25.4 C
Jakarta

Turki Akan Buka Opsi Militer, Jika Mesir Masuki Libya

Artikel Trending

AkhbarInternasionalTurki Akan Buka Opsi Militer, Jika Mesir Masuki Libya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ankara-Turki memberlakukan opsi militer untuk mengantisipasi kemungkinan intervensi Mesir di Libya. Dalam laporan surat kabar Turki Zaman, pemerintah menyiapkan rencana tersebut setelah parlemen Mesir memberikan lampu hijau terhadap pengerahan pasukan ke luar negeri.

“Turki siap untuk menanggapi setiap serangan terhadap pasukannya di Libya. Jika Mesir mengirim pasukan militer ke Libya, Turki memiliki rencana untuk meningkatkan pasukan dan militernya peralatan di Libya untuk menghadapi pasukan Mesir,” ujar sumber-sumber Turki yang dikutip surat kabar Zaman, dilansir Al-Arabiya, Jumat (24/7).

Penasihat utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin mengatakan, Turki tidak ingin meningkatkan ketegangan di Libya maupun menghadapi militer Mesir. Namun Kalin menegaskan bahwa Ankara akan terus memberikan dukungan kepada Government of National Accord (GNA) yang berbasis di Tripoli.

Sebelumnya, Turki dan Rusia sepakat untuk mendesak gencatan senjata di Libya. Ankara meminta pasukan Libyan National Army (LNA) menarik diri dari posisi-posisi penting agar gencatan senjata dapat berjalan dengan efektif. Sehingga memungkinkan akan terjadinya perang besar antara beberapa negara yang saling mendukung melalui opsi militer mereka masingmasing..

BACA JUGA  Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah Perlu Ditanggapi dengan Serius

Opsi Militer Iran Siap Dukung GNA Tripoli

Moskow dan Ankara adalah pemain utama dalam konflik Libya. Rusia mendukung pasukan LNA yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, yang berbasis di wilayah timur. Sementara, opsi militer Turki siap mendukung kelompok Government of National Accord (GNA) yang berbasis di Tripoli.

“Kami baru saja mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk mengerjakan gencatan senjata yang kredibel dan berkelanjutan di Libya,” kata Kalin, kepada kantor berita Reuters.

Kalin mengatakan, kesepakatan gencatan senjata harus diikuti dengan penarikan pasukan Haftar dari kota strategis Sirte yang merupakan pintu gerbang ke ladang minyak di timur Libya, dan al-Jufra yang merupakan pangkalan udara. “Agar gencatan senjata bisa berkelanjutan, pasukan Haftar harus keluar dari Jufra dan Sirte,” ujarnya.

Pasukan GNA yang didukung Turki dan diakui PBB telah bersumpah untuk merebut kembali Sirte dan pangkalan udara al-Jufra. Amerika Serikat (AS) mengatakan, Moskow mengirim pesawat perang ke al-Jufra melalui Suriah untuk mendukung tentara bayaran Rusia yang bertempur bersama LNA. Namun Rusia dan LNA menyangkal pernyataan tersebut.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru