30.1 C
Jakarta
Array

Ada Kelompok Salahgunakan Pengajian Sebar Radikalisme

Artikel Trending

Ada Kelompok Salahgunakan Pengajian Sebar Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bandarlampung-Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) Hamli, meminta masyarakat untuk mewaspadai beragam cara penyebarluasan paham radikal terorisme. Pihaknya mencontohkan seperti adanya kelompok tertentu yang menyalahgunakan forum pengajian untuk tujuan jahat.

“Bukan kami mengatakan pengajian adalah tempat penyebarluasan paham radikal terorisme. Tapi memang faktanya ada kelompok-kelompok yang menyalahgunakan pengajian untuk tujuan-tujuan itu.” kata Hamli pada kegiatan Dialog Pelibatan Unsur Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Universitas Lampung, Bandarlampung, Selasa (20/8/2019).

“Yang seperti ini kan tidak bisa pengajiannya yang disalahkan, tapi harus didalami. Itu tadi di (pengajian, red) dalam dikasih tahu apa kok begitu keluar jadinya begitu,” tambahnya.

Untuk lingkungan kampus, Hamli berpesan kepada seluruh pemangku kepentingan memberikan pengawasan terhadap jalannya pengajian-pengajian yang sifatnya tertutup.

Hamli mendorong mahasiswa berfikir kritis untuk menolak ajakan bergabung atau melakukan aksi terorisme.

“Seperti tadi disuruh melakukan bom bunuh diri dengan iming-iming surga. Kalau ada critical thinking adik-adik bisa menjawab dengan mudah, ustaz saja dulu yang melakukan bom bunuh diri agar bisa masuk surga lebih awal,” ujar Hamli disambut tawa peserta kegiatan.

Mantan narapidana terorisme, Kurnia Widodo, yang juga dihadirkan sebagai pemateri di kegiatan tersebut membenarkan apa yang disampaikan Hamli.

Menurut dia, di lingkungan kampus bisa saja ditemui adanya pengajian-pengajian dengan tujuan penyebarluasan paham radikal terorisme.

Halaqah-halaqah (pertemuan) yang mencurigakan, yang mojok-mojok gak jelas, jangan diikuti,” kata Kurnia seraya menceritakan pengalamannya memperdalam keyakinan radikal di salah satu kampus di Bandung, Jawa Barat.

Ciri-ciri pengajian yang disalahgunakan untuk penyebarluasan paham radikal terorisme, lanjut Kurnia, biasanya banyak diisi dengan penyampaian hal-hal melenceng dari kaidah keagamaan umum. Misalkan tentang demokrasi adalah sirik, hari akhir, keyakinan kebenaran perjuangan khilafah.

“Yang disampaikan biasanya hal-hal umum, tapi berlebihan. Bukankah Nabi sudah mengajarkan bahwa yang berlebihan tidak bagus? ,” pungkas Kurnia.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru