27.1 C
Jakarta

Tidak Banyak Tahu, Inilah Perbedaan Ahlul Bait dengan Dzuriyyat

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahTidak Banyak Tahu, Inilah Perbedaan Ahlul Bait dengan Dzuriyyat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Siapa Ahlul Bait ‎ﷺ ,,,!?

Secara ringkasnya Ahlul Bait itu ada beberapa Maqam nya :

1) Ahli Bait Fi Maqomi Du’ai : (Kullu Mukmin Asiyan)

2) Ahli Bait Fi Maqomi Hamdi Wa Madhi Wa Thana’i : (Kullu Mukimin Taqiy)

3) Ahli Bait Fi Maqomi Zakat Wa Sodaqoh :

(Ikhtilaf 4 Mazhab)

-Imam Syafie : (Bani Hasyim & Bani Muttolib)

-Imam Malik : (Bani Hasyim saja)

-Imam Hanbali : (Bani Muttolib saja)

-Imam Hanafi : (Keluarga Sayyidina Ali, Ja’far, ‘Uqail, Abbas & Harits)

Adapun yang bernasab kepada Nabi ‎ﷺ semata – mata belum pantas di Panggil Ahli Bait Fi Maqomil Madhi Wa Thana’i sehinggalah beliau benar benar mencontohi Datuknya Yakni Nabi Muhammad ‎ﷺ , Jika mereka tidak mencontohi Nabi ‎ﷺ  mereka hanya pantas di sebut Dzuriyyah saja bukan Ahli Bait Fi Maqomil Madhi Wa Thana’i  .‫Ahli Bait pada Maqam Puji imma dalam Quran atau Hadis ialah Kullu Mukminin Taqiyyan : Mukmin Taqwa

‎وفي رواية أخري قال رسول الله صلي الله عليه و سلم إنَّ أهلَ بيتي هؤلاءِ يرَونَ أنَّهم أولَى بي وليسَ كذلِكَ إنَّ أوليائي منكمُ المتَّقونَ ، مَن كانوا وحَيثُ كانوا ، اللَّهمَّ إنِّي لا أُحِلُّ لهم فَسادَ ما أصلحتُ ، وأيمُ اللَّهِ لتُكفأنَّ أمَّتي عَن دينِها كما تُكفأنَّ الإناءُ في البَطحاءِ

‎‫قال رسول الله صلىالله عليه وسلم: ان اهل بيتي هؤﻻء يرون انهم اولى الناس بي وان اولى الناس بي المتقون من كانوا وحيث كانوا

“Sesungguhnya Ahlul baitku beranggapan bahwa mereka lebih utama “berhak” nya manusia atasku. Sesungguhnya lebih utamanya manusia atasku ialah orang orang yang bertakwa. Siapapun dan darimanapun mereka”. [HR. Ahmad, ibnu hibban, Thobroni, Al baihaqi]

Ringkas Kesimpulannya Nisbah antara Ahli Bait & Dzuriyyah itu adalah Umum Khusus Min Wajhin :

“Tiap-tiap Ahli Bait belum tentu Dzuriyyah & Tiap-tiap Dzuriyyah belum tentu Ahli Bait “

Masa saya di Mesir, ada beberapa Habib datang untuk berdiskusi dengan Saya soal Nasab & Soal Ahli Bait & Soal Kafa’ah Syarifah dalam Bab Munakahat , Akhirnya Pulang begitu saja .

Anak Nabi Nuh A.S , Allah Firman dalam Quran : Innahu Laisa Min Ahlik , Innahu Amalun Ghoiru Soleh إنه ليس من أهلك إنه عمل غير صالح .

Sebaliknya Salman Al Farisi , Bilal Bin Rabah & lain lain lagi Sohabat , Nabi ‎ﷺ Pernah bersabda “Bilal Min Ahli Baiti , Salman Min Ahli Baiti” .

BACA JUGA  Memasukkan Hikmah dan Iman, Mengapa Perlu Membelah Dada Nabi?

Berhentilah Membanggakan Nasab

Belajarlah Tentang ‘Adab Dan Akhlak

‎ومن افتخر على النّاس بنسبه وآبائه ذهبت بركتهم عنه

‎الكتاب إسعاد الرفيق

‎المؤلّف الشيخ محمد بن سالم بن سعيد بابصيل الشافعى

Dan Barang Siapa Yang Membanggakan Nasab (Silsilah) Dan (Kemuliaan) Leluhurnya Namun Memandang Rendah Kepada Orang Lainnya

Maka (Sesungguhnya) Dia Akan Kehilangan Barokah (Madad) Dari Para Leluhurnya

(Kitab Is’adur Rofiq Karya Syaikh Muhammad Bin Salim Bin Sa’id Babshil)

‎وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Dan Barangsiapa Yang Lamban (Dalam Memperbanyak) Amalnya Maka Nasabnya Tidak Bisa Mengejar (Ketertinggalannya)

(HR.Imam Muslim)

‎أربع من أمّتي من أمر الجاهليّة لايتركونها :

‎الفخر بالأحساب

‎والطّعن فى الأنساب

‎والإستسقاء بالنّجوم

‎والنّياحة

Ada 4 Kebiasaan Pada Umat Ku (Yang Berasal) Dari Kebiasaan Jahiliyyah (Namun) Mereka Tidak Meninggalkannya :

– Bangga Pada Keturunan (Ta’ashub)

– Mencela Kerabat

– Meminta Hujan Dengan (Perantara) Bintang

– Meratapi Kematian (Dengan Berlebihan)

(HR.Imam Muslim)

‎ليس شخص نبيل بل بسبب دينه

‎ثم لا تتخلى عن تقوى بسبب الاعتماد على نشار من أصل صاف

‎لأن الإسلام قد رفع درجة سيدنا سلمان الفارسي الذي هو شخص عادي

‎وتواضع أبو لهب

‎الذي ينشأ من سلالة النبيلة

Tidaklah Seseorang Itu Mulia Melainkan Karena Agamanya maka Janganlah Engkau Meninggalkan Ketakwaan Karena Mengandalkan Nasab Keturunan Semata

Sebab Islam Telah Meninggikan Derajat Sayyidina Salman Al Farisi RA Yang Merupakan Orang Biasa dan Merendahkan (Menghinakan) Abu Lahab yang (Jestru) Berasal Dari Keturunan (Orang) Mulia.

‎لا تنخدع بالتفاخر بالنصاب

‎كل من يقول أو يعتقد أن ترك الطاعة وارتكاب الفجور لن يؤذي الإنسان بسبب كلماته النبيلة أو بسبب مجد أسلافه يعني أنه كذب على الله وعلى المسلمين

Janganlah Engkau Tertipu Dengan Mengandalkan Nasab

Barangsiapa Yang Mengatakan (Berpendapat) Atau Menyangka Bahwa Meninggalkan Ketaatan (Ibadah) Dan Berbuat Maksiat Itu Tidak Akan Merugikan Seseorang Karena Nasabnya Yang Mulia atau Karena Kemuliaan Dari Para Leluhurnya (maka) Berarti Ia Telah Berdusta Kepada Allah Dan Kepada (Segenap) Kaum Muslimin.

(Imam Abdullah Bin Alwi Alhaddad dalam Kitab Al Fushul Al Ilmiyah)

KH.Abdullah Faqih, Pondok Pesantren Langitan

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru