27.3 C
Jakarta

Sosok Najamuddin Ramli, Wasekjen MUI Pendukung Khilafah ala HTI

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSosok Najamuddin Ramli, Wasekjen MUI Pendukung Khilafah ala HTI
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setelah terjadi penggerebekan sekelompok banser terhadap sebuah yayasan yang dibangun oleh Ustadz Zainullah Muslim di Pasuruan, lautan komentar netizen di media sosial hampir keseluruhan menyalahkan banser. Padahal, banser itu melakukan semua itu tanpa didorong dorong oleh kepentingan yang bersifat politis, melainkan melakukannya dengan hati yang ikhlas untuk menjaga NKRI dari serangan khilafah yang dikampanyekan oleh ustadz tersebut. Selang beberapa waktu, muncul perseteruan antara Najamuddin Ramli dengan Saad Muafi dalam dialog terbuka di salah satu stasiun televesi swasta. Hingga kejadian di Pasuruan membuka tabir sosok Najamuddin Ramli yang sebenarnya, yang mungkin selama ini jarang diketahui banyak orang, bahkan mungkin oleh orang Muhammadiyah sendiri.

Termasuk yang tidak setuju dengan tindakan banser adalah Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najamuddin Ramli. Pada sebuah talkshow virtual di TvOne Najamuddin menyudutkan banser telah melakukan tindakan yang memalukan. Karena, banser membentak-bentak Ustadz Zainullah Muslim yang, bagi Najamuddin sendiri, termasuk tokoh agama yang dihormati. Najamuddin terkesan menyalahkan tindakan banser tanpa sedikit apresiasi.

Najamuddin lebih menghendaki banser tidak bertindak mendahului polisi. Najamuddin berpikir seharusnya yang mengatasi Ustadz Zainullah itu bukan banser tanpi polisi, karena polisi lebih berhak untuk melakukan itu, karena itu memang tugas polisi. Terlepas dari tindakan banser yang serba nekat, tidak benar menyalahkan banser yang bermaksud menjaga NKRI dari kampanye dakwah khilafah. Apalagi, penyudutan Najamuddin terhadap banser itu disadari atau tidak terkesan membela tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang bersekiras menyebarkan khilafah guna menghancurkan sistem republik demokratis di Indonesia.

Kesan pembelaan Najamuddin terhadap HTI, sementara ia sendiri menjabat sebagai Wasekjen MUI mencuri perhatian banyak orang. Siapakah sebenarnya Najamuddin itu? Benarkah dia masuk di tengah-tengah MUI untuk membela NKRI dari serangan para penjajah ideologi? Ataukah dia sebenarnya menjadi bagian dari HTI yang jelas-jelas sebagian oknumnya menghina Habib Luthfi bin Yahya dan mencoret foto Presiden Jokowi, bahkan gencar menyebarkan ideologi khilafah yang bertentangan dengan ideologi Bangsa Indonesia?

Pertanyaan demi pertanyaan menghantui banyak orang yang benar-benar membela keutuhan NKRI. Berdasarkan jejak digital Najamuddin itu ternyata sembunyi-sembunyi menyebarkan paham khilafah di Negara Indonesia ini. Pancasila dalam benak Najamuddin persis yang dipahami oleh orang-orang HTI, yaitu thaghut yang wajib dimusuhi dan dimusnahkan. Mindset yang dibangun mereka jelas berseberangan dengan ideologi bangsa Indonesia yang dulu disepakati oleh para pahlawan yang mengorbankan jiwa raganya, termasuk di antaranya Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXIX): Eks Napiter Hendro Berhasil Hijah dari Terorisme

Pembelaan Najamuddin Ramli terhadap HTI juga disampaikan dalam bentuk support atas terselenggaranya Parade Tauhid Indonesia yang diselenggarakan di Senayan Bundaran HI pada hari Ahad, tanggal 16 Agustus 2015. Najamuddin meminta seluruh umat Islam mengajak orang lain untuk menghadiri acara tersebut. Parade Tauhid Indonesia, bagi Najamuddin, merupakan wujud dari keputusan kongres umat Islam Indonesia keenam di Jogjakarta dengan tujuan untuk membangun persatuan dan menggapai kecemerlangan. Najamuddin membawa kegiatan Parade Tauhid Indonesia menjadi bagian momentum yang disepakati oleh pemerintah Indonesia, padahal di dalamnya berkumpul orang-orang HTI.

Lebih dari itu, kemarahan banser sesungguhnya pilihan terakhir setelah orang-orang HTI, termasuk Ustadz Zainullah, yang nekat menyebarkan paham khilafah dimulai dari yayasan yang didirikannya. Saking gencarnya penyebaran khilafah ini, murid-murid Ustadz Zainullah tidak tahu presiden Indonesia. Bahkan, seorang dari murid itu berani menghina Habib Luthfi bin Yahya yang notabeni beliau termasuk tokoh dan ulama yang sangat disegani, baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Banser pantas marah dan melakukan tabayun kepada Ustadz Zainullah dengan cara mendatangi langsung kediamannya di Pasuruan.

Melihat tindakan banser tersebut, tidak pantas Najamuddin Ramli sebagai bagian dari kepengurusan MUI menyudutkan banser dan membela orang-orang HTI yang jelas-jelas menyebarkan paham khilafah di Indonesia. Banser yang dinilai memalukan oleh Najamuddin pada hakikatnya tidak keliru. Padahal, yang memalukan adalah Najamuddin sendiri yang otaknya sudah dicuci habis oleh orang HTI dan tidak sadar memperlihatkan pembelaannya terhadap HTI di depan publik. Karena itu, pemerintah sebaiknya mencabut status Najamuddin sebagai Wasekjen MUI. Seharusnya orang MUI menolak khilafah, bukan membela HTI yang salah.

Sebagai penutup, bila penjajahan Belanda dan Jepang sudah dituntaskan habis pada beberapa tahun yang lalu, maka sekarang penjajah datang kembali di tengah-tengah Indonesia. Penjajah yang dimaksud adalah Najamuddin Ramli yang memorak-poranda Indonesia dengan paham khilafah yang diusung oleh orang-orang HTI. Najamuddin Ramli tidak peduli dengan kesepakatan dan perjuangan para penduhulu yang bersusah payah membangun Indonesia dengan mengorbankan segalanya, termasuk jiwa dan raga. Sungguh sikap Najamuddin ini memalukan Indonesia![] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru