34 C
Jakarta

Anjuran Nabi Untuk Menghibur Orang Yang Tertimpa Musibah

Artikel Trending

Asas-asas IslamHadistAnjuran Nabi Untuk Menghibur Orang Yang Tertimpa Musibah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Virus Corona yang mewabah diberbagai belahan dunia ini bisa dikatakan sebagai musibah yang cukup berat bagi umat manusia. Betapa beratnya musibah ini, hampir semua elemen masyarakat dari mulai pemerintah sampai rakyat susah dan panik dalam menghadapinya. Ditengah kepanikan dan kesusahan masyarakat, alangkah indahnya apabila kita sebagi orang Islam untuk melakukan anjuran Nabi untuk menghibur orang yang tertimpa musibah.

Kepanikan masyarakat yang disebabkan oleh wabah corona ini harus dihentikan. Karena pakar kedokteran Modern, Ibnu sina menyatakan bahwa kepanikan adalah separuh dari penyakit itu sendiri.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghibur masyarakat yang tertimpa wabah corona dan masyarakat yang panik akibat corona adalah dengan cara tidak menyebarkan berita hoak. Karena justru berita hoak ini menambah kepanikan dan kesedihan masyarakat yang telah tertimpa musibah corona.

Menghibur Orang Yang Tertimpa Musibah Dengan Anjuran Kesabaran

Selain tidak menyebarkan hoak, langkah yang bisa ditepuh untuk menghibur masyarakat adalah dengan memberitahu pahala yang akan didapat ketika sabar dalam menghadapi musibah.

Nabi Muhammad bersabda

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {إذَا حَدَثَ عَلَى عَبْدٍ مُصِيْبَةٌ فِيْ بَدَنِهِ أَوْ مَالِهِ أوْ وَلَدِهِ فَاسْتَقْبَلَ ذٰلِكَ بِصَبْرٍ جَمِيْلٍ اسْتَحْيَا اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْصِبَ لَهُ مِيْزَانًا أوْ يَنْشُرَ لَهُ دِيْوَانًا}.

BACA JUGA  Kepemimpinan dalam Islam, Landasan Etika dan Tanggung Jawab Menurut Pandangan Hadis

Artinya: “Jika musibah menimpa pada seorang hamba di badannya atau anaknya, lalu ia menghadapinya dengan kesabaran yang baik. Maka Allah di hari Kiamat Allah malu menaikkan timbangan untuknya atau memberikan padanya buku catatan”

Dalam hadis yang lain juga dikatakan.

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Artinya: “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian (yang akan menimpa seseorang). Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya”.

Kemudian upaya yang bisa dilakukan untuk menghibur orang yang tertimpa musibah adalah dengan peduli dan bersimpati kepadanya. Sebagaimana misal tidak menolak dan mengucilkan orang yang positif corona, tidak menolak pemakaman orang yang positif corona.

Sebagai orang Islam, wajib hukumnya untuk bahu membahu untuk saling menolong dan menghibur sesama muslim yang tertimpa musibah.

 

*untuk donasi dalam kegiatan kontra radikalisme dan penguatan pilar keagamaan bisa klik gambar

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru