29.7 C
Jakarta

Beginilah Tinjauan Hukum Islam Mengenai Pelakor

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamBeginilah Tinjauan Hukum Islam Mengenai Pelakor
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Jagat maya Indonesia kembali dikejutkan dengan berita perselingkuhan salah seorang artis terkenal. Artis ini menjadi sorotan karena status vokalis lagu religi yang harusnya mencermikan prilaku hidup islami. Dalam hal ini bagaimana hukum Islam menanggapi perilaku selingkuh? Adakah sanksi khusus bagi seseorang yang melakukan serong terhadap rumah tangga orang lain?

Nabi Saw melarang keras prilaku penipuan yang dapat memisahkan antara suami dan istri. Beliau mengancam tidak akan masukkan orang tersebut dari kalangan umat nabi. Begitu besar ancaman ini karena banyaknya mudarat yang menimpa terhadap anggota keluarga, lebih-lebih pada psikis anak dari kedua pasangan tersebut. Hal ini sebagaimana sabda nabi dalam Sunan abi daud juz 2 halaman 253,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا ، أَوْ عَبْدًا عَلَى سَيِّدِهِ

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Bukan bagian dari kami, orang yang menipu seorang perempuan atas suaminya atau seorang budak atas tuannya.

Syekh Abdul muhsin ubad dalam kitab Syarah sunan abi daud memberi penjelasan mengenai keterangan hadis tersebut. Beliau memaknai makna penipuan itu dengan berusahanya seseorang untuk merusak hubungan sepasang suami istri. Usaha destruktif ini misalnya seperti membuat sakit hati istri sehingga memaksa  dia untuk bercerai dari suaminya. Sebagaimana penjelasan beliau berikut,

والتخبيب هو إفساد المرأة على زوجها، بأن يسعى إلى أن يفسد ما في قلبها حتى يكون الفراق

BACA JUGA  Hukum Non Muslim Masuk Masjid

Artinya : “Takhbib merupakan merusak hubungan wanita dan suaminya. Seperti membuat sakit hati istri sehingga memaksa  dia untuk bercerai dari suaminya.

Pemilik kitab Syarah sunan abi daud ini juga menjelaskan ancaman nabi terhadap pelaku perselingkuhan. Menurut beliau redaksi laisa minna dalam hadis menunjukan seseorang yang berselingkuh dihukumi keluar dari ajaran nabi , kendatipun tidak sampai menyebabkan dia menjadi kafir. Orang itu dihukumi pelaku maksiat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagaimana dalam perkataan beliau berikut,

وقوله: (ليس منا) يدل على تحريمه وأنه من الأمور المحرمة، وأن من يفعل ذلك فقد عرض نفسه لأن يكون من أهل هذا الوصف، لكن لا يعني ذلك أنه ليس من المسلمين، بل هو مسلم، ولكنه ليس على المنهج الصحيح وعلى الطريق الصحيح، بل هو عاص ومخالف

Artinya: “Sabda nabi (tidak termasuk golongan kita) menunjukan keharaman perilaku tersebut dan tergolong dari perbuatan yang diharamkan. Seseorang yang melakukan hal ini sekalipun tidak sampai ke taraf kafir tetapi dapat mengeluarkan seseorang dari jalan yang lurus dan manhaj yang sohih”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa perselingkuhan merupakan perilaku menyimpang yang diharamkan oleh agama. Nabi Saw mengancam tidak akan masukkan orang tersebut dari kalangan umat nabi. Begitu besar ancaman ini melihat banyaknya mudarat yang menimpa terhadap anggota keluarga, lebih-lebih dari psikis anak kedua pasangan tersebut.

Zainal Abidin, Mahasantri Ma’had Aly Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru