32.4 C
Jakarta

Dari Narasi Kekerasan, Mantan Napi Teroris Menebar Perdamaian

Artikel Trending

EditorialDari Narasi Kekerasan, Mantan Napi Teroris Menebar Perdamaian
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dilansir dari cnnindonesia.com, pengamat militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi menghimbau agar saat ini jaringan terorisme yang diprediksi akan melakukan aski-aksinya itu juga telah mengubah pola sasaran. Sasaran teroris tak lagi terfokus pada banyaknya jumlah korban melainkan siapa yang menjadi sasaran mereka. (05/12/19).

Walaupun hal ini hanya sekedar pengamatan yang belum tentu terjadi. Akan tetapi, setidaknya pesan tersebut menjadi sinyal bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati. Agar sebelum aksi terorisme itu terjadi dan memicu kekerasan, sehingga memakan banyak korban.

Modus terorisme di Indonesia bisa dibuktikan bahwa setiap sasaran atau target penyerangan oleh teroris selalu saja terjadi tanpa diduga sebelumnya bahwa itu akan terjadi. Karena itu, wajar jika setiap langkah dan gerakan kelompok terorisme bisa menakut-nakuti keamanan dan kenyamanan masyarakat itu sendiri.

Terorisme mengingatkan semua pihak kepada tragedi bom Bali I, bom Bali II, bom sarinah, bom bunuh diri di wilayah kantor aparat penegak hukum kepolisian kota Medan, dan aksi bom di berbagai gereja di kota Surabaya. Modus-modus dari kekerasan terorisme ini lebih banyak menggunakan bom di tengah keramaian publik.

Efek dari aksi tersebut banyak masyarakat yang menjadi korban akibat motif pelaku serangan. Di sisi lain, motif persoalan agama yang sebelumnya hidup dalam konflik intoleransi yang berkepanjangan berpotensi melahirkan kekerasan-kekerasan yang bisa menjadi pintu masuk bagi kelompok terorisme.

Respon Atas Motif Teroris

Dalam suatu kesempatan, salah satu reporter Harakatuna.com mewawancarai Lukman Said Thahir Direktur Eksekutif Wisdom Institute (22/01/20), ia mengatakan bahwa jaringan kelompok terorisme yang sering melakukan aksinya. Di antaranya, Al-Qaeda, ISIS, Jamaah Islamiyah, dan Jamaah Anshorut Daulah.

BACA JUGA  Idulfitri: Kembali ke Fitrah Keagamaan dan Kebangsaan

Kelompok-kelompok tersebut sering kali melancarkan kekerasan itu selain motif atau modusnya persoalan agama. Ada juga karena tidak diperlakukan secara adil, faktor ketidaksejahteraan, dan yang paling ironis modusnya adalah balas dendam.

Untuk itu terorisme adalah serangan-serangan terkoordinir yang memiliki misi untuk menciptakan tragedi kekerasan di mana-mana dengan memakan banyak korban. Apa sebetulnya yang memotivasi teroris itu melakukan aksi tersebut? Tentu balas dendam, dan penuh sikap ambisius serta mudah membuat pola pikirnya bereaksi.

Apalagi jika berkaca kepada peristiwa pengeboman di Indonesia selama ini. Terorisme semata-mata identik monster yang sangat menakutkan, sebab itulah membuat masyarakat yang dalam keadaan aman dan nyaman justru merasa takut akan aksinya.

Dari Aksi Kekerasan Menuju Perdamaian.

Tindakan apapun yang berbau kekerasan, apalagi teroris itu tindakan yang sangat dilarang oleh agama, khususnya Islam. Dalam agama apapun kekerasan itu tidak ada yang mengajarkan kekerasan apalagi aksi kelompok terorisme ini melebih dari kekerasan, tetapi ilegalisasi pembunuhan.

Dalam sebuah hadits (al-din an-nasihah). Artinya, agama itu adalah nasehat. Nasehat itu mengajarkan umatnya untuk berbuat kebaikan, perdamaian, dan membuat semua masyarakat hidup harmonis, bukan kemudian melakukan kekerasan.

Maka dari itu, aksi kekerasan dan pengeboman yang dilakukan oleh teroris harus dihentikan dengan cara merekrut mantan nara pidana teroris untuk melakukan deklarasi anti radikalisme, esktremisme, dan terorisme. Narasi kontra ini setidaknya menunjukkan peran penting dari aksi perdamaian mereka untuk Indonesia kedepanya.

Pada akhirnya, memang soliditas peran semua pihak itu sangat penting untuk meluruskan sentimen kelompok radikali-teroristik melalui mantan nara pidana teroris tersebut untuk melakukan pencegahan, dan pendekatan-pendekatan yang bisa meminimalisir sarang terorisme.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru