27.1 C
Jakarta
Array

AS Gagalkan Perundingan Damai dengan Taliban

Artikel Trending

AS Gagalkan Perundingan Damai dengan Taliban
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Kabul – Afganiskan kembali disandra bom Taliban. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (7/9) membatalkan pembicaraan damai dengan para pemimpin Taliban dan Afghanistan. Pasalnya perundingan ini direncananya akan dilakukan hari ini, Minggu (8/9). Namun setelah kelompok terjadi serangan teror di Kabul, yang menewaskan seorang tentara Amerika dan 11 orang lainnya, AS membatalkan perdamaian.

Melalui akun media sosial twitternya, Trump menegaskan ia akan membatalkan negosiasi damai AS dengan Taliban. Hal ini tentu akan mengancam perjanjian damai yang hampir disepakati kedua belah pihak, dimana AS telah bersedia menarik sekitar 5.000 pasukannya, dan akan meninggalkan lima pangkalan militer di Afghanistan dalam waktu 135 hari sejak penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan.

“Jika mereka tidak dapat menyetujui gencatan senjata selama pembicaraan damai yang sangat penting ini, dan bahkan membunuh 12 orang tak bersalah, maka mereka mungkin tidak memiliki komitmen untuk menegosiasikan perjanjian yang berarti ini,” kata Trump melalui akun Twitter resminya, dilansir Reuters hari ini, Minggu (8/9).

Ledakan Bom Taliban

Ibu kota Kabul diselimuti teror mematikan, bahkan saat AS dan Taliban mengupayakan kesepakatan damai di Afghanistan.Kamis lalu (5/9), sebuah bom mobil meledak di Shash Darak, daerah berbenteng kuat yang bersebelahan dengan Zona Hijau dan rumah bagi beberapa kompleks penting, termasuk Direktorat Keamanan Nasional (NDS), dinas intelijen Afghanistan, dan kedutaan besar (Kedubes) AS.

Ledakan ini menewaskan 10 orang, termasuk tentara AS dan mencederai 42 orang. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Padahal kelompok militan ini telah mengadakan pembicaraan damai dengan AS di Doha, Qatar dengan hasil rencana perjanjian damai tersebut.

Beberapa jam kemudian, Taliban meledakkan bom mobil di luar pangkalan militer Afghanistan, dan menewaskan empat warga sipil. Kejadian memilukan ini pun membuat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani prihatin. “Damai dengan kelompok yang masih membunuh orang tak berdosa tidak ada artinya,” kata Ashraf Ghani dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazeera (6/9).

Ada sekitar 14.000 tentara AS di Afghanistan, dan saat ini AS berencana menarik sekitar 5.000 tentaranya di fase pertama perjanjian dengan Taliban. Namun rencana perdamaian ini terancam gagal akibat teror yang masih dilakukan Taliban di Afghanistan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru