30.8 C
Jakarta

BPIP Sebut Moderasi Beragama Harus Jadi Inspirasi Batin

Artikel Trending

AkhbarNasionalBPIP Sebut Moderasi Beragama Harus Jadi Inspirasi Batin
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIPAntonius Benny Susetyo mengatakan, moderasi beragama harus menjadi inspirasi batin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dalam moderasi, intinya agama menjadi inspirasi batin bagi internalisasi penghayatan nilai-nilai ketuhanan,” kata Benny saat menjadi pembicara pada webinar bertema “Moderasi Beragama untuk Indonesia yang Maju dan Damai” pada Selasa (16/3/2021).

Ia mengatakan, moderasi agama merupakan suatu cara pandang terkait proses memahami dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mencintai sesama manusia, menunjukkan kecintaannya kepada Tuhan.

“Orang yang mencintai sesama berarti dia dengan segenap hati mencintai Tuhan-nya. Sebagai warga bangsa, kita adalah bersaudara,” tambahnya.

Indonesia, lanjut Benny, sebagai negara majemuk yang terdiri atas berbagai etnis, suku, bahasa, budaya, dan agama semuanya hidup berdampingan secara damai. Kemajemukan ini terjalin dalam satu ikatan bangsa Indonesia, sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat.

“Negara Indonesia menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ketuhanan ini harus menjiwai sila-sila lainnya dalam Pancasila,” tegas Benny.

Seseorang yang melakukan tindak kekerasan atau menyampaikan ujaran kebencian, jelas Benny. Hal menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam pribadinya.

BACA JUGA  Polisi Israel Pukul Warga Palestina Saat Tarawih di Al-Aqsa, Ini Respon Muhammadiyah

“Semakin seseorang beriman, maka orang itu makin Pancasilais,” ujarnya.

Pendidikan Berpotensi untuk Tanamkan Moderasi Beragama

Benny, yang juga pendiri Setara Institute, mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi perubahan situasi yang sangat radikal. Dulu, negeri ini damai tetapi sekarang begitu banyak orang yang saling bermusuhan satu sama lainnya dan bersikap intoleran. Sikap tidak bersahabat ini muncul akibat berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada era digital, khususnya terkait ujaran kebencian dan SARA.

“Nilai kemanusiaan ini kehilangan rasanya karena menjadi manusia telah menjadi robot. Jika, permasalahan ini terus terjadi, maka persatuan dan kesatuan di negeri ini berangsur-angsur akan hilang,” tegasnya.

Menurut Benny, nilai-nilai Pancasila harus dibangun sejak dini dan dirawat sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Satu sama lain harus mampu membangun relasi lintas imam dengan menerima perbedaan. Kita harus membangun narasi indahnya kebersamaan dan persaudaraan dalam membangun masa depan Indonesia,” jelas dia.

Sementara itu, Dosen Agama Islam Universitas Brawijaya Malang, Khalid Rahman menjelaskan bahwa Indonesia adalah contoh luar biasa tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercederai oleh pemahaman agama yang kurang tepat.

“Saat ini, kita dituntut untuk berbuat sesuatu yang bermakna sebagai penyeimbang dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa,” kata Khalid.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru