29 C
Jakarta
Array

Sekolah dan Pembentukan Karakter Anak Cinta Damai

Artikel Trending

Sekolah dan Pembentukan Karakter Anak Cinta Damai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah diartikan sebagai bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi..

Sekolah memiliki peran dalam melakukan transfer of knowledge, transfer of value, dan transfer of skills. Dalam peranannya sebagai sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah seharusnya menanamkan nilai-nilai pengetahuan dan pemahaman kepada siswa. Selain itu, sekolah juga dituntut untuk mampu menanamkan karakter yang luhur kepada peserta didik. salah satunya adalah nilai cinta damai atau perdamaian. 

Kekerasan di tingkat anak-anak atau pelajar masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pemangku kepentingan di negeri ini. Penanaman nilai-nilai luhur ketimuran, seperti budaya damai mesti digencarkan. Pendidikan sekolah bisa menjadi wahana penanaman dan penerapan nilai-nilai luhur bangsa ini. Anak-anak perlu memahami dan membiasakan diri menerapkan nilai-nilai kedamaian dalam diri yakni nilai kejujuran, ketulusan, kemurahan hati, toleransi, menahan amarah, dan memaafkan.

Kepada mereka perlu memahami dan menyadari bahwa setiap individu merupakan anggota masyarakat, yang semestinya membangun harmoni sosial di masyarakat. Kemampuan mengatasi konflik dengan cara damai juga wajib ditanamkan kepada anak didik. Guru memiliki ruang kreativitas yang luas dalam menerepkan metode pengajaran penanaman budaya damai itu. Mereka menyampaikan nilai budaya damai dari banyak sumber, mulai dari kitab suci agama, hingga praktik-praktik yang berlaku dalam peradaban bangsa baik dalam hal kearifan lokal. Mereka juga bisa membuat buku cerita yang provokatif-positif, dan membuat buku cerita kiasan kehidupan binatang.

Dengan kata lain, pendidikan perdamaian menjadi kebutuhan mutlak. Tidak hanya dalam konteks wilayah yang sedang bergejolak karena perang atau kekerasan, tetapi juga sebagai upaya untuk mengembangkan kepribadian setiap individu atau warga negara demi kualitas kehidupan mereka sendiri. Jadi, pendidikan cinta perdamaian sangat penting untuk diberikan kepada anak.

Dalam insitusi pendidikan formal, dalam hal ini sekolah, pendidikan perdamaian memuat usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan suasana atau budaya damai di lingkungan sekolah. Tetapi yang tidak kalah penting adalah proses untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu lingkungan sekolah ataupun kegiatan pembelajaran yang memberi ruang kepada siswa untuk menerapkan nilai atau prinsip-prinsip perdamaian, seperti penghargaan, kasih sayang, toleransi dan kerjasama dengan orang lain. 

Bagi peserta pelatihan suasana atau budaya damai disekolah diterjemahkan
dalam istilah ‘sekolah ideal’.
Pendidikan perdamaian di sekolah yang menekankan pada proses mengharuskan adanya prinsip atau pendekatan yang menjadi landasan dari setiap kegiatan atau interaksi antar individu di lingkungan sekolah. Sebagaimana dalam kegiatan belajar mengajar pada umumnya, prinsip atau pendekatan ini menempatkan guru sebagai pemegang peran utama. Tentu karena kegiatan atau suasana yang dirancang dalam pendidikan perdamaian ini bertujuan untuk menciptakan suasana atau budaya damai, maka seorang guru dalam hal ini juga harus menjadi orang pertama yang menciptakan suasana dan budaya damai tersebut.

Seorang guru yang betul-betul peduli pada perkembangan karakter anak didik melalui pendidikan perdamaian harus terlebih dulu memiliki kesadaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian dalam dirinya. Hal ini karena pendidik tidak hanya mengajarkan suatu pengetahuan, tetapi juga bertanggungjawab terhadap perkembangan karakter dan kepribadian anak didik sehingga jika ia memulai dari dirinya sendiri maka ia akan menjadi panutan bagi anak didiknya.

Oleh karena itu dalam aktivitas menghidupkan nilai di sekolah atau living values, yang menjadi sasaran pertama adalah guru dan kepala sekolah. Merekalah yang nantinya akan menggali bersamanilai dalam living values bersama siswa. Dan aktivitas ini tidak menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri namun terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar bahkan dalam sikap keseharian guru di sekolah.

Pada akhirnya, seorang pendidik berjiwa damai adalah mereka yang menyadari bahwa menjadi guru bukan hanya pekerjaan yang digeluti demi mendapatkan imbalan materi dan profesi yang hanya melekat ketika berada di kelas atau lingkungan sekolah. Guru berjiwa damai menyadari bahwa status mereka sebagai pendidik lengkap dengan semua sifat positif dan nilai perdamaian yang melekat (embedded) dalam dirinya, dan dengan penuh kesadaran menerapkan sifat positif tersebut bagi masyarakat dan tempat dia tinggal.

Rumah Sebagai Sekolah Utama

Orangtua memiliki peran yang penting dalam perkembangan anak dan harus tetap memberikan perhatian kepada anak. Banyaknya tawuran, kekerasan pelajar saat ini, memberikan sinyal kepada orang tua bahwa orang tua juga berperan dalam penanaman nilai cinta damai pada anak sejak dini. Penanaman rasa cinta damai sejak dini agar anak memiliki kesadaran hidup berdamai dengan sesama.

Penanaman rasa cinta damai pada anak dapat dimulai dengan mengenalkan anak cara bersosialisasi yang baik dengan teman dan orang lain. Mengajarkan pada anak untuk tidak membeda-bedakan teman yang satu dengan yang lain, mengajarkan anak untuk tidak memiliki rasa dendam terhadap orang lain, mengajarkan anak untuk memiliki sportifitas dalam segala hal, mengajarkan anak untuk tidak iri dengan oran lain atau teman.

Dengan bahasa orangtua yang dapat dipahami anak mereka tentu akan membuat anak mengerti. Sering mengikutsertakan anak dalam permainan seperti outbond akan mengajarkan pada anak bahwa anak harus bersikap sportif, anak harus bekerjasama, saling membantu, dan hidup bersama dalam kedamaian. Dengan penanaman rasa cinta damai terus-menerus pada anak akan memberikan penyadaran pada anak sejak dini tentang pentingnya hidup berdamai dengan orang lain. Dan ketika dewasa nantinya anak akan menyadari bahwa tidak perlu adanya kekerasan untuk setiap penyelesaian masalah.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru