33 C
Jakarta

Darurat Ideologi Gen Z: Saatnya Reideologisasi Pancasila dan Menyingkirkan Khilafahisme

Artikel Trending

Milenial IslamDarurat Ideologi Gen Z: Saatnya Reideologisasi Pancasila dan Menyingkirkan Khilafahisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Darurat masalah media sosial nyata adanya. Dan itu berimbas pada ideologi sebuah bangsa. Buktinya, anak muda atau Gen Z menjadikan media sosial sebagai ideologi baru dalam hidup mereka. Karena itulah media dijadikan sebagai kehidupan baru olehnya. Rata-rata mereka lebih memilih berjam-jam hidup di media sosial ketimbang di dunia nyata.

Bukan hanya akademisi dan para ilmuwan yang risau atas gejala ini. Bahkan Presiden Jokowi juga ikut prihatin atas fakta tersebut. Makanya, Jokowi meminta agar sosialisasi Pancasila disesuaikan dengan cara Gen Z.

Perlu Strategi Baru

Turunan dari permintaan Jokowi ini, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengusulkan anggaran tambahan pada 2025 sebesar Rp100 miliar. Dana sebanyak itu di antaranya adalah untuk penyelenggaraan diklat pembinaan ideologi Pancasila hingga sosialisasi Pancasila untuk content creator hingga influencer.

Jadi bisa ditebak untuk memasarkan ideologi butuh strategi baru agar meresap ke akar rumput, utamanya ke Gen Z. Strategi baru ini hanya bisa disalurkan lewat media sosial. Seperti fenomena candu K-pop pada Gen Z, ideologi Pancasila butuh alat propaganda-kendali untuk masuk pada kehidupan Gen Z.

Apa jawaban terhadap realitas sosial ini? Hilangnya kesadaran Gen Z terhadap ideologi bangsa adalah hal yang fatal. Sebab, Gen Z ini disebut-sebut akan menjadi generasi emas. Bagaimana mungkin Gen Z bisa menjadi generasi emas, wong pada ideologi bangsa dan negaranya saja tidak kenal?

Ingat, Pancasila adalah sebuah falsafah bagi bangsa Indonesia. Ada yang menyebutnya Pancasila sebagai ideologi. Dan ideologi sangat dibutuhkan oleh sebuah umat, bangsa, dan generasi. Maka itu, Pancasila harus didekatkan kepada kehidupan Gen Z.

Nada Sumbang Aktivis Khilafah

Meski banyak organisasi yang sewot terhadap Pancasila dengan cara ingin menghabisinya, tapi saya kira, itu mustahil bisa dilakukan. Sebab, Pancasila adalah rahim yang menyatukan bangsa dan negara ini sejak sekian lamanya. Dan saya percaya, bahwa Gen Z, secara alami akan mencari dan menetapkan Pancasila sebagai pilihan ideologi yang cocok bagi dirinya.

BACA JUGA  Homo Academicus Diam Pada Ajaran Wahabi?

Nada sumbang aktivis khilafah terhadap Pancasila memang perlu direspons dengan tepat sebagai momentum reideologisasi Pancasila pada kalangan pemuda. Sejak dulu kala, mereka memang ingin melenyapkan Pancasila dari kehidupan anak muda. Secara simultan dan terus-menerus, mereka sengaja mempolitisasi Pancasila sebagai ajaran yang salah.

Selama ini, aktivis khilafah menjalankan proyek manipulatif. Mereka secara bar-bar mengecam bahwa Pancasila adalah musuh Islam dan tidak sesuai dengan Islam. Bahkan mereka mengatakan Pancasila hanyalah buatan manusia dan tidak perlu diikuti oleh umat Islam. Mereka menyodorkan khilafah sebagai representasi ideologi umat Islam yang perlu ditegakkan, diikuti, dan diselenggarakan di seluruh Indonesia.

Pancasila Ideologi Bangsa

Proyek manipulatif itu bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai proyek seperti terorisme. Bedanya, yang satu ingin merongrong umat Islam lewat sistem ideologi dan ajarannya. Sementara satunya, langsung melakukan secara bar-bar sebagai representasi dari ajarannya. Intinya adalah mereka melakukan depolitisasi Islam (cara lain merusak ajaran Islam).

Sekali lagi, aktivis khilafah dan aktivis teroris selama ini memaksakan dogma ideologi keras kepada umat tanpa memberikan penjelasan definisi ideologi secara utuh dan hakikat ideologi dengan benar. Yang penting bagi mereka, adalah meruntuhkan bangsa dan Indonesia. Kemudian setelah runtuh, mereka bisa menikmatinya.

Sayangnya, mereka tidak mampu menakar kelayakan apa pun dari ideologi yang mereka usung. Bahkan, lafaz ideologi itu sendiri tidak lagi ada dalam kamus hidup generasi hari ini. Oleh karenanya, ideologi bagus, yang memiliki seperangkat sistem aturan, mustahil terperangkap dalam batas-batas teritorial imajiner.

Karakter ideologi Pancasila dengan fikrah dan thariqah-nya itu telah mampu menerobos batas-batas nation-state. Ideologi Pancasila berkarakter global, bukan transnasional, apalagi lokal seperti miliknya aktivis khilafah.

Namun, ideologi bukanlah semata berupa pemikiran teoretis (konsepsi), melainkan ideologi juga dapat diterapkan dalam kehidupan. Dan hanya Pancasila yang telah terbukti ampuh menjaga negara dan bangsa Indonesia selama ini. Bukan khilafah.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru