33 C
Jakarta
Array

Sebuah Usaha Mengurai Makna Surah Al-Mulk (Bagian-II)

Artikel Trending

Sebuah Usaha Mengurai Makna Surah Al-Mulk (Bagian-II)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Diantara Bukti Kekuasaan Tuhan

Tabârakalladzî biyadih al-mulku wahuwa ʻalâ kulli syain qadîr

Maha Berkah Allah Dzat yang memiliki kekuasaan serta Maha Mampu atas segala sesuatu

Dengan segala keagungan dan keberkahan yang dimiliki-Nya, Allah swt mempunyai kekuasaan penuh mengatur kerajaan-Nya pada alam raya. Bahkan Allah berkuasa dan mampu atas apapun di dunia maupun akhirat. Allah-lah sang Penguasa mutlak segala kerajaan. Satu waktu Dia memberi kemuliaan bagi hamba-Nya yang diberi segelintir kekuasaan. Di lain waktu Dia memberi kehinaan bagi mereka dijatuhkan dari kekuasaannya.   

Alladzî khalaqa al-mauta wa al-hayâta liyabluwakum ayyukum ahsanu ʻamalâ wahuwa al-ʻazîz al-ghafûr

Dzat yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian mana di antara kalian yang paling baik amalnya. Dia-lah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun

Allah swt menjadikan hidup dan mati sebagai ujian bagi para hamba-Nya. Mereka dibekali akal untuk menemukan makna kehidupan. Amal kebaikan dan segala aneka ketaatan menjadikan hidup lebih bermakna. Kehidupan adalah menyambungnya ruh dengan jasad. Sementara kematian adalah terputusnya ruh dari jasad. Dalam ayat ini Allah swt sengaja mendahulukan al-maut (kematian) daripada al-hayâh (kehidupan) terselip sebuah pelajaran karena penyebutan mati lebih memotivasi untuk beramal lebih baik.

Rasulullah saw pernah bersabda –diriwayatkan dari Abu Hatim dari Qatadah- Allah menghinakan manusia dengan kematian. Dia menjadikan dunia sebagai tempat kehidupan. Sementara akhirat Dia jadikan sebagai tempat balasan yang kekal. Allah swt Maha Perkasa untuk memaksa dalam mencabut nyawa hamba-Nya. Tidak ada yang bisa mengelak dan menghindarinya. Namun selian itu Allah swt juga Maha Pengampun bagi siapapun yang kurang maksimal dalam beramal saleh dengan catatan mereka mau bertaubat kepada-Nya.  

Alladzî khalaqa sabʻa samawât thibâqa mâ tarâ fî khalq al-rahmân min tafâwut farjiʻ al-bashar hal tarâ min futhûr

Dzat yang menciptakan langit menjadi tujuh tingkatan. Engkau tidak akan melihat ketidaksesuaian pada ciptaan Tuhan Maha Pengasih. Kembalikan pandanganmu ke langit. Apakah kamu melihatnya retak terbelah.

Tidak akan pernah ditemukan sebuah kejanggalan dan kekurangan dalam ciptaan Allah swt. Termasuk di antaranya adalah ketujuh langit yang bertingkat-tingkat. Sempurnya kekuasaan Allah swt menjadikan langit tidak ada celah keretakan atau terbelah. Semua Dia ciptakan secara sempurna dan detail.

  Tsumma irjiʻ al-bashar karratain yanqalib ilaika al-basharu khasian wahuwa hasîr

Lalu kembalikan pandanganmu sekali lagi dan berkali-kali, pandangamu lemah dan tumpul tidak akan mampu melihat celah dan kekurangan ciptaan langit.

Langit dilihat ulang secara teliti tidak akan mengurangi kesempurnaan penciptaannya. Penglihatan pun seakan tumpul tidak mampu menemukan kekurangannya. Sebab penglihatan manusia terbatas dan luasnya langit tak terbatas karena tidak ada yang mengetahui luasnya kecuali Allah swt.

Walaqad zayyannâ al-samâ’a al-dunyâ bi mashâbîh wa jaʻalnâhâ rujûman li al-syayâthîn wa aʻtadnâ lahum ʻadzâb al-saʻîr

Kami telah menghiasi langit dunia dengan lentera-lentera berupa bintang dan planet berkilauan sebagai lemparan terhadap setan-setan. Kami juga telah persiapkan siksa api yang membara  

Allah swt sengaja menciptakan langit dengan berbagai hiasan berkilauan bagi pelupuk mata. Di malam hari akan terlihat bintang-bintang berkilauan, cahaya bulan yang lembut, planet hingga komet yang terkadang muncul memanjakan mata. Pun sama halnya pada siang hari, langit terhiasi oleh awan dan warna-warni langit yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan waktu tertentu. Terkadang biru, kuning, kuning kemerah-merahan, hingga merah merekah. Itu agar manusia tidak bosan memandang keindahan dan kesempurnaan langit yang merupakan ciptaan Allah swt. Adapun bintang-bintang yang bertebaran di malam hari sengaja Allah swt perbanyak untuk melempari setan-setan yang mencuri pendengaran dari para malaikat Allah swt. Di samping itu bintang-bintang juga berfungsi sebagai peta navigasi yang menunjukkan arah mata angin baik di laut untuk para nelayan maupun di darat bagi musafir padang pasir. (Ali Fitriana)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru