32.9 C
Jakarta

Tafsir Surat Al-Qadr: Penjelasan Lengkap Mengenai Lailatul Qadr

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anTafsir Surat Al-Qadr: Penjelasan Lengkap Mengenai Lailatul Qadr
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Surat Al-Qadr adalah satu-satunya surat yang secara gamblang menjelaskan lailatul qadr. Berbicara dimana surat ini diturunkan, ada perbedaan pendapat diantara ‘Ulama ahli tafsir.

Kebanyakan Mufasirin (‘Ulama ahli tafsir), dalam kitab Tafsir Al-Qurthubi, berpendapat bahwa Al-Qadr ialah surat madaniyah. Bahkan Imam Al-Waqidy menyatakan bahwa ia merupakan awal surat yang pertama kali diturunkan di kota Nabi tersebut.

Sedangkan Imam Al-Mawirdi berpendapat bahwa Al-Qadr merupakan surat Makiyyah, yang berarti ia diturunkan di kota Mekkah.

Surat ini terdiri dari 5 ayat. Pada ayat pertama, Allah Swt menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadr. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Al-Sya’abi.

Imam Ibnu Abbas berkata, bahwa malaikat Jibril menurunkan keseluruhan isi Al-Qur’an dari lauhil mahfudz ke langit dunia, baitil ‘izzah. Kemudian mendiktekannya kepada Safarah. Safarah merupakan jamak/bentuk plural dari kalimat safir yang artinya adalah juru tulis dari golongan malaikat.

Setelah itu, malaikat Jibril mewahyukannya secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw. selama kurang lebih 23 tahun.

Pada ayat kedua, Allah menjelaskan makna lailatul qadr. Imam Mujahid menafsiri bahwa yang dimaksud fi lailatil qadr adalah lailatul hikam.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa lailatul hikam adalah malam dimana Allah menjelaskan takdir selama setahun kedepan, yang telah tercatat sejak jaman ‘azali, kepada Mudabbiratul amr (Malaikat yang mengatur urusan). Yakni, Malaikat Israfil, Izra’il, Mika’il, dan Jibril.

Mulai dari rezeki, ajal, jodoh, dan bahkan Allah menjelaskan nama-nama orang yang akan berangkat haji pada tahun itu. Menurut Al-Qurthubi, penjelasan takdir selama setahun kedepan inilah yang menjadi alasan mengapa malam yang lebih baik dari 1000 bulan itu dinamai lailatul qadr.

Sebenarnya, ada banyak sekali riwayat yang menjelaskan alasan penamaan lailatul qadr. Seperti yang dikatakan oleh Imam Al-Zuhri, karena kemuliaan dan keagungan yang dimiliki lailatul qadr. Diambil dari perkataan orang arab fulanun qodara, artinya seseorang yang mulia atau agung.

Atau seperti yang dikatakan Imam Abu Bakar Al-Waraq, malam itu dinamai lailatul qadr karena, orang yang semula tidak memiliki kemuliaan, jika menghidupkan malam lailatul qadr akan mendapatkan kemuliaan (qadr).

Pada ayat ketiga, Allah menjelaskan keutamaan malam lailatul qadr dengan menyatakan bahwa ia lebih baik dibandingkan dengan 1000 bulan.

BACA JUGA  Saat Ramadhan, Ini Waktu Utama untuk Membaca Al-Qur'an

Keutamaan yang ada pada malam lailatul qadr, ialah kebaikan yang tidak akan ditemukan di malam selainnya.

Karena itu, Imam Abu Al-‘Aliyah dan kebanyakan golongan Mufasirin menyatakan bahwa amal yang dilakukan pada malam lailatul qadr lebih utama dibandingkan dengan amal yang dilakukan pada selain malam lailatul qadr.

Kebaikan-kebaikan yang ada pada malam lailatul qadr, dijelaskan lebih lanjut oleh ayat 4 dan 5 surat Al-Qadr.

Pada ayat ke-4, Allah berfirman bahwa malaikat dan ruh malam itu turun ke bumi untuk mengamini semua do’a yang dipanjatkan oleh kaum muslim. Karena itu dalam kitab wadzaifu ramadlan, diantara banyak amal yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadr, do’a adalah yang terbaik. Dan do’a yang paling baik untuk dipanjatkan ialah permohonan ampun.

Kemudian, ruh yang dimaksud ayat ke-4 adalah malaikat Jibril. Namun, Imam Al-Qusyairy berpendapat bahwa ruh merupakan golongan malaikat yang menjaga malaikat lainnya. Dan malaikat selain ruh, tidak dapat melihatnya sebagaimana kita tidak dapat melihat para malaikat.

Sedangkan Imam Maqotil, menyatakan bahwa ruh adalah malaikat yang paling mulia dan paling dekat dengan Allah Swt. Di sisi lain, Imam Al-Qusyairy juga menceritakan bahwa ada riwayat yang menyatakan bahwa ruh bukanlah malaikat. Mereka adalah golongan makhluk Allah Swt. yang memiliki kaki dan tangan juga butuh makan.

Terakhir, ayat ke-5 sebagai penyempurna. Allah Swt. menjelaskan bahwa pada malam lailatul qadr hingga fajar terbit hanya ada keselamatan.

Diriwayatkan dari Imam Nafi’, bahwa pada malam tersebut hanya ada kebaikan dan tidak ada keburukan sama sekali.

Lebih lanjut, Imam Al-Dlahak berkata, Allah tidak menurunkan apapun pada malam lailatul qadr kecuali keselamatan. Sedangkan pada selain malam lailatul qadr, Allah menurunkan keselamatan juga musibah. Bahkan, Imam Mujahid berkata bahwa pada malam itu setan tidak mampu berbuat buruk dan mempengaruhi kaum mukmin.

Ada juga golongan tafsir yang menjelaskan bahwa maksud salam pada ayat ke-5 adalah ucapan malaikat kepada ahli masjid sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar.

Jelas sudah penjelasan lailatul qadr, semoga penjelasan ini bisa menjadi wasilah agar kita mau berusaha untuk mendapatkan keutamaan yang ada di dalamnya.

Muhammad Alfan, Santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru