25.6 C
Jakarta

Asal Usul Hari Tasyrik yang Tidak Banyak Diketahui Umat Islam

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahAsal Usul Hari Tasyrik yang Tidak Banyak Diketahui Umat Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Salah satu bulan dalam Islam bernama Zulhijjah. Pada bulan ini sangat banyak kelebihan dan kemuliaannya, terutama pada tanggal 11 hingga 13 Dzul Hijjah, yang disebut dengan hari tasyrik. yang dikenal dengan riTentu saja bulan ini hendaknya kita isi dengan berbagai kegiatan yang bernilai ibadah. Setelah kita melalui  dalam setahun itu ada tiga sepuluh hari yang mulia dan mengandung kelebihan dibandingkan dengan hari yang lain yakni sepuluh akhir ramadhan, sepuluh awal Zulhijjah dan sepuluh awal bulan Muharram.

Disamping itu dalam bulan Zulhijjah merupakan bulan dimana umat islam disyariatkan untuk mengerjakan ibadah yang tidak ada di bulan lain yakni berqurban. Diantara Firman Allah yang menjelaskan tentang kelebihan Zulhijjah terutama awal sepuluh yang pertama terdapat dalam surah Al-Fajar, ayat 1-3: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil” . Dalam interpretasi ayat ini Syekh Ibnu kasir berpendapat bahwa malam yang sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama di bulan zulhijjah, beliau mengambil pegangan dari Ibn Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan selainnya. Manakala yang ganjil itu ialah hari arafah.

Semua itu telah terlewatkan dan sungguh beruntung merekayang telah meraih kelebihannya dan semoga menjadi amal ibadah untuk tabungan hari akhirat. Beranjak dari itu ibadah kita jalani terlewat begitu saja tanpa mengambil hikmah dan berfastabiqul khairat bahkan tidak sedikit diantara kita yang melupakan nya begitu saja. Namun kini kita berada diantara hari terebut adalah hari tasyrik (yaumil tasyrik). Hari tasyrik menurut pedapat yang kuat merupakan hari yang mengiringi yaumil aidil adha yakni tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Ada juga sebagaian ulama yang mengatakan yaumil tasyrik itu empat hari termasuk hari 10 Zulhijjah.

BACA JUGA  Amalkanlah Doa Ini untuk Mendapatkan Kebaikan Setiap Hari

Syekh Zainuddin Abdurrahan bin Ahmad atau yang lebih popular dikenl dengan nama Ibnu Rajab Al-Hambali menyebutkan hari tasyrik itu  tiga hari setelah idul adha,.Pendapat ini merupakan argumen Ibnu Umar dan mayoritas ulama. Sedangkan Ibnu Abbas dan Atha berasumsi bahwa hari tasyrik itu jumlahnya empat hari yakni idul adha dan 3 hari setelahnya. (Ibnu Rajab, Lathaiful Ma’arif, hal 314).

Asal Usul Hari Tasyrik

Kata “Tasyriq” adalalah masdar dari fiil madhi (kata kerja) “syarraqa”  yang bermakna “matahari terbit, menjemur sesuatu,”. Penamaan dengan hari tasyrik disebabkan pada hari itu daging qurban dipanaskan diterik matahari. (Mausu’ah Fiqiyah Kuwait). Dalam pandangan Syekh Ibnu Manzur yang bernama asli Jamaluddin Muhammad bin Mukarram bin Ali  (1233-1312/711 H) dalam karyanya “Lisanul al-Arabi” menyebut dua pendapat ulama tentang wajah tasmiyah (alasan penamaan) hari-hari tersebut dengan hari tasyriq, pertama, dinamakan hari tasyriq karena kaum muslimin pada hari itu menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng. Kedua, karena kegiatan berqurban, tidak dilakukan, melainkan setelah terbit matahari. (Ibnu Manzur, Lisanul Arab, 10: 173).

Berdasarkan pembahasan di atas,  setidaknya dengan sedikit penjelasan tersebut setidaknya mampu memberikan penjelasan terkait dengan asal usul hari tasyrik. Amin.

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi, M.Pd.
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi, M.Pd.
Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru