26.1 C
Jakarta

Tokoh Agama yang Terpapar Virus Khilafah

Artikel Trending

EditorialTokoh Agama yang Terpapar Virus Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam ilmu kedokteran, virus corona merupakan wabah yang mempengaruhi kesehatan kita. Sedangkan virus khilafah adalah wabah yang merusak mental patriotisme dan nasionalisme dalam beragama sesuai filosofi dasar kenegaraan. Yaitu, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

Tanda-tanda terpaparnya virus khilafah dimulai dari cara pandang kita yang kian cenderung kepada ekstremisasi dan radikalisasi agama, dan keluar dari koridor keislaman dan keindonesiaan. Sehingga tanpa dua prinsip itu, maka dapat memicu sikap individu atau kelompok intoleran, ekstrem, dan radikal.

Wabah khilafah itu mendorong pemahaman dan pemikiran masyarakat kita untuk jauh dari konsep moderasi beragama. Pelbagai upayanya kerapkali mengarah kepada gerakan-gerakan revolusi ideologi, dan aksi-aksi ekstremisme dan radikalisme yang menggunakan sentimen agama.

Parahnya lagi, tidak sedikit tokoh-tokoh agama yang menjadi penyebar virus khilafah. Bahkan wabah ini tersebar di pelbagai negara yang mayoritas muslim untuk mendirikan negara Islam, terutama di Indonesia. Ide-ide negara khilafah Islamiyah selalu muncul dari kalangan aktivis militan Hizbut Tahrir.

Kekerasan atas nama agama identifikasinya kelompok ektremisme, radikalisme dan terorisme. Aksi ini terjadi dilakukan oleh banyak jaringan kelompok Islam radikal yang terpapar wabah khilafah. Padahal, dalam Islam sendiri tidak penah mengajarkan umatnya untuk berdakwah dan berjihad dengan cara kekerasan.

Tidak sedikit tokoh agama dari golongan Islam yang terpapar virus khilafah ini. Di antaranya, Abu Bakar al-Baghdadi, Osama bin Laden, Abu Bakar Ba’asyir, Isma’el Yusanto, Sidik al-Jawi, Felix Siauw, Rokhmat L Labib, Dwi Condro Triono, Farid Wajdi, Rahmat Kurnia, Suteki, Fahmi Amhar, Hafidz Abdurrahman, Azizi Fathoni. Semua tokoh ini tergolong aktivis revolusionis yang ekstrem, dan radikal.

Ide-ide mereka tersebar seperti wabah yang mematikan pikiran dan akal sehat masyarakat beragama untuk mendirikan negara berdasarkan konsep khilafah Islamiyah. Di mana teori khilafah mereka kian menjadi kekuatan super (strong power) terhadap pemikiran dan pemahaman suatu kelompok tertentu.

Wabah khilafah memang banyak disebarkan oleh tokoh-tokoh ekstremis-radikalis yang lahir dari pentolan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), Jamaah al-Qaeda, Jamaah Islamiyah, dan Hizbut Tahrir. Jaringan komunitas penyebar wabah ideologi khilafah ini cukup kuat di kawasan Indonesia.

Dari orasi-orasi keagamaan mereka, ideologinya kian banyak mempengaruhi masyarakat kita, terutama di kalangan umat Islam. Bahkan wabah khilafah semata-mata menjadi jebakan batmen, yaitu jebakan ideologi yang mampu mematikan pikiran dan akal sehat kita dalam beragama dan bernegara.

Virus Khilafah dan Musibah NKRI

Khilafah memang tidak menjamin kehidupan yang maslahah bagi kehidupan umat beragama, berbangsa dan bernegara. Justru sebaliknya menjadi musibah bagi negara kebangsaan yang memiliki ideologi Pancasila. Di mana Pancasila adalah ideologi yang mempersatukan semua golongan dari agama apapun.

BACA JUGA  Ambil Sikap dalam Propaganda Rajab Hizbut Tahrir

Dan motif kelompok penyebar virus khilafah, tentu menjadi saksi fakta bagi kita semua bahwa pemahaman dan pemikiran mereka cenderung intoleran, ekstrem, dan radikal. Selain itu, membahayakan masa depan negara Pancasila. Juga merusak identitas agama Islam akibat dampak kekerasan yang ditimbulkaan.

Visi-misi kelompok khilafatisme motivasinya bukan karena agama. Akan tetapi, motivasi politik. Sebab itu, ISIS, Jamaah al-Qaeda, Jamaah Islamiyah, dan Hizbut Tahrir muncul karena tidak ada tujuan lain. Kecuali, hanya untuk menimbulkan musibah bagi negara Pancasila yang rindu kedamaian.

Musibah terbesar jika NKRI itu bubar akibat munculnya virus khilafah yang menginginkan bergantinya ideologi Pancasila. Kenapa itu dinilai sebuah musibah? Sebab sejauh ini menjadi ancaman bagi Indonesia yang mampu merubah sistem dan tatanan negara, serta memecah belah persepsi kebhinekaan.

Bagaimana tidak, virus khilafah masih menjadi wabah hingga saat ini. Jihad keagamaannya yang ekstrem malah menambah musibah, seharusnya munculnya kelompok tersebut menjadi arah baru untuk menghimpun benteng kekuatan dalam rangka menjaga negara Pancasila dari wabah khilafah.

Korban virus khilafah tidak hanya bagi negara, tetapi bagi masyarakat sebagai pemeluk agama. Dua persoalan ini, sungguh sangat menjadi perhatian khusus untuk diatasi di tengah maraknya virus corona. Kalau perlu butuh pengawasan khusus agar virus ideologi agama ini tidak mudah tersebar ke lingkungan masyarakat.

Ibrah Pancasila

Tanpa Pancasila tidak akan ada perbedaan keyakinan dalam bernegara, dan tidak akan ada toleransi agama. Oleh sebab itu, Pancasila adalah ideologi yang sangat sempurna bagi Indonesia. Bahkan bisa jadi alat medis untuk kesembuhan pikiran dan pemahaman yang ekstrem-radikal menjadi moderat.

Pancasila mampu menghimpun konstruksi dua dimensi. Pertama, dimensi keislaman. Kedua, dimensi kebangsaan. Jadi keislaman dan kebangsaan merupakan titik temu yang menghidupkan pikiran-pikiran keagamaan yang relevansinya berpedoman kepada konsep moderasi beragama.

Dalam tataran ini, virus khilafah adalah wabah dan musibah yang perlu diupayakan pencegahan dengan cara pemerintah dan organisasi Islam moderat melakukan sosialisasi kebangsaan untuk menguatkan dan menyembuhkan pemahaman serta pemikirannya yang selalu diimingi wacana-wacana negatif.

Pemerintah dan umat beragama perlu mencermati bahwa tokoh-tokoh agama yang terpapar virus khilafah, tentu menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk kembali meningkatkan keimanan kita kepada syariat Pancasila. Sebagaimana ideologi tersebut telah membawa kemaslahatan bagi agama dan negara.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru