29.5 C
Jakarta

Benarkah Menyanyikan Lagu Anak “Balonku Ada Lima” Menjadi Murtad?

Artikel Trending

Asas-asas IslamSyariahBenarkah Menyanyikan Lagu Anak “Balonku Ada Lima” Menjadi Murtad?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Di Twitter pada tanggal 13 Juni 2020 tagar #laguanakmurtad menjadi trending dengan hampir sepuluh ribu tweet. Trendingnya tagar ini bermula dari salah satu ustaz yang berceramah bahwa menyanyikan lagu anak-anak seperti balonku ada lima dan naik-naik kepuncak gunung menjadi murtad. Murtadnya menyanyikan lagu anak-anak disebabkan karena lirik lagu tersebut penuh konspirasi dari agama Kristen.

Dalam sebuah cerahmahnya sang uztad menyatakan bahwa sejak dahulu di Indonesia, anak-anak sudah diajarkan untuk membenci Islam. yaitu dengan lagu balonku ada lima. Menurutnya lagu balonku ada lima itu mengajarkan anak untuk membenci Islam. yaitu pada lirik meletus balon hijau, hatiku sangat kacau.

Ustaz tersebut menyatakan bahwa balon hijau diqiyaskan dengan agama Islam yang apabila meletus membuat hati orang-orang kacau. Setelah meletus sang uztad juga menyatakan lirik lagu balonku tinggal empat ku pegang erat-erat mengindikasikan untuk memegang erat agama lain selain Islam.

Dalam ceramah tersebut sang uztad juga menyebutkan bahwa lagu naik-naik kepuncak gunung juga membuat murtad. Hal ini karena ada lirik lagu “kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara” identik dengan cara beribadah orang Kristen. Orang Kristen menurutnya selalu berdoa dengan mengacungkan tangan ke dada kiri kemudian kanan kemudian ke kepala yang identik dengan trinitas.

Yang menjadi pertanyan apakah benar menyanyikan lagu anak-anak seperti balonku ada lima akan membuat seseorang murtad..?.

Menurut hemat penulis jelaslah bahwa menyanyikan lagu anak-anak seperti balonku ada lima dan naik-naik ke puncak gunung tidak membuat seseorang menjadi murtad. Lagu tersebut tidak mengindikasikan ajaran untuk membenci Islam sama sekali. Dan lirik lagu anak-anak tersebut juga tidak bertentangan dengan akidah Islam.

BACA JUGA  Pentingnya Berdakwah Kepada Keluarga 

Lagu anak-anak tersebut justru kalau dipahami secara jernih malah bernilai kebaikan. Karena sang pencipta menghendaki anak-anak untuk hidup dalam perkembangan yang semestinya. Sebagai anak-anak yang menyanyikan lagu anak-anak, bukan menyanyikan lagu percintaan ala orang dewasa.

Habib Husain Ja’far Al-Haddar berpendapat bahwa lagu “balonku ada lima” itu diciptakan oleh Pak Kasur dan digubah oleh AT Mahmud. Keduanya seorang Muslim yang sibuk mendidik anak Indonesia dengan lagu sampai tua. Ada banyak lagu yang diciptakan keduanya seperti lihat kebunku dan ambilkan bulan. Kalau tidak mau kirim Al-Fatihah (mendoakan beliau) sebagai bentuk terima kasih, minimal jangan menuduh.

Menurut hemat penulis, dakwah yang disampaikan Ustaz yang menyatakan lagu balonku mengajarkan anak-anak untuk membenci Islam itu kurang santun. Dakwah Ustaz tersebut dipenuhi dengan pikiran konspirasi yang malah memecah belah persatuan umat Islam. Bukankah tujuan dakwah itu mengajak dan bukan malah menuduh-nuduh orang dengan hal yang tidak terpuji.

Menurut hemat penulis, dari kejadian ini sangatlah penting untuk memilih ustaz yang memiliki visi dakwah moderat, toleran dan wasatiyah. Karena kesalahan dalam memilih ustaz juga berimplikasi pada kesalahan berpikir yang berujung pada pendangkalan pemikiran sehingga mudah mengkafirkan dan memvonis orang lain sesat.

Bukankah yang suka menyesatkan manusia adalah setan. Lalu apa bedanya ustaz dengan setan kalau dakwahnya malah menyesatkan manusia dan mengkafir-kafirkan manusia. Walhasil, belajar Islam kepada ahlinya agar mendapatkan sentuhan rohani yang menyejukan.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru