29.7 C
Jakarta

Beradaptasi dengan COVID-19

Artikel Trending

KhazanahOpiniBeradaptasi dengan COVID-19
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hari-hari ini yang banyak diperbincangkan dunia internasional ialah tentang virus Corona, alias Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Setiap negara mengabari akan berita tentang wabah viral ini. Penyakit viral ini pun sangat cepat meluas bahkan tidak sampai berberapa lama. Penyakit ini juga memakan banyak korban dari berbagai negara.

Penyakit ini berbeda dengan penyakit yang lainnya, yakni kelihatanya biasa saja namun dapat merenggut nyawa. Dan pernyakit ini termasuk penyakit menular. Berbeda dengan penyakit menular lainnya, penyakit ini bisa tertular hanya sekedar lewat udara saja sehingga dari sinilah penyakit tersebut sangat bahaya.

Awal mula muncul COVID-19 di Wuhan, salah satu kota di China. Asal mulanya dikabarkan dari hewan-hewan unggas seperti kelelawar yang Islam mengharamkan umat untuk memakannya. Agama Islam sangat teliti tentang makanan haram dan halal dan sudah dijelaskan di dalam QS. al-Baqarah ayat 168:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Jika dilihat dari ayat di atas Allah menyeruh kepada seluruh Umat manusia, agar memilih makanan yang halal dan yang bagus (thayyib). Sesungguhnya Allah menyeru kepada seluruh umat Untuk mendatangkan keuntungan dalam kesehatan jasmani dan Rohani. Maka dari itu wajib untuk memilih makanan yang halal dan baik (thayyib).

COVID-19 dan Isolasi Diri

Yang sedang mengidap penyakit ini wajib diasingkan. Sehingga ada juga beberapa negara yang sudah menutup dirinya kepada sekitar lingkungannya. Ada juga negara yang mengkhususkan pulau tersembunyi yang dikhususkan untuk orang yang terkena COVID-19.

Ia tidak dikucilkan melainkan ditolong medis agar pengobatannya lebih intensif. Dikarantina dulu lalu jika sudah pulih maka ia akan dipersilakan kembali kepada keluarga atau lingkungannya.

Teruntuk yang sedang dikarantina karena COVID-19, jangan bersedih sebab ini jihad dan juga untuk kebaikan bersama. Sebab, jika penyakit tersebut ini dia biarkan begitu saja maka dunia ini akan terkena akan penyakit yang bahaya ini yang dapat merenggut nyawa. Lantas sebahaya itukah COVID-19 ini?

Jawabannya ialah tentu dengan penyakit yang viral ini membuat banyak orang bertanya-tanya. Juga mencari tahu akan hal tersebut, sehingga menjadikan ia lebih menjaga akan pola hidupnya  dan kebersihan dirinya.

Misalnya masyarakat pada umumnya sekarang memakai masker. Sebenarnya sebelum adanya COVID-19 pun kita sudah seharusnya memakai masker dikarenakan polusi yang tidak baik diluar rumah.

BACA JUGA  Pilpres, Momentum Berbaik Sangka Sesama Bangsa

Di dalam Hadis Rasulullah Saw bersabda: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kamu memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, tapi jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Bisa dikaitkan dengan sisi keislaman, bahwa COVID-19 ini membuat masyarakat lebih untuk bersih-bersih. Seperti antibacterial untuk tangan, memakai masker dan sebagainya. Ringkasnya, agama Islam sudah mengajarkan bagaimana membersihkan diri yang sudah disyariatkan.

Setiap ingin beribadah atau tidak, untuk menjaga kesucian diri yakni yang disebut dengan wudhu. Salah satu pesan Rasulullah saw, beliau bersabda: “Bahwa di akhir zaman nanti akan banyak wabah dan penyakit yang melanda manusia di dunia. Hanya umatku yang terhindar karena memelihara wudhunya. Begitulah cara Allah swt memberi syariat yang maha dahsyat kepada hamba-Nya.”

Ikhtiar-ikhtiar

Banyak berdoa  dan berzikir kepada Allah swt agar terhindar dari COVID-19. Mengutip salah satu doa menolak wabah dari Ahmad Lutfi Fathullah, Rasulullah saw pernah mengajarkan beberapa doa yang sebaiknya dibaca dalam kondisi seperti ini:

Tahashshanna bi dzil ‘izzati wal jabaruut wa’tashamna bi dzil mulki walmalakuut. Watawakkalna ‘ala al-hayy al-ladzii laa yamuut. Ishrif ‘annaa al-balaa’ wal wabaa’. Innaka ‘ala kulli sya’in qadiir. (Kami bentengi diri kami dengan pertolongan Dzat yang memiliki kemulian dan kekuasaan. Dan kami berpegang teguh dengan penguasa jagat raya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Dan kami serahkan diri kami kepada Dzat yang Maha Hidup, yang tak akan mati, jauhkanlah kami dari cobaan dan wabah. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu).

Banyak hikmah yang kita dapatkan dari munculnya penyakit yang viral ini. Dari negara yang membenci syariat agama Islam yakni cadar kini menjadi layaknya orang yang bercadar versi non-Muslim. Ada juga yang dahulu membenci Islam namun berubah menjadi berbondong-bondong untuk belajar agama Islam.

Jadikanlah juga hal ini sebagai saling menjaga nya kita antar satu dengan yang lain, bukan menjauhi antarsatu dengan yang lain. Sebab jika kita menjauhi orang dikarenakan takut terkena COVID-19, orang mana yang mau mendapat penyakit serta meninggalkan atau ditinggalkan? Tentu semua orang tidak mau akan hal itu.

Kunci dari penyakit ini bukan tidak bergaul lagi dengan orang lain, namun banyak berdoa dan berikhtiar. Hanya Allah-lah yang kuasa akan hal itu. Jika Allah berkhendak akan diberinya kita penyakit COVID-19 tersebut, maka kita akan terkena. Namun jika tidak, tidaklah kita terkena. Semoga tulisan ini banyak mengandung hikmah dan juga bermanfaat untuk para pembaca.

Isnawati Kurnia
Isnawati Kurnia
Mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) IAIN Samarinda

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru