28.9 C
Jakarta
Array

Masjid Kementerian dan BUMN Terpapar Radikalisme

Artikel Trending

Masjid Kementerian dan BUMN Terpapar Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Perhimpunan Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat (P3M) menyatakan bahwa sembilan belas (19) masjid BUMN terindikasi terpapar paham radikalisme. Sementara dari 20 masjid Kementerian yang dijadikan sampel penelitian hanya terdapat empat (4) masjid yang dikategorikan terindikasi radikal masih rendah. Demikian kesimpulan yang disampaikan Agus Muhammad dalam FGD dengan tema “Penguatan Moderasi Islam di Masjid Pemerintah”, Kamis (27/09/18)di Hotel A One Jakarta.

Bahkan menurut Kiai Masdar Farid Mas’udi, yang menjadi salah satu pembicara mengatakan bahwa gerakan radikalisme ini hanya terjadi pada agama Islam. “Radikalisme di berbagai line terus bertambah tak terhentikan. Pemicunya adalah gagasan-gagasan negara Islam. Sepertinya hanya Islam yang beribut-ribut dengan urusan khilafah. Agama-agama yang lain tidak ada yang mengajak untuk mendirikan negara Hindu, negara agama Buda dan seterusnya,”  kata Farid Mas’udi.

Menariknya, dalam FGD yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, ormas Islam dan takmir masjid ini dirumuskan kerangka bersama dalam membentengi masjid dari ancamam paham radikalisme dan terorisme. Rekomendasi tersebut antara lain sebagai berikut;

  1. Proses menghegomoni pemikiran itu tidak cukup hanya memakan waktu sehari-dua hari saja. Sebagaimana mereka (para kaum radikalis) dalam menghegomoni masyarakat, melakukan evaluasi terhadap para jamaahnya. P3M dalam waktu dekat akan melakukan intervensi terhadap 3 masjid.
  2. Perlunya monitoring ketat terhadap masjid-masjid, mengorganisir khotib yang mempunyai pemahaman agama yang moderat, serta melakukan kerjasama dengan departemen agama dalam pembinaan para khotib.
  3. Masjid yang terindikasi radikal, perlu adanya pergantian pengurus masjidnya, agar komisi dakwah menyiapkan khotib yang bersertifikat paham Islam Wathaniyah, Basyariyah, Islam Nusantara, dll, penyaringan materi-materi khutbah secara ketat dan berjenjang.
  4. Selama ini banayak orang yang tidak paham akan bahaya bid’ah. Sebenarnya, yang berbahaya adalah masjid yang dijadikan kampanye dan konsolidasi politik. Masjid-masjid kementerian perlu dibersihan dari ceramah-ceramah yang mangandung unsur-unsur politis dan radikalisme.
  5. Berdaasarkan tujuh konten radikal yang menonjol sebsgaimana penelitian yang dilakukan oleh P3M, maka hasil survey tersebut, seakan-akan justru kita menjadi intoleran sebagaimana maksud dan tujuan keberagamaan kita. Maka, hal penting yang perlu dilakukan adalah menjauhkan takmir masjid dan imam-imam masjid dari intervensi-intervensi paham intoleran.
  6. Perlu penyeleksian konten khutbah. Selama ini takmir masjid banyak yang tidak paham bertul tentang agama. Sehingga dari itu perlu membuat Forum Takmir Masjid.
  7. Menanggapi usulan Forum Masjid Nasioal sudah terbentuk tapi masih tak terorganisir dengan baik. Maka melihat fenomena saat ini, saat ini waktunya kita turun lapangan. Yang paham agama sudah waktunya turun ke masyarakat.
  8. Membuat buku panduan takmir masjid tentang Islam Moderat. Membuat buku panduan materi Islam Moderat untuk khatib. Harapan kepada P3M agar mampu menjembatani paham-paham radikal dan intoleran yang begitu masif.
  9. Kelompok radikalis lebih memanfaatkan kelompoknya sendiri. Maka dari itu, kita haruskan memaksimalkan relasi untuk meamasukkan da’i-da’i dari kita sendiri. Kita perlu memasokkan da’i kita ke berbagai line.
  10. Penting untuk menguatkan kembali militansi antara para pengelola masjid dan khatib-khatib masjid agar bersama-sama menjaga masjid dari penyebaran paham radikal dan teroris.

(Fay, Kontributor Harakatuna.com)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru