25.4 C
Jakarta
Array

Daya Tarik Hermeneutika di Sebalik Kontroversi Disertasi Abdul Aziz

Artikel Trending

Daya Tarik Hermeneutika di Sebalik Kontroversi Disertasi Abdul Aziz
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kebanyakan gagasan pemikiran yang dikecam oleh banyak pihak lahir dari pengaruh hermeneutika, termasuk konsep milku al-yamin (ملك اليمين) yang menghalalkan zina, hasil gagasan Muhammad Syahrur yang dikaji semula oleh Abdul Aziz. Malangnya ia pun terpengaruh dan melahirkan disertasi di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta yang menguatkan konsep tersebut. Apa sih daya tarik hermeneutika sehinggakan banyak intelektual yang terpikat?

Hermeneutika dan Kebebasan Interpretasi

Menurut penulis, hermeneutika yang bebas nilai menjadikan pemujanya merasakan kebebasan yang sangat luas untuk melahirkan ide baru. Malangnya, kebanyakan ide itu tidak dapat diterima karena bertentangan dengan syariat. Bagaimana tidak, Al-Quran dilihat sebagai produk budaya yang disejajarkan dengan produk-produk budaya yang terbentuk dari interaksi sosio-kultural masyarakat, seperti syair, pantun dan karangan bebas. Siapa yang tidak marah jika Al-Qurannya direndahkan derajatnya seperti ini? Siapa yang tidak kebakaran jenggot jika Al-Quran disamakan dengan syair dan kitab-kitab kesusastraan yang lain.

Kemudian, hermeneutika ini menggiring pemujanya untuk mengotak-atik teks Al-Quran setelah meminggirkan kaidah tafsir yang baku. Sebabnya, mereka melihat kaidah tafsir itu sudah ketinggalan zaman. Ilmu-ilmu Al-Quran dalam kitab al-Itqan dan al-Burhan dilihat sebagai warisan kuno yang sudah tidak relevan dengan keperluan manusia zaman ini.

Oleh itu, pemuja hermeneutika leluasa menggiring wacana yang kontroversi setelah tendang kiri-kanan semua kaidah yang mengikat. Tidak heran jika orang seperti Syharur dan pengikutnya Abdul Aziz berpandangan bahwa zina yang dibolehkan melalui konsep milku al-yamin bergantung kepada waktu dan tempat. Sebagai contoh, konsep milku al-yamin yang menghalalkan zina idak sesuai diterapkan di Indonesia, tetapi mungkin boleh diterapkan di Venezuela? Ya rabbi, Al-Quran sudah memiliki kata pasti terhadap zina, iaitu haram. Yah, sekali haram, tetap haram. Tidak mungkin di Indonesia halal, kemudian di Malaysia haram sebagai contoh. Inilah kekeliruan utama para pemuja hermeneutika. Mereka lupa sejarah. Bukankah sejarah milku al-yamin ini sudah tidak berlaku lagi.

Islam datang memerangi perbudakan yang memeras orang miskin yang lemah. Olehnya itu, Kaffarah sebagian hukum adalah memerdekakan budak (hamba) sebagai salah satu opsi di antara banyak pilihan, termasuk kaffarah orang yang melanggar sumpahnya atas nama Allah (kaffarah al-Yamin dalam surah Al-Maidah ayat 89 dan kaffarah zihar dalam surah Al-Mujadalah ayat 3-4. Ringkasnya, para pemuja hermeneutika dalam bab milku al-yamin ini telah buta sejarah. Olehnya itu, hatinya pun buta melihat syariat sehingga yang haram dihalalkan dan begitu juga sebaliknya.

Hermeneutika Nisbi

Kesimpulannya, hermeneutika diminati oleh para pemujanya karena membawa mereka ke alam yang luas ketika mentafsirkan teks-teks suci Al-Quran dan hadith. Malangnya, tafsiran itu tidak tunduk kepada kaidah yang baku sehingga tafsiran merkea mendapat kecaman yang luas dari banyak pihak. Kemudian, hermeneutika membuka ruang bagi mereka untuk mendatangkan gagasan pemikiran yang baru. Malangnya, kebanyakan ide yang tercetus tidak bertentangan dengan syariat karena tidak patuh kepada kaidah tafsir.Seterusnya, hermeneutika menjadikan para pemujanya cepat terkenal. Abdul Aziz dan Muhammad Syarur sebagai contoh, bukan hanya terkenal di Indonesia, tetapi di Malaysia pun sudah ketularan. Teman-teman dozen saya di USIM bertanya, “Dr kenalke Abdul Aziz ini dan Muhammad Syahrur? Katanya, mereka ini menghalalkan zina ye?”

Nasehat penulis, janganlah semua pihak menguras tenaga untuk mengecam Syahrur dan Abdul Aziz. Biarkanlah pihak MUI, INSISTS dan ulama-ulama muktabar yang mempunyai otoritas keilmuan untuk meluruskan mereka.

Dr. Muhammad Widus Sempo, Dosen Senior (Senior Lecturer) Fakulti Pengajian Quran dan Sunnah,

Universiti Sains Islam Malaysia (USIM)

E-mail: [email protected]

[email protected]

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru