Dengarkan artikel ini
Tepat pada hari Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 21.58 WIB, Gunung Anak Krakatau (GAK) dikabarkan telah meletus (erupsi). Tak lama setelah Gunung yang berada di Selat Sunda itu meletus, kemudian terdengar dentuman keras. Sehingga dentuman itu menjadi perbincangan netizen di Twitter setelah terdengar jelas di Jakarta, Depok, hingga ke Bogor.
Dalam kondisi apapun, keadaan ini tentu memicu kita untuk ekstra berhati-hati, agar letupan Gunung Anak Krakatau ini tidak membawa kerugian yang besar dan tidak menyebabkan jatuhnya korban. GAK erupsi adalah sebuah keniscayaan, sebuah ketentuan Sang Pencipta. Tidak ada satupun dari makhluknya yang bisa menghalangi ketentuan yang sudah Allah tetapkan.
Oleh karena itu, selain diperintahkan untuk berusaha dan bertawakkal, umat Islam diperintahkan untuk berdoa kepada Allah SWT, agar dijauhkan dari seluruh mara bahaya, termasuk letupan Gunung Anak Krakatau ini. Karena Islam melalui Maqashid al-Syariah (tujuan-tujuan dalam bersyariat), mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga jiwa (hifdzu al-nafs).
Berikut doa yang harus kita baca agar kita selamat dari bahaya letupan Gunung Anak Krakatau. Pertama:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا في السَّماءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيم
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu di bumi dan di langit tak dapat memberikan mudarat (bahaya). Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Pengetahui.”
Seperti disebutkan dalam Sunan Abu Dawud, hadis ini ber-sanad kepada Utsman bin ‘Affan. Ia pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW mengatakan, barang siapa yang membaca doa tersebut tiap pagi dan petang sebanyak tiga kali, maka ia akan terbebas dari bahaya apa pun. Selain itu, Doa ini juga memuat keyakian kuat bahwa Allah SWT adalah Zat yang maha pencegah bahaya sejati. Lalu doa Kedua adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْمِ وأعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وأعُوذُ بِكَ مِنَ الغَرَقِ وَالحَرَقِ وَالهَرَمِ وَأعُوذُ بِكَ أن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطانُ عِنْدَ المَوْتِ وأعُوذُ بِكَ أنْ أمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِراً وأعُوذُ بِكَ أن أمُوتَ لَديغاً
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir, dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), terbakar, dan tak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat. (HR. Abu Daud)
Dalam konteks bencana gunung meletus seperti sekarang ini, doa tersebut bisa dipahami sebagai permohonan agar mencegah dari bahaya longsoran muntahan vulkanik, jatuh akibat getaran yang ditimbulkan, terbakar oleh panas material letusan, lemah fisik menghadapi kesulitan, dan semacamnya. Tentu yang paling pokok adalah permintaan kita kepada Allah agar tetap membawa iman ketika harus ditakdirkan meninggal dalam musibah tersebut.
Semoga kita semua dihindarkan dan diselamatkan dari bencana apapun yang ada di dunia, termasuk bencana letupan gunung anak Krakatau ini, Amin ya Rabb.
