30.8 C
Jakarta

Menulis, Pesan Silaturahmi Bagi Pembaca

Artikel Trending

KhazanahLiterasiMenulis, Pesan Silaturahmi Bagi Pembaca
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menulis adalah aktivitas penuangan ide dan gagasan yang mengajak pembacanya untuk berpikir kritis kepada sebuah bahasan yang disodorkan. Tapi tanpa sadar, sang penulis pun mengembara melalui tulisannya menyapa pembaca dengan semangat kebaikan yang tertanam di dalamnya, di mana pun mereka berada. Silaturahmi antara penulis dengan pembaca suatu hal penting, tak terlihat. Namun, syarat dengan makna yang tak terhingga.

Penulis butuh menyampaikan pesan-pesannya kepada pembaca melalui tulisan. Benar sekali, menulis  sebuah tulisan dalam buku atau artikel pada media daring atau media cetak, pada dasarnya adalah alur komunikasi yang setiap penulis ingin menjalin silaturahmi dengan pembacanya. Penulis bertemu dengan pembacanya tidak dalam bentuk fisik, namun alur komunikasi dua arah ini terbentuk melalui sebuah karya.

Jarang kita sadari, jika sebuah tulisan yang dihadirkan sesungguhnya adalah ikhtiar silaturahmi penulis dengan pembacanya melalui khazanah intelektual masing-masing. Jika hal itu berjalan secara baik, maka keduanya bisa membentuk komunikasi yang berjalan secara efektif dan menguntungkan kedua belah pihak. Pada satu sisi, penulis sendiri bisa menyampaikan pesannya kepada banyak pembaca dan para pembaca akan mendapatkan pencerahan dari tulisan yang dibacanya.

Menulis Memburu Pembaca

Selain menulis untuk berbagi pengalaman, kisah seru atau pencerahan melalui ilmu yang dimiliki penulisnya, maka aktivitas ini memperpendek jarak penulis untuk bersilaturahmi dengan pembacanya. Benar silaturahmi yang terjadi pasif. Tetapi hal tersebut dapat tercipta secara baik ketika keduanya memiliki ikatan yang kuat, bukankah pembagian ilmu yang dicantumkan pada tulisan adalah bentuk aktif penulis bercengkerama dengan pembacanya? Jika pembaca menerima manfaat dari tulisan yang dibacanya, maka sama saja hubungan yang ada telah membentuk sinergisitas yang baik. Jadi tentu saja, tulisan yang ditulis bukan saja menunjukkan kemampuan intelektual penulisnya dalam bertutur kata melalui tulisan, namun lebih dari itu penulis pun punya kerinduan menmui pembacanya walaupun sebatas melalui tulisan.

Tidak mengherankan jika munculnya buku-buku best seller atau tulisan yang banyak dibaca orang melalui situs-situs yang ada adalah bentuk dari kemampuan penulis bersilaturahmi kepada pembacanya secara baik. Tulisan yang baik akan mengikat pembacanya untuk tidak melewati apa yang tengah dibacanya dan ingin membacanya sampai tuntas.

Tulisan yang baik pada akhirnya akan memberikan manfaat dan juga menambah ilmu bagi yang membacanya. Jika pembaca bertahan dengan apa yang ditulis oleh penulisnya berarti di sana ada kerinduan yang menggebu antara penulis dan juga pembaca. Ini artinya terjalin hubungan yang baik karena penulis mampu mengemas pesan itu secara baik sehingga pembaca ingin selalu dekat dengan penulisnya melalui tulisan yang disodorkan.

“Setiap manusia memiliki ratusan orang yang terpisah yang hidup di bawah kulitnya. Bakat penulis adalah kemampuannya untuk memberikan nama-nama mereka yang terpisah, identitas, kepribadian dan mereka berhubungan dengan karakter lain yang tinggal dengan dia”– Mel Brooks—

Tentu saja menulis bukan saja terfokus pada sajian berbau kajian intelektual semata, namun begitu, menulis pun tak lepas pula dari upaya menyentuh rasa bagi pembacanya. Keterikatan yang kuat antara penulis dan pembaca dapat diartikan sebuah hubungan yang kuat dan saling mengikat. Kemampuan penulis berkomunikasi melalui tulisan adalah ikhtiar penulis berbagi sesuatu dengan pembacanya. Hal itu dapat diartikan pula dengan bagian yang tak terpisahkan dari silaturahmi yang terjalin.

BACA JUGA  Hilang Motivasi Membaca? Ini Cara Mengatasi “Reading Slump”

Ajang Perjumpaan Penulis dengan Pembaca

Benar saja, pertemuan itu tak terlihat secara kasat mata adanya, tetapi pertemuan itu terjadi dalam lingkaran kata-kata yang terukir dalam tulisan yang ada dan dibaca secara runut oleh pembacanya. Justru melalui tulisan, penulis tidak saja bersilaturahmi dengan satu orang pembaca tapi ribuan pembaca dalam waktu yang bersamaan. Tak heran ketika tulisan banyak dibaca orang menandakan bahwa penulisnya mampu berkomunikasi secara baik dalam jalinan silaturahmi yang diciptakan melalui karya-karyanya dalam bentuk novel, buku atau pun artikel yang tersebar di berbagai media.

Karenanya penulis yang baik maka akan dirindukan pertemuannya saat menghasilkan karya-karya yang dinantikan pembacanya. Kemampuan yang ada menunjukkan bahwa sang penulis selain menghasilkan karya bermutu juga memiliki kelebihan menjaga ritme kepenulisannya untuk bisa terus berkomunikasi dengan pembacanya. Dengan begitu penulis seperti ini mampu mengalirkan rezeki yang tiada henti. Tere Liye, Habiburrahman El Shirazy, Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, atau Dee ternyata mereka tak melulu mengagungkan royalti tetapi ia terus ingin menjaga silaturahmi dengan pembacanya sehingga berusaha menghasilkan karya-karya terbaiknya. Tak mengherankan jika pembaca militan akan menunggu dan berani merogoh kocek untuk bisa mendapatkan buku itu lebih dulu dibandingkan yang lain. Artinya, penulis yang baik membuat rindu pembacanya ingin bertemu dengan penulisnya walaupun hanya melalui karya-karya yang dihasilkannya.

Jadi menulis bukan saja memijit dengan jari jemari keyboard laptop yang ada dan menuangkan pikiran penulis  dalam sebuah ide. Lebih dari itu, menulis adalah proses pengembaraan penulis untuk bisa menemui para pembacanya melalui tulisan yang dihasilkannya. Karenanya media seperti majalah, buku, surat kabar dan media daring justeru sangat membantu menyebarkan tulisan tersebut ke semua orang.

Oleh sebab itu, di sini penulis akan memanfaatkannya sedemikian rupa guna dibaca oleh pembacanya. Dengan tulisan yang baik maka pembaca akan membaca dan mengapresiasinya. Jika karya tulisnya baik dan diterima oleh publik berarti penulis mampu menembus rasa pembacanya. Dengan banyaknya karya yang ditulis dan dimuat dalam berbagai media maka silaturahmi penulis dengan pembacanya akan tercipta setiap saat. Silaturahmi yang baik pada akhirnya akan memberi manfaat kepada kedua belah pihak.

Begitulah menulis. Sekali lagi, tak selamanya hasil karya dalam bentuk tulisan sekedar buah karya dari penulisnya semata. Namun begitu, tulisan yang ada membantu pula penulisnya bersilaturahmi dengan para pembacanya saat yang bersangkutan membaca karya yang dihasilkan. Karenanya, bagi penulis yang memahaminya maka akan terus berkarya karena ia sadar ia akan bisa bersilaturahmi dengan banyak orang dengan karya yang dihasilkannya.

Deffy Ruspiyandy
Deffy Ruspiyandyhttps://www.www.harakatuna.com/
Penulis artikel di berbagai media massa cetak dan online, Penulis ide cerita di beberapa TV Swasta, bermukim di Bandung.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru