26.1 C
Jakarta

Mengapa Dianjurkan Memperbanyak Ibadah Hari Tasyrik, Ternyata ini Rahasianya!

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahMengapa Dianjurkan Memperbanyak Ibadah Hari Tasyrik, Ternyata ini Rahasianya!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bulan Zulhijjah sebagai bulan yang berkah dan memiliki banyak keistimewaan. Meskipun dalam setahun ada hari-hari khusus yang di haramkan berpuasa. Di antara hari diharamkan berpuasa berupa hari-hari di bulan Zulhijjah yang dikenal dengan hari Tasyrik. Pada bulan ini umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah hari tasyrik. Namun masih banyak ibadah lainnya yang dapat dikerjakan.

Larangan berpuasa ini  disebabkan hari-hari tersebut masih satu rangkaian dengan hari raya Idhul Adha, dan disebutkan dalam hadits, hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sabiq] berkata;  “ Telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Thahman] dari [Abu Az Zubair] dari [Ibnu Ka’ab bin Malik] dari [Bapaknya] menceritakannya Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam mengutusnya bersama Uwais bin Al Hadatsan pada Hari Tasyrik, lalu keduanya menyerukan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang mukmin dan Hari Tasyrik adalah hari makan dan minum. [HR. Ahmad]. Juga Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam Bersabda : “Hari-hari Mina adalah hari makan, minum dan berdzikir pada Allah” (HR. Muslim II/800)

Keistimewaan dan keangungan hari tasyrik seperti penulis ungkapkan diatas sering sebagaina kita melupakan dan tidak mengisi hari tersebut dengan berbagai aktifitas yang bernilai ibadah sebagai bentuk rasa syukur kepada sang khalik yakni Allah SWT. Padahal Allah menganjurkan ibadah hari tasyrik. Al-quran  telah menyebutkan tentang kelebihan dan keistimewaan yaumil tasyriq serta memerintahkan kepada kaum muslimin untuk memperbanyak zikir pada hari itu dalam surat Al-Baqarah ayat 203 yang berbunyi: “Berzikirlah (Ingatlah Allah) dalam hari-hari yang berbilang.”(QS. Al-Baqarah:203).

Dalam menafsirkan ayat  tersebut maksud “ayyamil Ma’dudat’  menurut tafsir  Jalalain adalah hari yang kedua dari hari nahar dan dua hari yaag mengiringinya (11, 12. Dan 13 Zulhijjah). (Tafsir Jalalain 1:131). Syekh Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” juga menyebutkan  pengertian hari yang berbilang yakini tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. (Ibnu Hajar, Fathul Bari: 2: 458).

Sementara itu di dalam hadis dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (AidilAdha) kemudian hari al-qarr.”(HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866). Dalam hadist tersebut pemahaman yang dimaksudkan dengan hari ‘Al-Qarr’ adalah tarikh 11 Zulhijah. Ini berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar mengatakan:“Hari ‘al-qarr’ adalah hari kedua setelah hari qurban”.

Sangat dianjurkan ibadah hari tasyrik, diantaranya:

Pertama, memperbanyak shalat sunat
Shalat sunat sangat banyak dalam syariat Islam dengan berbagai variasi dan bentuknya, inti di balik ibadah tersebut untuk meningkatkan kehambaan kita dengan sang khalik, shalat sunat tersebut bisa jadi shalat tasbih yang dilakukan 4 rakaat sekaligus siang hari atau boleh juga dua-dua rakaat dengan 2 kali salam. Shalat sunat lainnya baik shalat alfi hajat dan lainnya.

Kedua, anjuran memperbanyak berdzikir. Dalam hal ini Allah Swt berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203). Yaitu di hari tasyrik. Telah disebutkan dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).

BACA JUGA  Ingin Pasangan Suami Istri Setia dan Terhindar dari Perselingkuhan, Lakukan Hal ini

Menyemarakkan dzikir pada hari tasyrik, bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya : Melakukan Takbiran setiap selesai shalat wajib. Ini sebagaimana yang dilakukan para sahabat. Sebagaimana praktek Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dzuhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi)

Demikian juga dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (HR. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi.).

Kita mengetahui bahwa mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa dilaksanakan sampai hari tasyrik berakhir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ
“Di setiap hari tasyrik, boleh menyembelih.” (HR. Ahmad, ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan yang lainnya).

Sangat banyak cara mengingat Allah Swt,  diantara lainnya dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyrik. Yang hanya dilakukan jamaah haji.

Syariat Islam juga menyebutkan bahwa mengingat Allah dengan memperbanyak takbiran ada secara mutlak, di manapun dan kapanpun. Ibadah hari tasyrik telah ditradisikan sejak masa nabi. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau melakukan takbiran di kemahnya di Mina, kemudian diikuti oleh banyak orang, sehingga Mina bergetar karena gema takbir. (HR. Bukhari sebelum hadis no.970)

Ibadah Hari Tasyrik dengan Perbanyak Doa

Ketiga, berdoa kepada Allah. Sebagian ulama menganjurkan untuk memperbanyak berdoa di hari ini. Ikrimah (murid Ibn Abbas) mengatakan:

كان يستحب أن يقال في أيام التشريق : { رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }
Doa diatas  dianjurkan untuk dibaca pada hari tasyrik).

Doa ini kita kenal dengan doa sapu jagad. Dan memang demikian, doa ini dianggap sebagai doa yang isinya mengumpulkan semua bentuk kebaikan dan menolak semua bentuk keburukan. Karena itulah, doa ini menjadi pilihan yang sangat sering dilantunkan oleh manusia terbaik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Anas bin Malik mengatakan:

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»
Doa yang paling banyak dilantunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rabbana  Atin Fid-dun-Yaa Hasanah dst.. (HR. Bukhari 6389 dan Muslim 2690).

Disamping itu, doa merupakan bentuk mengingat Allah yang sangat agung. Berisi pujian dan harapan manusia kepada Tuhannya. Sehingga, hari ini menjadi hari yang istimewa untuk memperbanyak doa.

Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha:

بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل
Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya sebagai al-Ayyam al-Ma’dudat (hari-hari yang terbilang), doa pada hari-hari ini, tidak akan ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi, M.Pd.
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi, M.Pd.
Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru