31 C
Jakarta

Ustaz Zulkifli Berani Berbohong soal Isu “Dukhan”

Artikel Trending

KhazanahInspiratifUstaz Zulkifli Berani Berbohong soal Isu “Dukhan”
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Banyak orang menyebut saya Zulkifli. Lengkapnya, Zulkifli Muhammad Ali. Eh, jangan lupa juga dipanggil “Ustaz”. Hitung-hitung jualan status sosial, naikkan angka view, apalagi bisa nebelin kantong fulus, uang.

Saya kan udah di-“ustaz”-kan oleh geng-geng alias jamaah saya. Saya mudah sekali mendoktrin atau mencuci otak mereka. Tapi, jangan bilang-bilang kalau saya juga bisa menipu mereka dengan dakwah-dakwah yang keliru bin sesat.

Saya sadar, dakwah saya keliru atau menyesatkan umat. Tapi, gimana lagi kan itu buat tampil beda. Hitung-hitung kalau tampil beda atau nyentrik bakal viral, lalu dikenal banyak orang. Kalau saya disalahkan, ya saya sadar saya salah. Untuk tobatnya, nanti saja deh.

Banyak orang sudah manggut-manggut dengerin ceramah saya, entah dengerin langsung atau mantengin di YouTube. Saya coba layangkan isu dukhan berdasarkan hadis yang palsu. Biar diterima di tengah publik, saya sebut hadis itu dhaif, meski hadis itu mawdhu’, palsu. Mendingan saya nggak begitu bersalah menyebutkan dhaif alias lemah daripada bilang shahih atau benar.

Sebenarnya saya mah takut sama Rasulullah Saw. Tapi, gimana lagi buat viral aja. Hitung-hitung juga naikkan angka view. Saya beranikan diri bilang di depan publik, bahwa nanti di pertengahan bulan Ramadhan tepatnya hari Jum’at bakal terjadi dukhan. Mungkin, publik belum tahu apa itu dukhan? Dukhan itu kabut tebal yang menyelimuti alam semesta.

Terus, pada saat dukhan itu terjadi, akan terjadi huru-hara dan benturan yang maha dahsyat sampai semua itu mengagetkan banyak orang. Saya tambahkan lagi dengan nada bicara yang tegas biar meyakinkan, dukhan ini adalah peristiwa menjelang Kiamat.

Masyarakat, apalagi orang awam, panik mendengar ceramah saya. Terlihat dari raut wajahnya garis-garis kekhawatiran. Saya tidak peduli apa yang terjadi dalam benak mereka. Saya lebih mementingkan ego saya sendiri. Saya lebih mendahulukan tujuan saya tercapai: viral, view, vulus (maksudnya, fulus pakai huruf ‘f’).

Mendekati pertengahan bulan Ramadhan isu hoaks yang saya layangkan lewat ceramah ternyata benar mendadak viral. Angka view detik demi detik naik begitu pesat. Tentu, saya puas dong. Hitung-hitung gaji YouTube makin banyak cair ke rekening saya. Kan yang tahu nominalnya hanya saya dan tim. Saya sudah sogok tim dengan fulus. Aman dah.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Di tengah viralnya isu dukhan, saya semakin gelisah. Rasa takut menghantui pikiran saya. Tidur tidak nyenyak. Ceramah pun kurang mood, walau sering dipaksakan demi menjaga citra ustaz yang saya sandang. Saya gelisah, karena saya takut isu hoaks dukhan itu tidak terjadi di pertengahan Ramadhan. Kalau tidak terjadi, kan saya malu di mata publik, lebih-lebih di depan jamaah saya. Saya nanti dibilang ustaz pembohong, walau hati nurani sering bilang saya pembohong.

Setengah hari saya mikir cara membungkus kebohongan isu dukhan ini dengan apik. Akhirnya, saya dapat ide dengan cara merevisi ceramah saya. Saya ralat begini: “Insya Allah besok belum saatnya dukhan, belum lengkap terpenuhi syarat-syarat pengantarnya.” Mendengar ralat ini, respons publik pecah. Sebagian ada yang merasa lega tanpa mempermasalahkan karena mereka masih melihat saya sebagai ustaz yang harus dihormati. Sebagian yang lain ada yang nyinyir dan mencela saya telah menebar isu yang bohong di tengah publik, sehingga mereka merasakan kepanikan berhari-hari.

Sekarang sudah pertengahan Ramadhan. Bumi baik-baik saja. Cahaya matahari terlihat cerah. Tak ada kabut tebal menutupi cahaya matahari. Saya jelas berdosa telah membohongi masyarakat alias publik. Saya berjanji bakal tobat nanti. Tapi, saya masih bingung soal tobat ini. Katanya, dosa yang berkaitan dengan manusia, tobatnya baru diterima oleh Allah kalau minta maaf terlebih dahulu kepada manusia. Saya pikir, menebar isu hoaks dukhan adalah dosa sosial yang berkaitan dengan individu manusia, terus saya harus minta maaf kepada mereka. Sayangnya, saya masih malu. Takut orang nggak percaya lagi.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini diolah dari sikap Ustaz Zulkifli Muhammad Ali dan prediksi suara hati kecil yang bersangkutan

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru