33.2 C
Jakarta

Din Syamsuddin Berbicara Kemerdekaan dalam Islam

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanDin Syamsuddin Berbicara Kemerdekaan dalam Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Memasuki bulan Agustus, masyarakat Indonesia dibuat flashback dengan perjuangan para pahlawan melawan penjajahan, sehingga sebuah kemerdekaan dapat mereka genggam. Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan merupakan sebuah anugerah yang sangat bernilai dan seharusnya tetap dipelihara sampai kapanpun. Terkait kemerdekaan seorang tokoh Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin mengulas kemerdekaan dalam perspektif Islam sampai kemerdekaan di Indonesia.

Kemerdekaan dalam bahasa Arab dapat diterjemahkan ke dalam dua istilah: Pertama, istiqlal yang artinya kebebasan atau kemerdekaan. Kedua, hurriyyah yang artinya kebebasan. Kemerdekaan itu adalah menjadi orang yang terbebas dari penjajahan dan belenggu-belenggu pihak lain. Karena, manusia itu adalah sebuah diri yang terbebas dari dikte orang lain.

Islam sudah mengajarkan pesan kemerdekaan dari perintah membaca syahadat. Pada syahadat itu disebutkan penegasan bahwa manusia terbebas dari belenggu-belenggu di luar ketauhidan dengan mengesakan Tuhan. La ilaha illa Allah, tiada tuhan selain Allah. Sehingga, pesan kemerdekaan ini kemudian membentuk manusia memperjuangkan kemerdekaan negaranya sendiri sebagai asal mereka dilahirkan dan tumbuh.

Memperjuangkan kemerdekaan sebuah negara merupakan ekspresi dari kecintaan manusia terhadap negaranya. Disebutkan dalam sebuah adagium: Hubbu al-wathan min al-iman, cinta tanah air itu sebagian dari iman. Ekspresi kecintaan seseorang terhadap tanah air menunjukkan bahwa ia termasuk khalifah di muka bumi. Khalifah ini sesungguhnya dapat dipahami dengan wakil Tuhan di alam semesta. Sebagai wakil Tuhan, sang khalifah diberi kebebasan mengekspresikan kreativitasnya dengan membangun bumi menjadi persada yang berkembang dan berperadaban.

Nabi Muhammad Saw. telah menegakkan kemerdekaan semenjak berdakwah di tengah-tengah masyarakat Arab Quraisy kala itu. Selain menyelamatkan dari penjajahan politeisme (syirik), Nabi Saw. memerdekakan orang-orang yang terbelenggu hidupnya dengan sistem perbudakan. Salah seorang budak yang dimerdekakan Nabi Saw. adalah seorang muadzin legendaris Bilal. Nabi Saw. membebaskan perbudakan dengan menebus dengan membeli kepada majikannya. Nabi Saw. membebaskan perbudakan karena itu tidak sesuai dengan hak-hak asasi manusia (HAM).

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

Indonesia termasuk negara yang pernah melewati masa di mana penjajahan Belanda dan Jepang menguasai negara merah putih ini. Para ulama sekaligus pahlawan Indonesia menegaskan bahwa perjuangan melawan kemerdekaan itu adalah sebuah jihad di jalan Allah (jihad fi sabilillah). Jihad di jalan Allah itu adalah membebaskan diri dari bentuk kezaliman. Sehingga, kemerdekaan berada di tangan para pahlawan Indonesia dan para penjajah Belanda dan Jepang akhirnya minggat ke negara asal mereka.

Indonesia memang sudah merdeka pada 17 Agustus. Tapi, kehati-hatian dari penjajahan harus selalu diperhatikan. Karena, penjajahan pasca 17 Agustus masih terlihat geliatnya. Sebut saja, penjajahan politik, ekonomi, dan budaya. Maka, Bung Karno mengajak masyarakat Indonesia untuk berdaulat secara politik agar terbebas dari dikte bangsa lain, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara budaya. Tiga pesan Bung Karno ini disebut dengan Trisakti. Salah satu bukti anak bangsa kurang mencintai budaya Indonesia adalah kecintaan terhadap budaya luar, seperti K-Pop dan lain-lain, yang sampai membuat mereka tidak sadar berteriak histeris lantaran kegirangan.

Melihat pentingnya menjaga kemerdekaan, hendaknya generasi ke generasi memiliki semangat nasionalisme, wawasan kebangsaan. Nasionalisme ini dapat diekspresikan dengan mengelola negara ini menjadi negara yang berperadaban, serta bangsanya maju dan berprestasi. Prestasi ini dapat diletupkan dalam pelbagai kompetisi, baik di tingkat lokal, hingga tingkat internasional. Karya-karya bangsa Indonesia seperti pakaian batik seharusnya lebih banyak diganderungi dibandingkan karya-karya lain.

Sebagai penutup, kemerdekaan yang dituturkan oleh Prof. Din Syamsuddin dapat membuka mindset kita melihat kemerdekaan lebih bijaksana dan membangkitkan semangat kemerdekaan tiada bertepi, kendati sekarang kita sedang berada di bulan Agustus, lebih tepatnya tanggal tujuh belas. Kita tersadarkan, bahwa Islam adalah agama yang memerdekakan manusia dari belenggu-belenggu kezaliman, sehingga memerangi penjajahan untuk menegakkan kemerdekaan adalah jihad di jalan Allah.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disampaikan oleh Prof. Din Syamsuddin di akun YouTube Official NET News

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru