32.7 C
Jakarta

Tiga Alasan Logis Mencintai NKRI

Artikel Trending

KhazanahPerspektifTiga Alasan Logis Mencintai NKRI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kamuflase Pembelaan Kaum Pseudo-PancasilaisDi Balik Tulisan Wah, Ada Sekelumit Perjuangan DidalamnyaMengeja Humanisme Pancasila dalam Kacamata Teologi Gus DurMenghakimi TerorisSebagai orang Indonesia yang alhamdulillah beragama Islam, tentu sudah menjadi hal yang wajar dan pasti, jika kita mati-matian untuk mencintai tanah air kita Indonesia, merasa memiliki hingga rela mati untuk tanah kelahiran. sehingga slogan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesa) harga mati sudah tidak asing di telinga kita dan sering didengung-dengungkan.

Namun, ketika kita dihadapkan dengan orang-orang yang hidup di Indonesia, yang juga beragama Islam dan terpengaruh dengan ideologi yang tak sejalan dengan NKRI, tidak sependapat atau menolak  adanya NKRI tentu hal itu cukup menjadi polemik di dalam kehidupan kita, belum lagi mereka mengunakan dalil-dalil agama yang mereka pahami sebagai “argumentasi” yang sahih untuk tidak cinta dan setuju kepada NKRI. Terlebih mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sepaham. Sungguh ironi yang nyata. Padahal, mereka tumbuh besar dan merasakan indahnya kehidupan aman tentram berkat NKRI.

Mereka seperti seorang anak manja yang lahir dari rahim ibu kandungnya sendiri dan dibesarkannya dengan penuh kasih sayang namun ketika dewasa ia menolak sang ibu, menghina sang ibu bahkan menyatakan itu bukan ibunya. Itulah gambaran ideologi tersebut.

Tentu banyak dalil sorih lagi sahih yang menjelaskan tentang kenapa kita harus cinta tanah air. Salah satu diantaranya, mengutip penjelasan dari Kyai Marzuki Mustamar, setidaknya ada tiga alasan yang logis bagi kita, mengapa kita harus mempertahankan mati-matian NKRI ini.

Pertama, yakni berkat NKRI kita bisa beribadah, berdakwah hingga belajar agama dengan aman, tentram dan nyaman tanpa gangguan apapun. Coba kita tengok saudara kita di Timur Tengah, situasinya tidak nyaman, untuk beribadah saja harus was-was akan keamanan. Masjid yang dulunya tempat yang aman untuk belajar dan beribadah kini diteror menjadi tempat favorit bom bunuh diri.

Inilah salah satu alasan mengapa kita harus cinta tanah air, sebab  tanah air inilah yang akan menjaga keamanan kita dalam beribadah, bagaikan sebuah rumah yang mampu menjadi benteng terakhir dalam usaha menuju ridha Allah.

Kalaupun ada yang beranggapan bahwa menjaga NKRI bukan hal yang wajib, tentu ia harus berfikir ulang. bukankah dalam kaidah fiqih di jelaskan bahwa “ma la yatimuul wajibu illa bihi fahua wajibun” sesuatu yang jika tidak dengannya kewajiban itu tidak sempurna, maka hal itu di hukumi wajib.

BACA JUGA  Bulan Ramadan Jadi Sarana Penyebaran Paham Radikal, Waspada!

Tentu menjaga NKRI juga menjadi kewajiban, sebab dengannya kita bisa melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba dengan sempurna, damai, khidmat dan tenang. Tanpa was-was akan keamanan.

Kedua, NKRI adalah warisan para ulama terdahulu. Inilah yang kadang dilupakan oleh kita, kita terlalu merasa lebih pandai dan lupa mawas diri, kita lupa jika NKRI adalah sudah final dalam hal korelasi antara negara dan agama, sebab ulama terdahulu sudah merumuskannya dan sudah sesuai dengan cita-cita bangsa dan eksistensi agama.

Dan saya yakin ulama terdahulu jauh lebih paham dan tahu tentang dalil Naqli maupun dalil Aqli, sehingga merumuskan negara NKRI sesuai dengan perintah agama dan yang paling jelas adalah ulama terdahulu tentu lebih juhud dan ikhlas. Sehingga tidak perlu diragukan lagi ke-dhabitan dan ke-adilan mereka. kita harus merawat apa peninggalan ulama-ulama kita terdahulu.

Ketiga, Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa melindungi situs dan khazanah Islamnya, bahkan menjadikannya sebagai situs sejarah yang dilindungi oleh undang-undang. Bukankah hal itu sangat berbeda dengan negara-negara “Islam” lainnya.

Yang lebih besar lagi adalah Islam Indonesia mampu dan berandil besar dalam upaya menjaga situs sirah (sejarah) terbesar umat Islam dunia, yakni dengan ikut menolak dihancurkannya maqam mulia Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang kita kenal dengan peristiwa “Komite Hijaz”.

Dimana ulama Indonesia dikirim ke negara Saudi Arabia untuk merunding peraturan raja Arab Saudi yang merugikan sebagian umat muslim di belahan dunia lain.

Berbicara mengenai negara Arab, seharusnya kita patut berbangga, sebab sejatinya negara Arab yang dianggap sebagai negara terislam dan kaya raya oleh sebagian orang adalah negara yang kesejahteraanya tergantung oleh umat Islam Indonesia.

Sebab kita tau sendiri, Indonesia adalah pemasok jama’ah haji dan umrah terbesar di dunia, tiap hari tak kurang dari seribu orang Indonesia berumrah, belum lagi musim haji yang tentunya menjadi pemasok devisa negara Saudi Arabia.

Dan berdasarkan itu saja, sudah sangat jelas jika Islam Indonesia memang mencerminkan wajah Islam Rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh dunia, khususnya Islam dunia, terlebih bagi bangsa Arab.

Jadi, bagaimana mungkin kita tidak menjaga mati-matian negara tercinta ini, sebagai pelindung utama Islam Nusantara.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru