29.7 C
Jakarta
Array

Cegah Radikalisme Sejak Usia Dini

Artikel Trending

Cegah Radikalisme Sejak Usia Dini
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Beberapa hari yang lalau viral video pawai anak TK bercadar dan membawa replika senjata. Sebenarnya beberapa bulan yang lalu saat Harakatuna media mengadakan Tour De Pesantren menemukan simbol-simbol ISIS di Ruang belajar TK di salah satu pesantren yang kami datangi. hal tersebut mengindikasikan sebenarnya penyebaran paham radikalisme ada sejak dalam pendidikan usia dini seperti TK.

Anak-anak pada dasarnya sangat rentan terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Karenanya, anak wajib diberikan pendidikan bahaya tersebut sejak dini. Pencegahan tindakan terhadap anak dan pelajar harus dilakukan dengan strategi khusus.

Menurut Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Maria Advianti mengatakan “Anak punya hak dilindungi dari propaganda radikalisme dan terorisme. Harus ada perlindungan khusus,  melalui edukasi (pendidikan) soal ideologi dan nilai nasionalisme. Bentuknya bisa macam-macam, bisa melalui kurikulum pelajaran sekolah mulai usia dini, ataupun sosialisasi pemahaman ancaman paham radikalisme dan terorisme kepada orang tua,”

Seperti diketahui, anak-anak telah dieksploitasi kelompok penganut paham kekerasan dan terorisme, khususnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dalam propaganda-propaganda di dunia maya. Bahkan dari beberapa video propaganda itu, ISIS jelas-jelas menjadikan anak Indonesia sebagai target untuk direkrut masuk dalam jaringan mereka.

Menurut Maria,  ini sangat menyedihkan karena anak-anak itu masih  hijau dan tidak seharusnya dijadikan ‘sandera’ dalam penyebaran paham kekerasan dan terorisme itu. Kondisi itulah yang mengharuskan pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai koordinator pencegahan terorisme di tanah air bisa memberikan perlindungan anak dari penyebaran paham tersebut.

Anak yang telah menjadi korban indoktrinasi radikalisme memerlukan rehabilitasi untuk mengoreksi nilai-nilai ideologi terorisme yang telah diserapnya selama masa inkubasi. Upaya rehabilitasi bagi anak korban propaganda kekerasan dan terorisme itu jadi penting dalam mencegah terjangkitnya ‘virus’ ini ke anak-anak.

Menurut Maria, tidak perlu kurikulum khusus dalam melakukan pencegahan terhadap radikalisme, karena bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran budi pekerti, agama, atau yang terkait. Pastinya sangat perlu materi pencegahan terorisme ada di sekolah-sekolah.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru