30 C
Jakarta

Almarhum Ustaz Maaher dan Teladan Santun Habib Luthfi bin Yahya

Artikel Trending

KhazanahTelaahAlmarhum Ustaz Maaher dan Teladan Santun Habib Luthfi bin Yahya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Habib Luthfi bin Yahya, nama yang disebut-sebut dan kembali trending di Twitter sejak kasus penghinaan yang dilimpahkan kepada dirinya oleh almarhum ustaz Maaher atau nama lengkap Soni Eranata, yang kini kembali trending sejak meninggalnya ustaz Maaher. Diketahui bahwa ustaz Maaher meninggal dunia di Rutan Mabes Polri pada Senin (8/2) tadi malam.

Kabar meninggalnya ustadz Maheer dibenarkan oleh kuasa hukumnya, Djudju Puwanto. “Betul, beliau meninggal sekira jam 7 malam di Rutan Mabes Polri,” ungkap Djudju, dilansir dari Detik. innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Banyak sekali respons atas meninggalnya ustaz Maaher. Doa-doa baik dipanjatkan agar senantiasa diberi tempat terbaik oleh Allah Swt.

Meski demikian, tidak sedikit yang memberikan respons kontroversial atas meninggalnya ustaz Maaher tersebut. Salah satunya Tengku Zulkarnain atau yang akrab disapa dengan ustaz Zul:

Pengadilan dunia belum sempat digelar, tapi semua pihak yg terlibat kasus Ustadz Maher baik si Pengadu, dll semua pasti akan di sidang di Pengadilan Allah yg Maha Adil. Saat itu bukan hanya bukti fisik, tapi relung hati akan dibuka semuanya. Dan semua makhluq akan menyaksikan.

Sebuah tweet, di mana menurut penulis akan lebih baik jika tidak ditulis dalam kondisi demikian. Sebab hal ini akan memicu debatable di berbagai kalangan masyarakat, alih-alih saling menyalahkan, bahkan curiga atas penyebab meninggalnya ustaz Maaher kemungkinan besar akan terjadi, apalagi nantinya timbul tuduhan yang lain. Na’udzubillah.

Dakwah Habib Luthfi bin Yahya

Meninggalnya ustadz Maaher tidak sedikit yang mengaitkan dengan kasus dirinya dengan Habib Luthfi bin Yahya. Seperti diketahui, Habib Luthfi bin Yahya adalah pendakwah, ‘alim ‘ulama’ yang selalu memberikan teladan mulia dari berbagai jejak langkah dakwahnya. Banyak sekali dakwah santun yang diajarkan oleh Habib Luthfi bin Yahya, termasuk tentang cinta NKRI.

Di antara pelbagai macam masalah yang berkenaan dengan para pendakwah selama ini, dakwah Habib Luthfi selalu syarat dengan kecintaan. Kecintaan terhadap sesama tanpa memilih golongan manapun, hingga cinta terhadap NKRI. Bahkan jika menilik kasus dengan almarhum ustaz Maaher, jauh sebelum ucapan maaf yang diungkapkan oleh almarhum, Habib Luthfi sudah memaafkan. Subhanallah.

Hal tersebut dicontohnya dengan amat nyata oleh Habib Luthfi melalui nasehat yang pernah diberikan. “Dakwah dengan sikap baik itu lebih kita butuhkan daripada hanya dengan ceramah-ceramah,” sebuah nasihat dari Habib Luthfi.

BACA JUGA  Penggalangan Dana Terorisme: Akar Langgengnya Masalah Terorisme

Kita belajar akhlak yang dicontohkan oleh Habib Luthfi ditengah limitnya keteladanan perilaku dari pendakwah yang selama ini keras, mencaci maki, bahkan mudah sekali mengkafirkan. Meskipun pengetahuan amat luas dimiliki, sikap lembut, dakwah yang mendamaikan menjadi penting untuk diterapkan, apalagi dalam menyikapi kemajemukan yang dimiliki oleh negara Indonesia.

Tidak berhenti pada teladan mulia yang dicontohkan oleh Habib Luthfi, dakwahnya patut dijadikan representasi para pendakwah masa kini di tengah maraknya para pendakwah yang menyeru negara khilafah, NKRI bersyariah, dan simbol-simbol keislaman esktrem yang lain.

Fenomena ini yang membuat gusar banyak kalangan dengan datangnya para pendakwah yang selalu merasa benar dengan ilmu agama yang dimiliki, kemudian dengan angkuhnya mengatakan NKRI negara kafir, dll. Menyikapi hal demikian, maka tidak salah kiranya jika kita melihat dakwah Habib Luthfi merespons fenomena ini.

“NKRI itu sudah syariah. Kalau tidak syariah, maka tidak mungkin Indonesia merdeka dari penjajah, karena mengusir penjajah bagian dari perintah syariah,” Habib Luthfi bin Yahya, yang diposting melalui akun twitter @sanad_media.

Sebuah kalimat yang final dikeluarkan oleh orang mulia, bahwa memahami kalimat syariah itu nyatanya begitu luas. Tidak cukup hanya dengan memaknai secara literlik sebagai “hukum Islam” semata. Luasnya pengetahuan seseorang, disertai dengan akhlak, berbanding lurus dengan sikapnya dalam memaknai kondisi sosial yang ada. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru