Beberapa hari ini, umat Islam di Indonesia kembali di kejutkan oleh pernyataan Sukmawati saat mengisi peringatan hari pahlawan dengan membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Ir Soekarno. Sukmawati memberikan pertanyaan kepada para hadirin, siapa yang berjuang membela kemerdekaan pada awal abad 20, nabi Muhammad SAW atau Ir Soekarno…?
Sontak pertanyaan yang demikian tidak hanya mengguncang para hadirin saja akan tetapi juga umat Islam di Indonesia. Pernyataan yang demikian tentu menimbulkan gonjang-ganjing ditengah umat Islam dan tentu dianggap menistakan agama Islam. Lantas apakah boleh membandingkan Nabi Muhammad dengan Ir Soekrano dalam kemerdekaan di awal abad ke 20..?
Tentu membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Ir Soekarno termasuk perbandingan yang tidak aple to aple dan termasuk perbandingan yang cacat logika. Bagaimana mungkin ada yang membandingkan Nabi dengan umatnya. Tentu Nabilah yang lebih Istimewa, bahkan umat Nabi ikut menjadi istimewa disebabkan Nabinya.
Nabi Muhammad itu Maksum dan Ir Soekarno Tidak
Nabi Muhammad sebagai seorang nabi, tentu maksum atau terjaga dari kesalahan dalam perbuatan dan ucapanya. Sedangkan Ir Soekarno sebagai manusia biasa tentu banyak salah dan khilafnya. Nabi Muhammad sebagai nabi menunjukan segala yang diucapkan dan dilakukan pasti dijamin kebenaranya dan sesuai dengan kehendak tuhan. Sedangkan ucapan dan perbuatan Ir Soekarno terkadang bisa berasal dari nafsu dan lebih banyak menggunakan akalnya.
Memang secara fisik Nabi Muhammad tidak ikut berjuang dalam kemerdekaan pada awal abad 20. Akan tetapi ajaran dan spirit nilai yang diajarkan Nabi Muhammadlah yang sebenarnya menggerakan umat Islam untuk berjuang melawan penjajah.
Bahkan bisa dikatakan spirit utama Ir Soekarno dalam berjuang memerdekakan Indonesia pada awal abad ke-20 adalah karena ajaran dan nilai Islam yang di anutnya. Jadi Ajaran Nabi Muhammadlah yang memotivasi Ir soekarno untuk berjuang di abad ke-20 itu. Jadi salah kaprah jika ingin membandingkan Nabi Muhammad dengan Ir Soekarno.
Mungkin jika dipahami maksud dari ungkapan Sukmawati tersebut adalah ajakan kepada umat Islam untuk menghargai dan menghormati tokoh-tokoh besar yang telah berjuang memerdekakaan Indonesia dari tangan penjajah diawal abad 20. Tentu ajakan yang demikian patutlah diberi apresiasi. Karena memang benar apa yang diajaknya yaitu untuk menghormati para pahlawan yang telah berjuang.
Akan tetapi yang sangat disayangkan dari ungkapan beliau adalah kenapa harus membandingkan siapa yang berjuang untuk kemerdekaan di awal abad 20 apakah nabi Muhammad atau Ir Soekarno.
Menjunjung Derajat Nabi Muhammad dan Ir Soekarno
Padahal sebagaimana kita tahu menghormati dan menjunjung tinggi Nabi Muhammad adalah suatu pokok keimanan. Tanpa ada penghormatan terhadap Nabi Muhammad tentu iman seseorang tidak dikatakan sempurna.
Nabi Muhammad bersabda
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya : “Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. [HR. Bukhori].
Imam Nawawi Al-Bantani juga menyatakan bahwa mengagungkan derajat Nabi Muhammad adalah merupakan keimanan yang wajib dijaga. Mengagungkan derajat Nabi Muhammad berarti mengetahui ketinggian derajatnya, menjaga tatakramanya dan sopan santun waktu menyebut dan mendengar namanya.
Dengan demikian sangatlah tidak sopan jika membangdingkan Nabi Muhammad dengan Ir soekarno. Derajat Nabi Muhammad pasti lebih baik dari siapapun dan dalam segi apapun. Oleh karenanya membandingkan Nabi Muhammad dengan yang lain termasuk tidak mengagungkan Nabi. Dan termasuk pula pemikiran yang ekstrem dan radikal dalam beragama.
Walhasil Wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mengagungkan Nabi Muhammad. Namun demikian umat Islam juga dianjurkan atau bahkan wajib juga untuk bisa menghormati para pahlawan dan tokoh bangsa yang telah berjasa tanpa harus membandingkan dengan Nabi Muhammad.