32.7 C
Jakarta

Pesan Pancasila Serasi dengan Pesan Ajaran Islam

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPesan Pancasila Serasi dengan Pesan Ajaran Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Akhir-akhir ini muncul sebuah tuduhan bahwa Pancasila itu ideologi Thaghut. Thaghut itu adalah sesuatu yang disembah selain Allah. Tuduhan ini dibuktikan dengan turunnya dukungan terhadap Pancasila sejak tahun 2013 sampai 2018 turun sebanyak sembilan persen. Sedangkan, dukungan terhadap NKRI Bersyariah naik sampai sepuluh persen. Demikian beberapa pesan dan nilai pancasila yang harus dipahami lebih seksama.

Beberapa organisasi terlarang, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), memiliki pandangan serupa, bahwa Pancasila adalah falsafah kafir yang tidak sesuai dengan Islam. Mereka memiliki dua alasan atas penolakan terhadap Pancasila: Pertama, Pancasila menganut pluralisme agama. Karena, Pancasila menaungi semua agama yang ada di Indonesia. Kedua, Pancasila memuat ideologi non-Islam, seperti nasionalisme, demokrasi, dan lain-lain.

Tuduhan Pancasila itu falsafah kafir jelas tidak dapat dibenarkan. Organisasi terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menyebut Pancasila sebagai falsafah negara yang sesuai dengan cita-cita Islam, kendati Pancasila sendiri juga merangkul keyakinan di luar Islam. Semisal, pada Sila Pertama Pancasila mencerminkan nilai tauhid yang jelas-jelas nilai ini ditegakkan dalam ajaran Islam. Terus, sila-sila berikutnya termasuk persoalan kemanusiaan dan persatuan mencerminkan sesuatu, yang dalam istilah Islam, maqashid asy-syariah, tujuan-tujuan syariat Islam.

Pada Muktamar keempat puluh tujuh di Makasar Muhammadiyah menyebutkan, bahwa Pancasila itu dar al-aqdi wa asy-syahadah, negara konsensus yang lahir melalui hasil kesepakatan bersama oleh para pendiri bangsa, baik kelompok religius maupun kelompok sekuler. Karena itu, sebagai generasi bangsa kita hendaknya menjadi pewujud dari nilai-nilai Pancasila, bukan merusak ideologi ini. Pandangan Muhammadiyah dan juga NU termasuk pandangan yang paling benar sehingga kita cukup berkiblat kepada dua organisasi tersebut.

BACA JUGA  Tafsir Lingkungan di Tengah Kebijakan Penguasa

Muhammad Hatta mengatakan, bahwa untuk memahami Pancasila kita hendaknya membaca Pancasila sebagai piramida nilai di mana ketuhanan menempati puncak piramida, sedangkan sila-sila di bawahnya terang dari nilai-nilai ketuhanan itu. Sehingga, dengan terangnya nilai-nilai ketuhanan itu kita bisa memahami nilai-nilai ketuhanan dengan tepat.

Salah satu nilai-nilai Pancasila itu adalah hifdhu ad-din, menjaga agama. Dengan nilai ini semua agama dapat terlindungi segala hak-haknya. Apalagi di Indonesia terdapat beragam agama, di antaranya, Islam, Kristen Protestan, Kriten Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu, dengan nilai ini tidak mungkin lahir sebuah kebijakan negara yang bertentangan dengan ajaran-ajaran semua agama yang ada di Indonesia. Lebih dari itu, cerminan dari Pancasila berupa hifdhu an-nafs, menjaga jiwa, hifdh an-nasab, menjaga keturunan, hifdh al-aql, menjaga pikiran.

Sebagai penutup, tidak dapat dibenarkan tuduhan yang dilayangkan oleh sebagian kelompok bahwa Pancasila itu adalah falsafah kafir. Sebab, pesan-pesan yang terkandung dalam Pancasila serasi dengan pesan-pesan yang termaktub dalam agama Islam. Organisasi Islam terbesar di Indonesia NU dan Muhammadiyah membenarkan pesan-pesan Pancasila tersebut. Sungguh sangat zalim fitnah yang dilayangkan oleh sebagian kelompok terhadap Pancasila.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari gagasan yang disampaikan oleh Pancasiolog dan CEO Silapedia Syaiful Arif di akun YouTube Silapedia

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru