28.6 C
Jakarta

Densus 88 bersama Eks Teroris Lamongan Ingatkan Sekolah Jaga Pintu Masuk Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahDensus 88 bersama Eks Teroris Lamongan Ingatkan Sekolah Jaga Pintu Masuk Radikalisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Lamongan – Densus 88 Anti Teror belakangan mulai masuk ke sekolah-sekolah di beberapa daerah untuk memberi peringatan tentang ancaman radikalisme. Sekolah juga dipantau sebagai salah satu pintu masuknya paham radikal, seperti disampaikan pada sosialisasi di Kabupaten Lamongan, Senin (24/6/2024).

Acara yang mengedukasi pengecahan radikalisme itu diikuti kepala sekolah (kasek) dan ratusan guru di gedung Pertemuan Dindik Lamongan. Dalam kegiatan ini Densus 88 bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Lamongan yang dikemas acara Sosialisasi Kebangsan Bersama Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Gusu SD-SMP se-Kabupaten Lamongan

Hadir sebagai pemateri adalah Direktorat Pencegahan Densus 88 Anti, AKBP Mohammad Dofir dan mantan napi terorisme (napiter), Muhammad Saifuddin Umar.

Umar pernah membantu menyembunyikan gembong teroris nomor wahid, Dr Azhari dan Noordin M Top, serta Hambali, yang pernah membantu peledakan di Bali pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan ratusan orang.

Pengalaman Umar pernah tergabung di kelompok NII, DI, Jamaah Islamiyah, dan bahkan Jamaah Ansharut Tauhid atau (JAT) di Indonesia. Ia mengatakan bahwa buku, pertemanan, hingga figur seseorang bisa menjadi penyebab seseorang terpapar paham radikal. “Inilah perlunya kepala sekolah, guru dan siswa untuk diberikan pemahaman menangkal paham radikalisme,” tegas Umar.

Ia juga mengungkapkan pengalamannya malang melintang menimba ilmu agama di berbagai negara Timur Tengah. Di antaranya ke Syria, Jordania, Pakistan, hingga mendapat gelar Lc. setingkat sarjana dari Universitas Ummul Quro, Arab Saudi.

Umar alias Abu Fida kali pertama ditangkap pada 2004. Dan terulang beberapa kali karena saat bebas dari penjara, ia kambuh lagi. Hingga akhirnya pria kelahiran 26 Januari 1966 yang dikarunia lima anak ini sadar dan kembali ke NKRI pada tahun 2017.

BACA JUGA  Aktivis Mahasiswa Serukan Kewaspadaan Cegah Penyebaran Radikalisme

Sementara pemateri dari Direktorat Pencegahan Densus 88, AKBP Mohammad Dofir mengungkapkan, pihaknya merupakan salah satu direktorat yang bertujuan menunjukkan bahwa Densus selain militan, juga memiliki sisi humanis dalam menangani terorisme.

Dikatakan Dofir, sekolah merupakan salah satu pintu penyebaran paham radikalisme. Pihaknya menyampaikan pham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme (IRET) secara detail agar para kasek dan guru bisa membedakan sendiri.

“Tujuan sosialisasi kebangsaan ini adalah untuk mengedukasi para kasek dan guru tentang paham IRET,” ucapnya.

Dofir mengharapkan, jika sudah teredukasi maka semua kasek bisa melakukan deteksi dini di lingkungan sekolahnya, sehingga bisa bebas dari paham IRET ini. Ditambahkan pula, keberhasilan pencegahan ini dapat dilihat dari menurunnya indeks potensi radikalisme di tengah masyarakat, dan terbukti Indonesia bisa zero attack di tahun 2023.

“Pada tahun 2023, Direktorat Pencegahan telah melakukan 16.500 kegiatan pencegahan untuk menekan penyebaran IRET,” ungkapnya.

Ditambahkan, Ideologi yang menyimpang merupakan salah satu penyebab terbesar munculnya paham IRET ini, bahkan rela untuk membunuh sesama Muslim hanya karena ingin mendirikan khilafah di Indonesia.

Ditegaskan, bahwa radikalisme ini tidak merujuk pada agama Islam saja, terdapat permasalahan yang sama di setiap agama terkait paham IRET ini. Saat ini media sosial menjadi salah satu sarana penyebaran paham radikalisme tertinggi karena bisa diakses oleh siapa pun dan kapan pun.

Lantas Dofir mengajak para kasek dan guru untuk menjadi agen pencegahan paham IRET di lingkungan sekolah, agar para siswa bisa terbentengi dari paham radikalisme. “Mari untuk selalu merawat keberagaman, itu adalah salah satu kekuatan bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru