33 C
Jakarta
Array

Menanamkan Nilai Piagam Madinah dan Pancasila di Generasi Melineal

Artikel Trending

Menanamkan Nilai Piagam Madinah dan Pancasila di Generasi Melineal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Saat ini, generasi melineal bisa disebut juga generasi digital. Anak-anak muda melineal dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan dari yang namanya gadjet. Mulai bangun tidur hingga mau tidur anak melineal akan mencari hpnya. Hal ini merupakan fenomena sosial yang terjadi di era digital, tidak bisa disalahkan tindakan seperti itu karena era saat ini memang begitu.

Akan tetapi, yang perlu diwaspadai dalam fenomena tersebut adalah ketika digital justru membuat anak melineal semakin bersikap invidualis. Mereka enggan untuk berinteraksi dengan teman-teman lainnya atau dengan tetangganya. Sikap apatis seperti ini suatu saat nanti akan membahayakan negara. Sebab, generasi melineal saat ini menjadi cerminan bagaimana pemimpin masa datang.

Penting untuk diingat bahwa 20-30 tahun ke depan Indonesia akan mendapat berkah bonus demografi. Hal ini mengacu pada usia produktivitas jauh lebih banyak ketimbang sebelumnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan generasi melineal yang melek dunia juga tahu tentang filosofi kebangsaannya. 

Jangan sampai sikap apatis seperti ini akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk direkrut dan menjadi anggota sekelompok orang yang menentang negara. Bisa saja hal itu akan melahirkan tindakan ujaran kebencian dan penyebar hoax. Bagi kehidupan sosial, hal itu akan mengarah pada permusuhan atas nama identitas.

Oleh karena itu, saat ini diperlukan penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Piagam Madinah dan Pancasila kepada generasi melineal. Penanaman ini bisa melalui jalur pendidikan, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Para guru setidaknya memahami satu nilai yang terkandung dalam Piagam Madinah dan Pancasila untuk diaktualisasikan oleh para muridnya.

Misalkan nilai tentang menghargai dan menerima perbedaan yang ada. Seorang guru harus memberitahu bahwa dalam agama (khususnya Islam) perbedaan merupakan sunnatullah yang harus diterima tanpa pandang bulu. Dengan menerima perbedaan ini, kerja sama sosial antar sesama manusia akan terwujud dan hal ini akan menghindari konflik identitas. 

Pengajaran tentang nilai seperti ini penting untuk dilakukan sebab saat ini identitas menjadi senjata dalam politik. Tidak jarang orang akan terdiskriminasi karena identitasnya yang minor. Meskipun negara netral terhadap identitas apapun, akan tetapi nyatanya banyak politikus yang menggunakan isu SARA untuk berpolitik. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka sikap mayoritas dan minoritas akan mengakar pada generasi melineal. 

Pendidikan menjadi modal besar untuk mendidik generasi melineal terhindarkan dari sikap yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan Piagam Madinah. Oleh karenanya, guru sebagai pengajar didik harus netral dan mampu menghindarkan anak didiknya dari politik identitas. Guru harus mengajarkan nilai-nilai perdamaian, menghindari konflik, menjaga ketentraman sosial, kepada anak didiknya. 

Di samping peran guru, pendidikan melalui orang tua juga dibutuhkan. Lingkungan rumah harus dibentuk secara demokratis dan inklusif untuk menghindarkan anaknya dari sikap arogan dan apatis. Orang tua harus memberi tahukan kepada anaknya untuk menjaga perdamaian, menjaga ketentraman sosial, dan menghindari terjadinya konflik sosial. Kalau hal itu dilaksanakan, maka anak melineal akan bertindak bijak terhadap digital yang saat ini menjadi kegemarannya. 

Meskipun orang tua tidak tahu apa saja nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Piagam Madinah, setidaknya orang tua harus tahu mana tindakan yang provokativ dan tidak. Dengan menghindarkan anaknya terlibat konflik dan menjadikan anaknya agen perubahan sosial ke arah lebih baik, secara tidak langsung hal itu merupakan salah satu ajaran yang terkandung dalam Pancasila dan Piagam Madinah.

Maka dari itu, untuk menanamkan nilai-nilai tentang Pancasila dan Piagam Madinah tidak hanya dibutuhkan oleh satu pihak saja melainkan melibatkan pihak lain. Hal ini untuk mengingatkan kepada generasi melineal jika suatu saat nanti mereka yang akan memimpin bangsa ini. Apabila generasi melineal bersikap apatis dan mudah terprovokasi yang justru menyulut api permusuhan hal itu tidak mencerminkan nilai-nilai dalam Piagam Madinah dan Pancasila. Sebaliknya, apabila generasi melineal dididik dengan nilai-nilai Pancasila dan Piagama Madinah, hal itu akan mengarah pada sikap toleran, inklusif, menjaga perdamaian, dan menghindari konflik antar sesama.

M. Mujibuddin SM
M. Mujibuddin SM
Alumnus Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru