Harakatuna.com. Jakarta. Dua minggu ini setidaknya telah terjadi lima peristiwa penganiayaan dan intimidasi terhadap tokoh agama. Hal tersebut membuat geger di tengah masyarakat. Kondusifitas yang tercipta selepas usainya Pilkada 2016 lalu, kini kembali marak.
Pengamat Terorisme Jajang Jahroni, seperti yang dilansir NU Online, Selasa (13/2), menyatakan bahwa seakan ada skenario yang dibuat oleh kelompok tertentu yang mungkin berbeda.
Selain itu, Jajang juga menyebutkan bahwa seolah ada upaya untuk memprovokasi masyarakat menjelang digelarnya Pilkada beberapa bulan mendatang dan Pilpres tahun depan.
Ia juga mengungkapkan bahwa opini publik digiring kepada anggapan bahwa jika yang diserang adalah tokoh agama Islam, pelakunya orang gila, sedang jika yang diserang merupakan tokoh agama selain Islam, pelakunya teroris.
Hal itu juga diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mahmud Syaltout saat menjadi narasumber pada program televisi nasional swasta, Selasa (13/2).
Keduanya meminta pemerintah agar cepat tanggap agar tidak lagi terjadi peristiwa yang sama di kemudian hari.