31.4 C
Jakarta

Benarkah Menulis Nama di Amplop Saat Hadiri Pernikahan Adalah Doa? 

Artikel Trending

Asas-asas IslamIbadahBenarkah Menulis Nama di Amplop Saat Hadiri Pernikahan Adalah Doa? 
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menulis nama di amplop pertanda kita hadiri pernikahan dan memberikan doa restu (kalau itu walimah), doa selamat (kalau itu aqiqah), doa selamat pergi dan pulang (kalau itu calon jamaah haji), doa belasungkawa (kalau itu melayat) kendatipun kita tidak hadir secara fisik.

Menulis nama merepresentasikan (mewakili) diri kita dan keluarga. Kalau kita beserta keluarga ada lima orang, maka nama yang kita tuliskan di amplop mewakili lima orang.

Inti mengisi amplop dan menulis nama bahwa kita turut menyampaikan suka cita. (Kalau itu acara bersuka) dan ikut menyampaikan belasungkawa (kalau itu acara duka). Dan itu bagian dari doa ysng tak terlafalkan. Doa tidak mesti semua dilafalkan.

Penjual membuka tokonya adalah doa yang tak terlafalkan. (Dia tidak perlu melirihkan doa ” Ya Allah semoga hari ini banyak pembeli”). Abang Becak menggayuh becaknya mencari penumpang adalah doa yang tak mesti dilirihkan.

Menulis nama di amplop sebagai bukti bahwa kita turut membantu yang dalam Islam disebut ta’aawun.

BACA JUGA  Iman Masih Lemah, Perhatikan Anjuran Rasulullah Berikut Ini!

Menulis nama di amplop sebagai manifestasi dari perintah Al-Qur’an “Ta’aawanuu ‘alal birri wattaqwaa” (tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa).

Mendoakan Pengantin Saat Hadiri Pernikahan

Hadiri pernikahan dan mendoakan mempelai merupakan tradisi yang baik dan merawat tradisi yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat Islam merupakan kaidah agama Islam yaitu almuhafadzatu alal qadimissalih wal akhdzu bil Jadid aslah.

المحافظۃ علي القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح

(Menjaga dan merawat tradisi yang sudah baik dan mengambil tradisi yang baru yang lebih baik).

Kaidah agama Islam yang mengatakan

ترك الامر المعروف من ترك الامر المشروع

Meninggalkan sesuatu yang baik yang tidak bertentangan syariat, tak ubahnya meninggalkan nilai ajaran agama.

Sampai saat ini belum pernah ada orang yang menganggap hutang kecuali orang yang tidak ikhlas lagi kikir serta tuna tradisi yang baik.

Inilah tradisi yang perlu dilestarikan sebagai perwujudan sipakatau (saling menghormati)  siamasei (saling menyayangi) dan sipakalebbi (saling memuliakan).

Husain Alfulmasi, dosen IAIN Polewali Mandar

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru