25.7 C
Jakarta
Array

Mengenang Keberanian Penyelamat dalam Serangan 11 September

Artikel Trending

Mengenang Keberanian Penyelamat dalam Serangan 11 September
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

 Harakatuna.com. Washington — Tepat hari ini, 11 September, 17 tahun yang lalu, aktor Hollywood Steve Buscemi (60 tahun) membantu korban serangan teroris di gedung kembar World Trade Center (WTC) dengan menjadi salah satu petugas pemadam kebakaran Kota New York. Steve bekerja 12 jam bersama petugas lainnya selama beberapa hari mencari korban selamat pada reruntuhan gedung WTC.

Pada usia 18 tahun, Steve mengikuti pelatihan Dinas Sipil Kota New York (FDNY) dan pada 1980-an dia bekerja sebagai pemadam kebakaran di pusat kota Manhattan.

Melihat kejadian 9/11 waktu itu, Steve meninggalkan keartisannya sejenak dan mengalihkan simpati kepada insiden WTC. Saat itu, Steve mengatakan, usahanya selama penyelamatan berlangsung, merupakan rasa hormat sebab ia bisa terhubung dengan pemadam kebakaran yang dulunya kerap bersamanya dan yang paling utama adalah menolong korban selamat.

“Beberapa orang dulu bekerja bersama saya. Itu sangat membantu saya ketika saya tengah bekerja, saya tidak terlalu memikirkannya, dan merasa ini adalah sesuatu yang baik,” ujar Steve.

Pada 2013, halaman Facebook Brotherhood of Fire mengingatkan masyarakat soal tindakan berani tanpa pamrih oleh seorang aktor yang terkenal kerap memerankan karakter antagonis, jahat, dan sebagai ketua gangster yang kejam itu.

“Apakah kalian mengenali pria ini? Apa kalian tahu namanya? Banyak orang tahu dia adalah seorang aktor, ya dia adalah Steve Buscemi. Yang sangat disadari oleh beberapa orang, dia pernah menjadi salah satu orang paling berani di New York.”

Pada 1976, Steve Buscemi mengambil tes PNS FDNY ketika dia baru berusia 18 tahun. Pada 1980, Steve Buscemi menjadi Pemadam Kebakaran Kota New York. Selama empat tahun, Buscemi melayani salah satu FDNY yang paling sibuk, Engine Co. 55 di Little Italy, Manhattan. Dia kemudian meninggalkan pekerjaannya sebagai pemadam kebakaran untuk menjadi aktor, penulis, dan sutradara yang sukses. Hal itu menjadi cerita pada laman Facebook Brotherhood of Fire yang menampilkan foto Steve.

Saat insiden 9/11/2001, Steve kembali ke FDNY Engine 55. Beberapa hari sejak hari memilukan bagi Amerika Serikat itu, Steve bersama pertugas lain menggali dan memilah puing-puing reruntuhan dari WTC mencari korban selamat.

“Namun, sangat sedikit foto saat itu dan tidak ada wawancara media sebab dia menolak. Dia tidak ada di sana untuk publisitas,” kata pernyataan itu.

Steve yang juga menjadi penasihat untuk kesejahteraan pertugas pemadam kebakaran, mengatakan petugas kebakaran sangat membantu orang lain. Menurutnya mereka luar biasa hebat membantu satu sama lain.

“Namun mereka sendiri tidak tahu bahwa mereka juga membutuhkan bantuan. Reaksi pertama mereka kerap ‘oh, orang berikutnya apa lebih buruk?’,” kata Steve.

Selama serangan 11 September, sebanyak 343 petugas pemadam kebakaran mengorbankan hidup mereka melindungi dan menyelamatkan orang lain. Hingga kini, Steve masih bekerja di Dewan Penasihat untuk Friends of Firefighters, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk petugas pemadam kebakaran New York dan keluarga mereka.

Serangan 11 September 2001 merupakan serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam.

Dalam waktu bersamaan, pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat itu jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan tersebut.

Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden, yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan tersebut.

Amerika Serikat merespons serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut dengan gamblang.

Sumber : Antara

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru