Harakatuna.com. Pontianak – Bersamaan dengan maraknya isu Coronavirus, masyarakat Kalimantan Barat terus cegah persebaran radikalisme. Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) sebagai organisasi kepemudaan bersama Forum Peduli Ibu Pertiwi (FPIP) selenggarakan dialog interaktif. Kegiatan yang juga diikuti oleh Ikatan Pelajar Perempuan Nahdatul Ulama (IPPNU) dihadiri Kejari Sekadau.
Dialog interaktif yang diselenggaran pada Jumat (27/3) mengusung tema “Literasi Digital Cegah Paham Radikalisme dan Terorisme Dikalangan Pemuda“. Kegiatan ini digelar di Radio Dermaga Sekadau, Jl. Merdeka Selatan, Sekadau, Kalbar.
Hadir dalam dialog itu Kejaksaan Negeri Sekadau, Kepolisian Resor Sekadau, Kesbangpol, PCNU, KONI serta Panitia kegiatan. Kejari Sekadau Andri Irawan menyebut pada dasarnya radikalisme tidak terkait dengan agama, namun lebih pada Ideologi dan Politik.
Kesadaran untuk cegah persebaran radikalisme ini sangat dibuthkan di tengah-tengah masyarakat yang sedang digegerkan dengan isu Coronavirus. Paling tidak, menurut pemaparan ketua IPNU Kalimantan Barat masyarakat tetap waspada pada pengaruh paham radikal yang tak mungkin hilang begitu saja.
Menurutnya radikalisme adalah embrio dari terorisme yang dalam penerapannya mengunakan cara – cara ekstrim. “Sedangkan strategi Pemerintah mencegah radakalisme dikatakan Kejari adalah dengan melakukan kontra radikalisasi dan deradiakalisasi,” paparnya
Sementara itu, Kasat Binmas Polres Sekadau IPTU Masdar menyebut para pelajar merupakan kaum yang rentan akan masuknya paham radikalisme dan terorime.
Masdar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi paham radikal dan terorisme. “Di Kabupaten Sekadau belum ditemukan paham radikalisme dan terorisme, meski demikian, diajak kepada semua pihak untuk memerangi embrio terorisme dan radikalisme,” tukasnya.