32.9 C
Jakarta

Bagaimana Menyikapi Orang yang Menistakan Agama?

Artikel Trending

KhazanahTelaahBagaimana Menyikapi Orang yang Menistakan Agama?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Joseph Paul Zhang. Namanya tengah santer dibicarakan, lantaran konten YouTube-nya yang mengandung penistaan terhadap agama. Bahkan ia mengaku nabi ke-26 dalam pembicaraan di video yang berdurasi cukup panjang, yakni kurang lebih 3 jam. Bagaimana cara menyikapi rang menistakan agama?

Orang sejenis Jozeph bukanlah fenomena dalam sejarah perjalanan keberagamaan masyarakat Indonesia. Ada beberapa orang yang mengaku nabi dan berbicara sudah mendapat kan petunjuk dari Tuhan, di antaranya yakni: Lia Eden, Nasrudin, Ahmad Musaddeq, Gusjari bin Supardi, dll.

Dari kenyataan tersebut, sebetulnya kasus Joseph hanya mengulang kisah yang sama dengan orang-orang yang pernah mengaku nabi seperti sebelumnya. Sebab tindakan yang dilakukan barangkali kemungkinan terkecilnya hanya membuang tenaga untuk orang semacam Yoseph yang tidak lengkap akalnya, bahkan secara etis tidak bisa dibenarkan.

Mengapa penulis sebut tidak lengkap secara akal? Sebab sikap ketidakterimaan seseorang terhadap suatu ajaran agama tertentu, jika seseorang memiliki akal sempurna, maka hal yang paling utama dilakukan adalah menghargai suatu ajaran agama tertentu, tanpa melihat bagaimana wujud keberagamaan, ekspresi keberagamaan, dll.

Jika dilihat dari latar belakang Joseph, ia adalah seorang konten creator, di mana salah satu pekerjaannya adalah membuat konten YouTube. Di zaman yang serba canggih dengan platform YouTube sebagai wadah untuk tenar dan menunjukkan eksistensi seseorang, serta peluang untuk meraup pundi-pundi rupiah yang begitu banyak.

Bukan hal yang tidak mungkin, salah satu alasan yang dilakukan oleh Joseph tidak lain agar dirinya tenar, dikenal lebih banyak orang dan bisa meraup pundi-pundi rupiah yang semakin banyak. Apalagi, di Indonesia yang mayoritas pemeluk agama Islam, persoalan yang berhubungan agama dan bersifat bertolak belakang, pasti akan menimbulkan konflik berkepanjangan, debat berkepanjangan yang tidak akan usai.

Ini artinya, Jozeph punya target pasar baru dalam menentukan beberapa konten selanjutnya, yang membuat dia akan semakin tenar dan dikenal oleh banyak orang. Tidak jauh-jauh dari trik para influencer sejenis Joseph, semakin banyak orang yang menghujat dengan berbagai komen negatif, semakin trendingnya konten YouTube yang dihasilkan. Alhasil, feedback positif tentu kian mengalir kepada Yoseph.

Menurut Gus Dur, Tuhan Tidak Perlu Dibela

Masih ingat dengan tulisan Gus Dur yang berjudul “Tuhan Tidak Perlu Dibela”. Tulisan tersebut sekilas menjadi tamparan kepada kita bahwa siapapun yang menistakan Tuhan, sebenarnya itu tidak merubah ke-Mahakuasa-an Tuhan. Tidak merubah terhadap eksistensi Tuhan sebagai Tuhan seluruh alam dengan segala ke-Mahakuasaan-Nya.

BACA JUGA  Melihat Gerakan Perempuan Akar Rumput dalam Upaya Pencegahan Radikalisme

Gus Dur juga mengemukakan bahwa Allah itu Maha Besar. Ia tidak perlu memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Dia Maha Besar karena Dia ada. Apa yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya.

Barangkali penjelasan tersebut menjadi term baru bahwa penistaan agama yang dilakukan oleh Yoseph, lalu kemudian muncul sikap reaktif dari kita, sebenarnya itu semua tidak merubah eksistensi Tuhan sebagai Tuhan.

Akan tetapi, dari kenyataan tersebut, tentu bukan berarti sikap lain yang dimunculkan adalah membiarkan orang seperti Yoseph terus membuat kegaduhan baru terhadap publik dengan tindakan-tindakan penistaan yang lain.

Joseph Wajib Ditindaklanjuti!

Menariknya, dalam konten Joseph, ia secara gentleman dengan keangkuhannya menantang orang yang berani melaporkan dirinya ke polisi. Ini jelas-jelas sikap yang tidak bisa dibenarkan. Bahkan mendapat respons cepat dari Kemenag, MUI dan berbagai ormas Islam lainnya. Ini juga memicu sikap reaktif yang akan disusul oleh berbagai netizen dari kalangan Muslim menyikapi perilaku tidak manusiawi yang ditampilkan oleh Joseph.

Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat yang ikut membantu penyelidikan kasus Joseph baru-baru ini mengemukakan bahwa nama asli Joseph Paul Zhang yakni Paul Sri Mulyono. Dalam jejak perjalanan hidupnya, ia sempat tinggal di Salatiga.

Meski demikian, kasus ini sudah ditangani oleh Bareskrim Mabes Polri dan menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi sentimen agama. Kasus semacam ini diperkirakan menimbulkan kerentanan sosial. Sebab bersinggungan langsung atas nama agama, khususnya agama mayoritas di Indonesia, yakni Islam.

Joseph adalah salah satu dari sekian banyak influencer yang mencoba mencari ketenaran dengan cara yang berbeda dari yang lain. ia menggunakan adagium agama sebagai sumber kekuatan untuk berekspresi.

Dari sudut pandang ini, sebernya kita tidak terlalu berurusan panjang dengan Joseph, sebab semakin kita membicarakannya akan semakin mencuat namanya. Semua bisa diserahkan ke Mabes Polri tanpa sikap reaktif dari kita dan tetap mengawal berbagai proses hukum yang berlaku.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru