang diperjuangkan hanyalah khilafah versi mereka. Khalifah yang sebenarnya diangkat oleh umat, bukan oleh kelompok dan anggotanya sendiri”, imbuhnya.

Bahkan Ayik melihat, “salah satu kampanye utama HTI adalah mengajak memusuhi pemerintah agar legitimasi kekuasaan runtuh di mata umat. Ketika wibawa runtuh, ide khilafah mudah disampaikan dan kekuasaan yang diinginkan dengan sendirinya lebih mudah ditegakkan” pungkas Ayik.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru